I. HUBUNGAN PERUBAHAN KANDUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN RESPONS ORGAN PENYUSUN SALURAN REPRODUKSI PADA Petaurus breviceps papuanus dais R. ratan diarclit SEL AMA SATU SIKLUS ESTRUS II. PENGARUH MANGOSTIN TERHADAP KORNIFIKASI VAGINA MENCIT (id usmusculus) SWISS WEBSTER

Sitasiwi, Agung Janika (2001) I. HUBUNGAN PERUBAHAN KANDUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN RESPONS ORGAN PENYUSUN SALURAN REPRODUKSI PADA Petaurus breviceps papuanus dais R. ratan diarclit SEL AMA SATU SIKLUS ESTRUS II. PENGARUH MANGOSTIN TERHADAP KORNIFIKASI VAGINA MENCIT (id usmusculus) SWISS WEBSTER. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
266Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

609Kb

Abstract

Experiment to determine the correlation between reproductive hormones content and reproductive organ resporse on P. b. aquaria and R. raffia diardti during one oestrus cycle has been performed Obeservotion have been done on twenty five adult female P. b. papuanus and twelve it mars diardif from July 200 till February.200 I. The oestrus cycle phases determined by making vaginal smears. Hormones (PBII, LH and P) content were determined by RIA while immtmohistcchemistry and immunoblotting using K10 antibody was performed to observe the response of reproductive organ which were characterised on vaginal epithelial cells. The results showed that the highest of P. b. praaranus FaH and LH content occurred during pro-oestrus and oestrus phase coincide with progressive cytokeratin expression on the vaginal epithelial cells while the highest of P content occurred in met-warns phase. The irranunoblotting result showed that there was cytokeratin differences concentration of vaginal protein which sampled during pro-oestrus phase. In R. rattus dtardii, the highest of FSH and LH content occurred in the oestrus ang the highest of P content °caned in met-oestrus phase. It could be concluded that reproductive hormones content during oestrus phase in P. b. papuanur correlate with cytokeratin 10 expression. II. Influence of mangostin on vaginal cortification of Swiss Webster mice (Motravanessbar) AS. Sitasiwri & E. Y.W. Yuniwarti* ABSTRACT The aim of this experiment was to study the influence of mangostin on the vaginal comiRcation of Swiss Webster mice. Six weeks old virgin mice were treated by mangostin dose 50 mg/kg bw subcutaneously. Mangostin was dissolved in peanut oil and injected for three consecutive days to pro-oestrus phase mice. Obeservation was performed on histological structure of vagina by imrnunohistochenustry with KID antibody. The result showed that cytokeratin expression was reduced and the epithelial cells were more progressively shed on treated mice compared to control. It could be concluded that mangostin promote ccmification on the vaginal epithelial cells of Swiss Webster mice. Tahiti dilakukan dua buah penelitian dengan judul "Hubungan perubahan kandungan hormon reproduksi dan respons organ reproduksi pada P. breviceps papuanus dan R. rattus domesticus seisama satu siklus estrus" dan "Pengaruh mangostin terhadap kornifikasi epitel vagina mencit (Mus musculus) Swiss Webster". Penelitian ini dilakukan dan bulan hill 2000 sampai Februari 2001. Penelitian I menggunakan 27 ekor P. breviceps papuanus betina dewasa dun 12 ekor tikus rumah betina dewasa, dolman tujuan untuk mengetahui Imbungan perubahan kandungan hormon reproduksi (FSH, LH dan P) serta respons organ reproduksi, yang ditunjukkan dengan ekapresi K10 pada jaringan epitel vagina. Ponentuan siklus estrus P. breviceps papuanus dilakukan dengan metoda Sitasiwi & Sutastaya (2000) sedangkan pada R. rattus domesticus dilakukan dengan metoda Little & Snell (1941) dan Rush (1963). Penentuan kandungan hormon reproduksi dilakukan dengan metode RIA sedangkan respons organ reproduksi dilakukan dengan immunohistokimia dan immunoblotting menggunakan antibodi 1(10 (DAKO). Sampel untuk pengukuran hormon diambil dari semua fase penyusun siklus estrus sedangkan sampel untuk immunohistokimia dan invnunoblotang jaringan vagina P. breviceps papuanus diambil dan Vase pro-estrus samurai fase estrus. Immunohistokimia dilakukan dengan terlebili (tabula membuat satin= histotogi dengan tebal sayatan 6 p.m sedangkan immunoblotting dilakukan dengan terlebih dahulu mengisolasi protein vagina pada Ease proestrus dan inekikukan Western blotting pada hull elektroforesis protein vagina Analisa data dilakukan dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Wilayah Berganda Duncan dan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan hormon (FSH dan LH) pada P. breviceps papuanus mencapai maksimal pada fase proestrus dan estrus bersamaan dengan meningkatnya beret organ penyusun saluran reproduksi serta terekapresinya K10 pada sel-sel epitel penyusun jaringan vagina, sedangkan kandungan P maksimal dicapai pada fase met-estrus. Pada R. rattus domesticus kandungan hormon (FS11 dan LH) dicapai bersamaan pada fase estrus sedangkan kandungan P mencapai maksiinal pada fase met-estrus. Dapat disimpulkan baliwa perubahan kandungan hormon reproduksi berkorelasi dengan ekspresi K10 pada sel-set epitel penyusun jaringan vagina. Penelitian II dilakukan dengan memberikan mangostin dengan (loins 50 nlWkgBB selama 3 hari bertiutt-taut pada mencit betina dewasa dara yang berada pada fase pro-estrus. Penentuan siklus estrus ditakukan dengan rnetode Rugh (1963), Sampel dimnbil pada hart pertama, kelima dan ke-sembilan setelab perlakukan berakhir. Terjadinya kornifikasi pada sel-sel penyusun epitel vagina diamati pada basil immunohistokimia dengan antibodi K10. Basil penelitian menuujukkan bahwa pada kelompok kontrol, hewan berada pada the pro-estrus yang ditunjukkan dengan adanya lapisan epitel yang belum berproliferasi penuh dengan intensitas warna coklat (basil deteksi immunohistokimia) yang kuat serta adanya sedikitnya lapisan epitel superfisial yang dilepaskan ke dalam lumen. Pada kelompok perlakuan, hewan berada pada facie estrus yang ditunjukkan dengan terjadinya proliferasi set-set epitel penyusun vagina dan adanya .wama coklat yang lemah serta melimpahnya sel-sel superfisial yang dilepaskan ke dalasn lumen. Dapat disimpulkan bahwa mangostin meinacii terjadinya kornifikasi pada sel-sel epitel vagina mencit (M musculus) Swiss Webster.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Document UNDIP
ID Code:22783
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:07 Oct 2010 11:35
Last Modified:07 Oct 2010 11:35

Repository Staff Only: item control page