PEMANFAATAN MIKROARTROPODA TANAH SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS EKOSISTEM : STUDI KASUS KAWASAN WANA WISATA PENGGARON DAN KAWASAN JATUHAN KOTORAN BURUNG KUNTUL SRONDOL, SEMARANG

Rahadian, Rully and Hadi, H. Mochamad and Tarwotjo, Udi (2005) PEMANFAATAN MIKROARTROPODA TANAH SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS EKOSISTEM : STUDI KASUS KAWASAN WANA WISATA PENGGARON DAN KAWASAN JATUHAN KOTORAN BURUNG KUNTUL SRONDOL, SEMARANG. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
226Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1548Kb

Abstract

Mikroartropoda tanah dibutuhkan dalam proses dekomposisi material organik, membantu pengaliran materi dan energi serta berperan dalam siklus unsur hara. Kemelimpahan dan keanekaragaman mikroartropoda tanah dipengaruhi oleh kondisi fisik, kimia dan biologi tanah. Sebaliknya kondisi fisik kimia tanah dapat juga dipengaruhi oleh keberadaan dan aktivitas mikroartropoda tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman dan kemelimpahan mikroartropoda tanah pada empat habitat yang berbeda di kawasan Srondol dan kawasan Wana Wisata Penggaron, Semarang dan mengkaji hubungan antara kemelimpahan mikroartropoda tanah dengan faktor lingkungan abiotik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta data mengenai komunitas mikroartropoda tanah sehingga dapat digunakan dalam monitoring dan usaha konservasi kedua lokasi tersebut. Penyortiran sampel menggunakan metode Barlese Tullgren dan metode pengapungan. Untuk mengkaji struktur komunitas, dilakukan perhitungan indeks kemelimpahan relatif dan indeks derajat perubahan keanekaragaman ekosistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat - enam kelompok takson mikroartropoda tanah. Kenekaragaman dan kemelimpahan mikroartropoda tanah tertinggi sampai terendah pada kawasan Srondol secara berturut-turut adalah pada habitat jatuhan kotoran burung, habitat 25 m dari jatuhan, habitat 50 m dari jatuhan dan habitat tanpa jatuhan kotoran burung. Sedangkan pada kawasan hutan Wisata Penggaron berturut-turut adalah lahan pertanian, hutan campuran, dan areal perkemaan Dari hasil korelasi regresi tinier berganda menunjukkan korelasi paling besar yaitu antara kemelimpahan mikroartropoda dengan kandungan bahan organik tanah, kelembaban tanah dan derajat kemasaman tanah jika dibandingkan dengan faktor abiotik yang lain.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:Q Science > Q Science (General)
ID Code:23237
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:18 Oct 2010 10:38
Last Modified:18 Oct 2010 10:38

Repository Staff Only: item control page