KAJIAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKOSISTEM LENTIK DANAU RAWA PENING MENGGUNAKAN DIATOM SEBAGAI BIOINDIKATOR

Soeprobowati, Tn Retnaningsih and Rahmanto, W. H. and Hidayat, Jafron Wasiq (2005) KAJIAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKOSISTEM LENTIK DANAU RAWA PENING MENGGUNAKAN DIATOM SEBAGAI BIOINDIKATOR. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
433Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1752Kb

Abstract

Rawapening merupakan danau alami yang dikelilingi oleh empat kecamatan dan melingkupi 17 desa. Problem utama yang terjadi adalah tidak terkontrolnya tumbuhan air, khususnya eceng gondok (Eichomia crassipes) sehingga mempercepat proses pendangkalannya. Bagi masyarakat sekitar, danau ini mempunyai banyak manfaat antara lain irigasi pertanian, perikanan, pusat listrik tenaga air dan pariwisata. Untuk menjaga kelestariannya,. sesuai dengan kesepakatan World Water Forum ke-3 di Tokyo Maret 2003, maka perlu dilakukan penelitian limnologi, khususnya untuk mengkaji perubahan lingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan diatom sebagai bioindikator. Berdasarkan kualitas airnya Danau Rawapening terrnasuk kategori eutrofik cenderung ke hipereutrofik. Kandungan logam berat d, Cr, Cu dan Pb sangat tinggi, melebihi ambang batas maksimal yang ditetapkan ANZECC. Penelitian untuk menetapkan baku mutu kualitas sedimen harus segera dilaksanakan agar Indonesia segera mempunyai Standar Baku Mutu Sedimen. Berdasarkan diatom epipeliknya, maka Danau Rawapening dan daerah tangkapannya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu daerah ekosistem sungai dengan daerah pertanian di sekitarnya, daerah ekosisitem campuran, dan daerah ekosistem danau. Spesies diatom yang berperan dalam pengelompokan tersebut antara lain Synedra ulna, Cymballa tumida, Nitzschie palea, Gomphonema lanceolatum, Fragillaria virescens, Melosira vadans, Pinnulada gibba. Eunotia serpentiana dan P. viridis Rawapening is a natural lake surrounded by four districts that consist of 27 villages. The main problem of this lake is uncontrol of aquatic plant growth, particularly water hyacinth (Eichomia crassipes) that induce lake shallowness. For people who live around Rawapening, this lake had been used for agricultural irrigation, fisheries, electricity power and tourism. To conserve this lake, as 3th World Water Forum in Tokyo, March 2003, there is a need of limnological research on environmental changes. This could be done using diatom as bioindicator. Based on Total Nitrogen and Total Phosphorous of water body, Rawapening is eutrophic that tend to hipereutrophic lake. Weather based on sediment quality the concentration of heavy metals cadmium, cromium, copper and lead are very high. However, the government of Indonesia has not yet set up sediment quality criteria. This following research would be proposed on this matter. Based on epipelic diatom, Rawapening Lake and its catchment area might be divided into 3 groups: agricultural lotic ecosystem, inlet ecosystem and lothic ecosystem. Species that responsible to that grouping and may promote as bioindicator are Synedra ulna, Cymballa tumida, Nitzschia palea, Gomphonema lanceolatum, Fragillaria virescens, Melosira varians, Pinnulatia gibba, Eunotia serpentiana and P. viridis.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:Q Science > Q Science (General)
ID Code:23258
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:18 Oct 2010 11:57
Last Modified:18 Oct 2010 11:57

Repository Staff Only: item control page