KEBUDAYAAN & KONFLIK DOMESTIK DALAM PEMUATAN BERITA DI HARIAN SUARA MERDEKA

Abstract

Penelitian ini bertujuan memahami konflik domestik yang muncul dialami wartawan ketika menjalankan kegiatan jurnalisme di Harian Suara Merdeka mulai dari mencari berita (news gathering) hingga menulis berita (news writing). Dengan pendekatan kualitatif telah dilakukan penggalian kepada empat wartawan yang masing-masing mewakili bidang politik (pemerintahan kota dan pemerintahan di tingkat propinsi), bidang ekonomi, bidang kriminal/hukum, bidang olah raga, bidang pendidikan, dan bidang seni budaya. Penelitian ini menemukan, Harian Suara Merdeka memiliki wartawan dengan tingkat kemajemukan luar biasa apabila dilihat dari pilihan orientasi penulisan berita. Paling tidak ada tiga faksi yang ditemukan atas dasar pilihan orientasi penulisan berita, yakni faksi wartawan idealis, semi idealis, dan tidak idealis. Masing-masing faksi terbentuk dari bekerjanya investasi dominan yang menjadi pedoman dalam kegiatan jurnalisme, yakni investasi kebudayaan (cultural capital), investasi ekonomi (economic capital), investasi sosial (social capital), dan investasi ekonomi (economic capital). Konflik banyak dialami di kalangan wartawan yang berasal dari faksi idealis dan atau semi idealis yang menggunakan investasi kebudayaan sebagai tumpuhan kegiatan jurnalisme. Artinya, mereka yang menjalankan kegiatan jurnalisme semata-mata ditujukan untuk memenuhi hak untuk tahu (rigth to know) dan hak untuk berpendapat (rigth to expresion) warga masyarakat potensial mendapatkan konflik dari dalam maupun luar media.