MURTIATI, ENDANG ARINI SRI (2000) PERANAN TESTOSTERON PADA PEMBENTUKAN INDIVIDU Cktrias garkpinus Burchell JANTAN DIPLOID GINOGENESIS. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF - Published Version 270Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 839Kb |
Abstract
Usaha meningkatkan produksi ikan air tawar ditentukan oleh ketersediaan benih yang kontinyu dan berkualitas unggul, benih yang berkualitas unggul mempunyai ciri pertumbuhannya yang cepat serta tahan terhadap serangan penyakit, sehingga meningkatkan produktifitas lahan yang ada. Until mendapatkan benih unggul dalam jumlah yang banyak maka diperlukan induk galur murni,dalam rangka menciptakan galur murni, telah dilakukan penerapan teknis ginogenesis. Basil teknologi ginogenesis adalah individu galur murni betina semuanya, berdasarkan teori sex reversal sesungguhnya basil ginogenesis ini dapat dibelokkan pertumbuhan kelaminnya menjadi jantan dengan menambahkan testoteron pada pakannya. Penelitian ini dilakukan di Balai Benih Ikan Sentral Janti, Kecamatan Polanharjo,Kab Klaten.Pada bulan Agustus 1999 sampai dengan bulan Februari 2000, Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu : 1. Mendapatkan dosis testoteron yang optimal, dan umur larva dalam menghasilkan jantan diploid ginogenesis. 2. Mendapatkan diskripsi yang jelas tentang proses terjadinya perubahan kelamin berdasarkan hasil pemeriksaan anatomis dan testis ikan yang terbentuk. Penelitian ini menggunakan eksperimental faktorial dengan rancangan lingkungan acak leng,kap, adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah: a, Dosis testoteron yang dicoba meliputi : - Dosis testoteron 0 mg/kg pakan (kontrol) - Dosis testoteron 40 mg/kg pakan - Dosis testoteron 60 mg/kg pakan b. Umur larva ikan, umur larva ikan yang mulai diberi testoteron, yaitu: - 3 hari setelah menetas (first feeding) 6 hari setelah menetas ( 3 hari setelah first feeding ) 9 hari setelah menetas ( 6 hari setelah first feeding ) - 12 hari setelah menetas ( 9 hari setelah first feeding ) Basil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa radiasi ultra violet telah menghasilkan 97% embrio yang menetas adalah abnormal (Individu haploid) hal ini menunjukkan bahwa radiasi ultra violet telah mampu merusak pesan genetik yang terdapat kepala spermatozoa. Sedangkan dengan kejutan dingin telah menghasilkan 40 % embrio diploid ginogenesis yang menetas normal. Basil penelitian utama menunjukkan bahwa perlakuan A (awal waktu pemberian) menunjukkan basil sangat berbeda, semakin awal saat pemberian semakin baik (3 hari setelah first feeding).Sedangkan perlakuan B (dosis testoteron) juga memberikan hasil yang sangat nyata, dosis 60 mg/kg pakan memberikan hasil lebih baik dari pada 40 mg/kg pakan, dan interaksi antara A dan B berbeda nyata. Kualitas air selama penelitian berada dalam kisaran yang layak bagi pertumbuhan dan kehidupan larva ikan lele dumbo In order to obtain good quality, requires pure-strain brood stock that can be achieved by application of ginonesis technique. It will producing all female of individual pure-strain broodstock. Based on sex-reversal theory, their sex development could be reversed to all-male by adding testosterone in their feed. This study had been performed in Janti Central Hatchery (Balai Benih Ikan Sentra Janti)-Polanharjo District, Klaten Regency, from August 1999 to February 2000. The main objectives of this study are: 1. To obtain optimal dosis of testosterone and larvae stage in producing all-male diploid ginogenesis. 2. To obtain a clear description of forming process in sex reversal based up on anatomical observation of testis formed. The study were divided by two phases as follows : - Preliminary study, to produce individual diploid ginogenesis. Main study, to from amale — sex through homon testosterone treatment. Experimental factorial had been adopted in this study with Completely Randomized Design as basec Experimental Design : a. Dose of testosterone applied consists of : - 00,00 mg/kg feed (control) - 40,00 mg/kg feed - 60,00 mg/kg feed b. Larvae stage, the stage pof larvae where initially fed by testosterone divide by - 3 days after hatching (0 first feeding), - 6 days after hatching (3 days after first feeding ) - 9 days after hatching (6 days after first feeding) - 12 days after hatching (9 days after first feeding) The preliminary study that UN radiation has produced 97% of abnormal embryo (individual haploid). It is indicated that UV radiation was able to destroy genetic print in spermatozoa-head. Where as, which cold shock has produce 40% normal embryo of diploid ginogenesis. Meanwhile, the main study revealed that treatment A (initial time to introduce testosterone) has significantly affected to the sex reversal, the more earlier time of introducing testosterone, the better sex-reversal occurred. Treatment B (doses of testosterone) has also significantly affected to the result of sex reversal where dose of 60 mg/kg feed was better than dose of 40 mg/kg feed and the interaction of treatment A and B / has also significantly affected to the results. The water quality of media during the curse of study are remain in the optimum range for supporting growth and survival rate of lele-dombo
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
ID Code: | 22739 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 07 Oct 2010 10:06 |
Last Modified: | 07 Oct 2010 10:06 |
Repository Staff Only: item control page