PENGARUH PROSES PENGERINGAN TERHADAP KEKUATAN SERAT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN SERAT ALTERNATIF DALAM INDUSTRI TEKSTIL INTERIOR

Abstract

Ketersediaan bahan baku enceng gondok terutama di wilayah kabupaten Semarang mendorong banyak pihak untuk segera memanfaatkan tanaman eceng gondok untuk diolah menjadi berbagai produk jadi maupun setengah jadi agar berdaya guna dan mempunyai nilai tambah dalam bidang industri tekstil interior dan kerajinan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh frekuensi putaran mesin decorticator terhadap sifat fisik serat eceng gondok, mengertahui pengaruh suhu pengeringan terhadap kadar air dalam bahan kering, sehingga dalam aplikasi pembuatan serat eceng gondok dapat mengahsilkan serat dengan kualitas yang lebih baik, mengetahui pengaruh suhu pengeringan terhadap laju pengeringan serat eceng gondok sehingga didapatkan kondisi optimum dalam proses pengeringan, mengetahui suhu pengeringan yang sesuai agar didapatkan serat eceng gondok yang paling kuat. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa pada frekuensi putaran 60 Hz didapatkan hasil serat yang lebih baik dan tidak mengandung korteks. Pada proses pengeringan serat pada variable suhu pengeringan 60, 70, 80, 90, 100 oC didapatkan hasil serat eceng gondok dengan kadar air berturut-turut 6.30, 7.45, 7.80, 7.85, 8.10 % dan konstanta laju pengeringan serat yaitu 0.00278, 0.00396, 0.00395, 0.0044, 0.0059 gr/jam.cm2. kemudian ketika dilakukan pengujian kekuatan tarik serat eceng gondok pada variabel suhu pengeringan 100 oC mempunyai kekuatan tarik paling kuat yaitu 0.4 N.