TEKNOLOGI PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH ( Holothuria scabra)

Hartati, Retno (2001) TEKNOLOGI PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH ( Holothuria scabra). Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
347Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1485Kb

Abstract

Teripang putih (Nolothuria .ccabra) merupakan salah sam sumberdaya hayati laut yang penting dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi tetapi populasinya di alam semakin menurun. Sebenarnya kemampuan teripang untuk bereproduksi tinggi dan mortalitas individu dewasa sangat kecil (Tuwo dan Nessa, 1992) sehingga rendahnya populasi teripang putih diduga disamping disebabkan oleh tingginya eksploitasi, juga diduga karena mortalitas larva dan juvenil (Costelloe, 1988). Oleh karena itu penelitian mengenai pemeliharaan larva hingga menjadi teripang muda sangatlah penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perangsangan terbaik bagi pemijahan teripang putih, menentukan jenis pakan alami yang baik bagi larva pada tahap auricularia sampai doliolaria, mendapatkan jenis substrat yang baik bagi larva tahap doliolaria sampai pentactula dan mendeterminasi jenis pakan yang baik bagi larva tahap pentactula sampai juvenil muda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui teknik pemeliharaan larva teripang yang baik sehingga dapat dihasitkan benih yang berkualitas baik yang digunakan untuk penyediaan benih bagi keperluan budidaya teripang putih. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Rancangaa percobaan yang diterapkan adalah rancangan acak lengkap atau rancangan acak lengkap dengan pola faktorial dengan berbagai perlakuan sesuai dengan tahapan perlakuan. Penelitian ini terdiri dari 4 penelitian yang lerpisah (teknik perangsangan pemijahan, pemeliharaan larva I, II, III) tetapi berkelanjutan. Hashl yang terbaik dari tiap tahap percobaan akan digunakan sebagai dasar pada tahap percobaan selanjutuya. Penelitian teknik perangsangan pemijahan bertujuan untuk mengetahui perangsangan yang memberikan basil terbaik bagi pemijahan teripang punk Terdapat 4 perlakuan yaitu manipulasi lingkungan dengan kejut suhu, pengeringan (modifikasi metode NotoSarno dan Putro, 1991 dan Hartati dkk., 1997), perangsangan dengan H202 dan KCI (modiftkasi metode Madan dan Pringgenies, 1996a; 1997), masing¬masing dengan 10 ulangan. Materi penelitian berupa 4 ekor induk teripang putih matang gonad dengan berat minimal 250 gram, kondisi sehat dan tidak cacat. Penelitian Pemeliharaan larva I bertujuan untuk menentukan jenis pakan alcuni yang balk bagi larva auricularia sampai doliolaria. Jumlah perlakuan 2 dengan 3 taraf yaitu jenis alga (Phaeodactylum sp., Dunaliella sp., Isochrysis sp.) dan jumlah/ densitas/ konsentrasi pakan (10.000, 20.000 dan 30.000 sel/ml) dengan 3 ulangan. Larva auricularia awal digunakan dengan kepadatan 0.5 larva/ml, Media air taut bersalinitas 33- 34 '40, pada wadah kaca gelap (volume 5 It) yang diletakkan pada waterbath system. Data yang diperoleh berupa jumlah larva doliolaria dan jumlah semua larva yang hidup di akhir penelitian. Kualitas air dan kandungan nutrisi alga (protein, lemak dan karbohidrat) dianalisa sebagai data penunjang. Pemeliharaan larva II bertujuan untuk mendapatkan jenis substrat yang balk bagi larva doliolaria akhir sampai tahap pentactula. Perlakuannya adalah substrat asbes, kasa plastik, dan kaca (10 x 10 cm2) dengan 3 ulangan. Larva doliolaria akhir ditebar dengan kepadatan 1 individu/cm2 substrat. Media air laut bersalinitas 33-34 '70,:„ pada akuarium kaca gelap (volume 10 It) yang berada pada waterbath system. Pemeliharaan larva dilakukan selama 20 had sampai sebagian besar larva telah bennetamorfosis pentactula. Data yang diambil berupa persen larva yang menempel pada substrat dan kelangsungan hidup larva. Pemeliharaan larva III bertuhian untuk ntendelerminasi jenis pakan yang baik bagi larva pentactula sampai juvenil. Perlakuan dalam penelitian ini adalah jenis pakan berupa nunput laut Sargassum sp., Euchema sp. dan Gracilaria sp. dengan 3 ulangan. Larva pentactula ditebar 2000 larva per wadah. Media air laut bersalinitas 33 -34 '4,0, pada wadah kaca gelap bervolume 10 liter, substrat frame basil penelitian pemeliharaan larva II. Seluruh wadah penelitian berada dalam waterbath system. Pemeliharaan larva dilakukan selama 35 hari sampai 80 % larva bermetamorfosis menjadi juveniliteripang muda. Data penelitian berupa pertumbuhan mutlak dan kelangsungan hidup larva pada akhir penelitian Pada penelitian teknik perangsangan pemijahan, secara umum induk teripang memberikan respon positif yaitu dengan memijah setelah dilakukan perangsangan. Hasil penelitian menujukkan bahwa perangsangan pemijahan dengan kejut suhu memberikan pengaruh yang terbaik (80% jantan, 50% betina memijah) dikuti dengan perangsangan dengan pengeringan atau desikasi (60% jantan, 40% betina memijah). Sedangkan perangsangan dengan perendaman pada KCI dan 14202 memberikan hasil yang rendah masing masing berturuMumt 40% jantan, 30% betina memijah dan 40% jantan, 20% betina memijah. Hasil fertilisasi dan kelangsungan hidup larva pada akhir penelitian dari setiap pemijahan hasil perangsangan bervariasi. Derajat fertilisasi telur dan kelangsungan hidup larva auricularia awal tidak dipengaruhi oleh proses pemijahan induknya. Larva teripang putih pada tahap auricularia awal telah membutuhkan pakan karena laming telur yang digunakan sebagai cadangan makanan akan segera terserap habis dimanfaatkan untuk kehidupannya. Untuk ihi pakan alami berupa alga hams segera diberikan pada saat larva mulai auriculaira awal. Analisa ragam terhadap rata-rata persen metamorfosis dan kelangsungan hidup menunjukkan bahwa baik jenis alga, densitas dan interaksi keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah perkembangan larva menjadi doliolaria akhir serta jumlah keseluruhan larva yang hidup pada hari ke sepuluh. Baik pada persen metamorfosis maupun kelangsungan hidup larva, nampak Isochrysis sp. memberikan hash terbaik, sedangkan Phaeodactylum sp. dan Dunaliela sp. hasilnya bervariasi. Hal ini diduga disebabkan oleh variasi kandungan nutrisi clan masing-masing jenis alga terutama kandungan 20 : 5 (w3) dan 22 : 6 (co3)nya. Pada tahap pentactula, larva mulai bersifat benthik dan memerlukan substrat untuk menempel. Untuk itu substrat sangat penting untuk diletakkan pada media pemeliharaan larva teripang. Jenis substrat yang digunakan pada penelitian ini adalah asbes, kaca dan kasa plastik. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa substrat sangat berpengaruh terhadap penempelan dan kelangsungan hidup larva teripang. Jumlah larva yang menempel pada masing-masing substrat dan kelangsungan hdiupnya bervariasi berdasarkan substratnya tetapi ashes menunjukkan basil yang terbaik, diikuti dengan kasa plastik dan kaca Pada tahap pentactula selain bersifat benthik, larva teripang mulai dapat memanfaatkan pakan yang lain. Pada penelitian ini yang digunakan sebagai pakan uji adalah Sargassum sp., Eucheuma .sp. dan Gracilaria sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sargassum sp. memberikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan terbaik diikuti dengan Eucheurna sp. dan Gracilaria sp. White sea cucumber (Holahan(' scahra) is an important living marine resources and economically potential but their natural population decrease. Their reproduction capability is high and mortality is low, therefore the decreasing population might due to high exploitation and high mortality of their larvae and juvenile. Hence the studies on larvae rearing are need to be done The objectives of the resaerch are to identify the best induce spawning technique of the broodstock, to determine the best natural food organism for up doliolaria larvae, to get the best substrate for pentactula larvae and to determine the best feed for pentactula larvae to up juvenile. The result of present works aimed to understand the technique of larvae rearing M order to produce seed for sea cucumber culture. Experimental method with completely randomised desibm applied in this research. There are 4 part continues reseach (induce spawning, larvae rearing I, II and Ill) and the best result of previous research are applied in next research. The study of induce spawning was aimed to identify the best way to induce spawning of sea cucumber. There are 4 treatment ie. thermal shock, desiccation (based on modification menthod of Notowinarno and Putro, 1991 and Hartati dkk., 1997), inducing with H202 and KCI (modification methods of Hartati dan Pringgenies, 1996a; 1997), each with lOreplications. 4 mature broodstock with minimal weight of 250 grams with good condition and health were used. Rearing larvae I experiment is aimed to determine the best food organisms for auricularia — doliolaria larvae. Algae used are Phaeadactylum sp., Dunaliela sp., Isochrysis sp. as much as 10.000, 20.000 and 30.000 cell/ml with triplicate. Larvae of auricularia is stocked 0.5 larvae/ml. The salinity of sea water is 33 - 3411/,„,, in black glass jar (volume 5 It) placed in waterbath system. Data taken is the number of doliolaria larvae and larvae survive in the experiment. Water quality and proximate analysis of algae taken for supporting data Rearing larvae H experiment is aimed to determine the best substrate for doliolaria — pentactula larvae. The treatments are asbestos, plastic stainer and glass plate (10 x 10 cm ) with triplicate. Doliolaria larvae are stocked for I ind./cm2 of substrate. The salinity of sea water is 33 - 34 O/,„,,, in dark glass aquaria (vol. 10 It) placed in waterbath system Larvae are reared for 20 days until they metamorphose to pentactula. Data of percentage of larvae attach in the substrate and their survival rate are taken Rearing larvae III studies was aimed to determine the best feed for pentactula larvae and juvenile. The treatments are Sargassum sp., Luchema sp. and Gracilaria .sp. with tripilicate. 1000 pentactula larvae are stocked in 10 It black glass aquaria (vol. 10 It) placed in waterbath system. Salinity of media is 33 - 34 1%0. Larvae are reared for 35 days up to 80 % larvae metamorphosed to juvenile. Data taken are absolute growth rate and survival rate. Induce spawning research showed that the broodstock generally responsive to inducer and the method of induce spawning are very significantly affect the broostock spawning. The best inducer is thermal shock resulted of 80% male, 50% female spawned, followed by desiccation (60% male, 40% female spawned). While chemically induce spawning ie. KCI dan H202 gave low result : 40% male , 30% female spawned and 40% male , 20% female spawned respectively. Fertilization and survival rate are varied with the technique of induce spawning. But generally the technique affect on Fertilization and survival rate Middle auricularia larvae have already required feeding since the egg yolk has been taken up therefore algae has to be given for early auricularia larvae. Analysis of variant revealed that the species of algae, their densities and their interaction very significantly affected the metamorphosis process and their survival rate. The best metamorphosis and survival are given by larvae led on Lsoehrysis sp. followed by Phaeodadylutto sp. and Duna(Lela sp. This might due to their nutrition quality, ie. their 20 : 5 (co3) dan 22 : 6 (00) concentration. On pentactula stage, larvae start to be benthic and require substrate to attach. Therefore the substrate need to be put in the rearing media. Asbestos, glassplate and plastic stainer was applied as substrate in the experiment. Analysis of variant showed that substrate significantly affect the attachment and survival of larvae. The number of larvae attach in each substrate are varied with time but the best substrate for attachment and survival arte of larvae is asbestos, followed by plastic stainer and glass plate. Pentactula stage are benthic and start to be suspension feeder and need other feed than algae. In present work the suspension of Sargassum sp., Euchetna sp., and Gractlarta sp. are used. The best growth and survival rate of juvenile achieved by ..S'argassum sp., and followed by Eucheuma sp. dan Gractiaria sp.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
ID Code:23300
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:19 Oct 2010 10:57
Last Modified:19 Oct 2010 10:57

Repository Staff Only: item control page