STUDI KANDUNGAN Pb PADA TIRAM (Crassostrea sp.) DAN UDANG KRASAK (Metapenaeus sp.) DI PANTAI SEMARANG LEAD (Pb) ACCUMULATION ON OYSTER (CNISSOS/TeR sp) AND WHITE PRAWN (ifeDIN/IRCUS sp) AT SEMARANG COASTAL WATERS *).

Taufiq , Nur and Hartati, Retno (2001) STUDI KANDUNGAN Pb PADA TIRAM (Crassostrea sp.) DAN UDANG KRASAK (Metapenaeus sp.) DI PANTAI SEMARANG LEAD (Pb) ACCUMULATION ON OYSTER (CNISSOS/TeR sp) AND WHITE PRAWN (ifeDIN/IRCUS sp) AT SEMARANG COASTAL WATERS *). Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
197Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

589Kb

Abstract

Oyster (Crassostrea sp) known as bentic organism which commonly used as bio¬indicators on heavy metals pollution. While the white prawn (Afelapenaeu., sp) of crustacean which commonly live in the short distance territory (solitair organism) also can be used as heavy metals bio-indicators. Both organisms fortunately found as popular daily food for the common society. Semarang as industrial area will be a potential city in contributing lead (Pb) emission. Study on lead accumulation of those two organisms will be an important activity, hence the health standard of oyster and white prawn which found from Semarang coastal area can be judged and published. Survey method was used in this study. Water, oyster and white prawn samples was taken for five month consecutively. Class size (big and small) were administered in conducting the sampling of two species at Air Port coastal waters (A), Tanjung Mas Harbor (B) and Tambak Lorok estuary (C) of Semarang. Descriptive method was used for analyzing the data and logarithmic regression for finding the correlation between lead accumulation on organisms with time series was administered statistically. The results shows that the Semarang coastal waters indicated as low pollution level (can't detect to 10 ppb). Similar value of lead accumulation indicated on each class (big and small) for both species at three station. The highest lead accumulation was found at Tanjung Mas Harbor (0.651 ppm) and the lowest from coastal water sumunded Ahmad Yani Air Port (0.482 ppm). Whilst, lead accumulation on white prawn was found similarity between Station A and B (the value was lower that found on oyster). Nevertheless, overall results of lead accumulation both on prawn and oyster still belongS to the health standard of aquatic organism (under 2.5 pg g-1 wet weight). Tiram (Crassostrea sp) diketahui sebagai organisme bentik yang biasanya diguna kan sebagai indikator biologis terhadap adanya polusi logam berat. Sementara udang krasak (Metapenaeus sp) merupakan jenis crustacean yang biasanya hidup didaerah pantai dengan wilayah yang pendek untuk pergerakannya. Dengan ciri ini, maka udang krasalc dapat juga digunakan sebagai bioindikator untuk keberadaan polusi logam berat. Kedua organisme tersebut secara kebetulan sangat populer sebagai bahan makanan yang setiap hari banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kota Semarang seba¬gai kola Industri sangat potensial untuk menyumbang emisi Pb pada perairan diseki tarnya. Dengan studi akumulasi Pb pada tiram dan udang maka dapat diketahui kandu ngan Pb 'pada kedua species tersebut. Untuk selan-jutnya penetapan standart keseha¬tan tiram dan udang yang ditangkap di wilayah pantai Semarang dapat dilakukan. Metode survey digunakan dalam penelitian ini, lima kali sampling dengan rentang waktu satu bulan dilakukan untuk mendapatkan sample air, tiram kelas besar/kecil dan udang kelas besar/kecil pada tiga stasiun perairan Air Port (A), Pelabuhan Tanjune Mas (B) dan Muara Sungai Tambak Lorok (C) Semarang. Analisis data dilakukan seen deskriptif dan secara statistik untuk melihat korelasi akumulasi Pb pada biota sample dengan waktu sampling. Hasil yang diperoleh menunjukkan kondisi perairan pantai Semarang masih tergolong terpolusi Pb pada tingkat yang rendah (ft -- 10 ppb). Aktunulasi Pb pada masing masing kelas sample (besar dan kecil) untuk kedua species (tiram dan udang) pada tiga stasiun sampling menunjukkan hasil yang relatif sama. Akumulasi Pb tertinggi pada Tiram ditemukan di perairan Pelabuhan Tanjung Mas (0.651 ppm) dan terendah dari perairan Bandana Ahmad Yani (0.482 ppm). Sementara akumulasi Pb pada udang hampir sama antara kedua Stasiun A dan B dengan nilai dibawah tiram. Dan keseluruhan analisa Pb pada kedua species ini masih tergolong memenuhi standart kesehatan organisme perairan yakni dibawah 2.5 pg g 1 berat basah.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
ID Code:23286
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:19 Oct 2010 09:50
Last Modified:19 Oct 2010 09:50

Repository Staff Only: item control page