Rancang Bangun Peralatan Spektroskopi Inframerah untuk Penentuan Kualitas Susu Sapi Mengunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Suseno, Jatmiko Endro (2005) Rancang Bangun Peralatan Spektroskopi Inframerah untuk Penentuan Kualitas Susu Sapi Mengunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
207Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

2243Kb

Abstract

Dalam penelitian ini telah dibuat peralatan spektroskopi inframerah untuk penentuan kualitas susu. Dengan spektroskopi inframerah dihasilkan spektrum yang mengandung informasi tentang kandungan kimiawi dari susu. Kandungan tersebut adalah protein, lemak, laktosa, enzim, mineral, vitamin, dan air. Analisis tentang grafik spektrum inframerah yang diperoleh mengenai kandungan susu tersebut dibandingkan dengan spektrum hasil pengujian dengan peralatan spektroskopi inframerah standar. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peralatan ini mampu mengukur prosentase kandungan susu yang merupakan parameter dari kualitas susu secara praktis, akurat, murah dan cepat. Peralatan spektroskopi inframerah terdiri dari susunan optik, yaitu lensa cembung, cermin cekung, kisi Winks), slit. Sumber cahaya inframerah yang polikromatik setelah melewati spektroskopi tersebut terdispersi menjadi beberapa cahaya monokromatik yang masing-masing memiliki panjang gelombang sendiri-sendiri. Cahaya-cahaya monkramatik dengan panjang gelombang yang divariasi tersebut dilewatkan suatu sampel susu yang akan diuji. Cahaya yang ditransmisikan ditangkap oleh detektor IR. Intensitas cahaya transmisi tersebut berbanding tcrbalik dengan intenstas cahaya yang diserap oleh sampel. Grafik spektrum inframerah diperoleh dud grafik hubungan antara prosentase intensitas cahaya yang diserap dan panjang gelombangnya. Data-data spektrum yang diperoleh tersebut dibaca dan diolah pada komputer untuk proses identifikasi (penentuan) kadar atau kualitas susu menggunakan jaringan syaraf tiruan. Program JST tersebut menggunakan bahasa pemrograman delphi 6 yang terdiri dari 2 proses atau algoritma yaitu proses belajar (learning) dan proses uji (recall). Sebelum kita melakukan pengujian pada suatu tnasukan maka kita harus melakukan proses belajar terlebih dahulu. Pada proses belajar, semakin banyak kita melakukan pembelajaran pada pola input maka akan diperoleh kesalahan (error) sekecil mungkin sehingga semakin tepat atau mendekati dengan hasil yang sebenarnya. Setelah melalui proses pengujian, maka arsitektur yang peneliti anggap paling optimal yaitu dengan pola 5-6-2, serta komponen learning rate 1,0 dan momentum 1,0.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:Q Science > Q Science (General)
ID Code:22867
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:11 Oct 2010 09:27
Last Modified:11 Oct 2010 09:27

Repository Staff Only: item control page