WARSONO, HARDI and YUNINGSIH, MGR. NUNIEK SRI and EDDY, BAMBANG TRISETYO (2000) STUDI CURAH WAKTU PADA KELOMPOK POTENSIAL PENGEMBANG WISATA DI DATARAN TINGGI DIENG BANJARNEGARA. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF - Published Version 209Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 1622Kb |
Abstract
Pemberlakuan model perencanaan yang seragam dan pembatasan wilayah perencanaan sebatas wilayah administrasi seperti diberlakukan pada model perencanaan rasional komprehensif seringkali kurang dapat mengakomodasikan kepentingan-kepentingan lokal kawasan yang memiliki tbngsi tertentu, apalagi dengan mengabaikan seting kehidupan masyarakat kawasan tersebut. Seting kawasan masyarakat dengan memperhatikan kecenderungan pembagian peran gender sangat penting untuk perencanaan kawasan yang didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat. Informasi tentang pembagian peran jender yang terlihat dari alokasi waktu pada kegiatan-kegiatan pokok dan seting keterkaitan kegiatan antar lokasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penyusunan kebijakan manajemen kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng. Kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng memiliki beberapa kekhususan, yakni berada di bawah dua kewenangan, yakni Pemerintah Kabupaten Banjamegara dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Fungsi utama kawasan adalah sebagai kawasan : wisata, budidaya dan konservasi. Dengan mengkaji sistem seting (system of settings) khususnya curah waktu jender, akan didapatkan pemahaman yang lebih jelas akan komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam penguatan kawasan Dataran Tinggi Dieng sebagai kawasan wisata. Kajian dilakukan dengan penelitian naturalistik melalui metode PRA (Participatory Rural. Appraisal) khususnya dengan teknik : behavioral mapping dan time budget serta diperlkuat dengan metode survai. Dan aspek keterkaitan wilayah ditemukan bahwa deliniasi kawasan berdasarkan penyebaran obyek dan batas wilayah administratif saja kurang memberikan "penguatan kawasan sebagai kawasan wisata". Bagian penting kawasan yang sebenarnya dapat dimasukkan dalam perencanaan dan manajemen kawasan wisata semestinya meliputi kawasan Kota Batur sebagai kota pelayanan wisata. Kota Batur juga dapat memberikan penguatan wisata dengan penanganan agrobisnis berorientasi pasar wisata alam Dieng. Dan aspek seting kegiatan penduduk yang terfokus pada studi curah waktu diperoleh temuan bahwa terdapat beberapa kelompok potensial pengembang wisata yang berasal dari : kelompok usaha jasa penginapan, yang mempunyai kekuatan ekonomi lebih tinggi dan kelompok matjinal kawasan yang dapat diberdayakan dengan kelibatan dalam pengembangan kegiatan-kegiatan pariwisata. Kelompok ini secara ekonomis termasuk kelompok yang tersisih dari kemakmuran kegiatan pertanian kentang. Beberapa kegiatan penunjang kepariwisataan dapat dimasukkan dalam agenda kegiatan kelompok perempuan. Berdasarkan pemahaman kesatuan sistem seting kawasan wisata, ditemukan bahwa pembatasan wilayah perencanaan hanya sebatas wilayah administrasi Pemerintah kabupaten masing-masing tidak dapat memberikan penguatan yang optimal pada manajemen kawasan. Demikian pula wilayah kerjasama yang terlalu luas dengan prosentase luas yang sangat tidak berimbang hanya akan mensisakan beberapa bagian kawasan yang tidak tergarap. Oleh karenanya diperlulcan pembatasan wilayah kerjasama yang berimbang atau pilihan terakhir pada pengelolaan wilayah sebatas wilayah administratif masing-masing.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | Document UNDIP |
ID Code: | 22825 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 08 Oct 2010 09:03 |
Last Modified: | 08 Oct 2010 09:03 |
Repository Staff Only: item control page