PURWANTI, EVI YULIA and WAHYU R, TRI and DJASTUTI, INDI (1999) PERENCANAAN TENAGA KERJA WANITA DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF - Published Version 364Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 1699Kb |
Abstract
Tenaga kerja merapakan daya pembangunan yang utama, yang dapat dan hams dimobilisasikan dalam proses pembangunan. Ketidaksempurnaan sistem informasi dalam pasar tenaga kerja mengakibatkan kesulitan untuk mempertemukan secara cepat dan tepat antara peneari kerja dengan penggunan tenaga kerja. Oleh karena itu cliperlukan penyusunan perencanaan tenaga kerja yang memuat persediaan dan kesempatan kerja yang terbuka, baik mamma sektor, jenis profesi, status pekerjaan dan jam kerja. Perubahan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita selain dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga dan pola usia kerja wanita ternyata juga tergantung pada keaktifan tenaga kerja wanita di sektor pertanian dan non pertanian antara lain adanya perubahan kesempatan kerja rebagai akibat substitusi tenaga kerja laki — laki oleh tenaga kerja wanita di tiap — tiap sektor maupun profesi ( jabatan ) dan sebaliknya. Selain kit perbedaan besarnya TPAK wanita di desa dan kota banyak dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi daerah itu. Perubahan tingkat pertumbuhan ekonomi, industrialisasi dan urbanisasi, sebagian akan tergantung pada TPAK wanita dalam kegiatan perekonomian daerah pedesaan. Pergeseran kesempatan kerja dari sektor pertanian, ke sektor non pertanian ( industri ) belum diimhangi oleh ketersediaan tenaga kerja yang sesuai kualifikasi sumber daya manusia baik dari sisi kualitas, produktivitas dan efisiensi. Perencanaan tenaga kerja wanita merupakan informasi yang panting bagi para perencana ketenagakerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK ),perkembangan angkatan kerja wanita di daerah Pantura Jawa. Tengah dengan analisa statistik deskriptif. Dengan melihat supply dan demand tenaga kerja wanita dimasa mendatang, para perencana dapat mengantisipasi arus dan arah tenaga kerja wanita dan memformulasikan kebijaksanaan ketenagakerjaan wanita yang tepat. Disamping itu aims informasi tenaga kerja hams terns dikembangkan agar calon pekerja dapat secepatnya menyiapkan diri sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan pasar. Hasil temuan di lapangan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa penduduk wanita usia kerja, sebagian besar ( 41,9 % ) adalah angkatan kerja dan 58,1 % termasuk bukan angkatan kerja. Dari sejumlah angkatan kerja tersebut lebih dari 80 % bekerja dan sisanya mencari pekerjaan. Untuk kelompok buikan angkatan kerja kurang lebih 50 % adalah mengurus rumah tangga dan seiebihnya sekolah atau melakukan aktifitas lain. Tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di daerah Pantura pada tahun 1997 sebesar 41,8 %, lebih rendah dari TPAK wanita Jawa Tengah dan dilihat dari perkembangannya sejak tahun 1995 menunjukkan kecenderungan menurun. Dad analisa angkatan kerja dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Dati II Demak sebagian besar ( 42,09 %) bekerja disektor pertanian diikuti sektor perdagangan ( 30,09 %) dan 15,47 % bekerja di sektor industri. Menurut status pekerjaannya 32 % wanita bekerja sebagai huruh/karyawan swasta, 25,05 berusaha sendiri dan 14,05 % berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap. Menurut jenis .jabatan 42,09 % bekerja di sektor pertanian ; 31,21 % tenaga penjualan dan 10,31 % sebagai tenaga produksi. Untuk Kabupaten Pekalongan sebagian besar ( 38,04 % ) bekerja disektor industri diikuti sektor perdagangan ( 31,95 %) dan 23,90 % bekerja di sektor industri. Menurut status pekerjaannya 51,37 % wanita bekerja sebagai burub/karyawan swasta, 23,34 % berusaha sendiri dan 10,28 % berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap. Menurut jenis jabatan 37,20 % bekerja sebagi tenaga produksi ; 31,12 % tenaga penjualan dan 8,89 % sebagai tenaga usaha jasa. Manpower is one main foundation for development, which can and must be mobilized along with the process. The imperfection in the information system under the labor market causes difficulties in term of the supply and demand of labor to meet. Thus a labor plan making that provides the whole information on demand and supply side of labor regarding the sector, profession, occupation status and working hours is essential. The change in number of the participation rate of woman labor force is the influence of household income and the pattern of the working longevity of woman labor and also depends on the activity scale of the woman labor force in the agricultural and non-agricultural sector as a result of manpower substitution by woman at any sector or occupation (position) vice versa. On the other side the difference showed in the number of TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tingkat partisipasi angkatan kerja= The participation rate labor Force—PRIX) between woman labor force in the village and city is about he the regency's economic development. The changing in economic development, industry and urbanization up to certain point will depend on the TPAK woman labor force in the economic village activities: The changing in occupation opportunity from the agricultural to non¬agricultural sector (industry) is far from being balanced by the supply of the labor force that meets the qualification of human resources from both quality and productivity. Woman labor force plan is one of the most important informations for the manpower plan maker. The purpose of this research is to measure the development in the participation rate of labor force (PRLF=TPAK=Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), the development of woman labor force in the municipalities of Pantura Central Java using the descriptive statistics analysis. Under a close observation toward the supply and demand of woman labor force in the future, the plan makers will have the ability to anticipate both wave and way of woman labor force and formulize it under the right policy. Moreover, the number of manpower must always be developed in a way in order to give the worker candidate chances that his/her capability should meet the required standard and market demand. The result under this research shows that woman citizen in their working age, by majority (41,9%) are labor force, while the rest 58,1% are outside of it. From the 41,9 percentage, 80% work and the rest are hunting for the job. For the 58,1 percentage about a half of the number concentrate in domestic householding while the rest stays at school or doing activity elsewhere. The woman labor participation rate in the municipalities of Pantura by 1997 is 41,5%, less than TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tingkat partisipasi angkatan kerja= The participation rate labor Force=PRLF ) in Central Java and the trend shows a tendency towards a declining rate. From the labor force analysis came a conclusion that in the case of Municipality of Demak, the majority (42,09%) works in the agricultural field, next followed by the trading sector (30,09%) and 14,47% work in industry. Regarding to the occupancy status, 32% woman labor force work in blue-collar position, 25,05% independent entrepreneur, and 14,05% independent entrepreneur with other labors as unfixed workers. According to the position, 42,09% works in agricultural field; 31,21% sales force and 10,31 % as production labor. For the municipality of Pekalongan the majority (38,04%) works in industrial sector followed by trading sector (31,95%) and 23,90% works in industry. Regarding the occupancy status 51,37% woman works as laborer, 23,34% independent working, and 10,28% is independent entrepreneur with other labors as unfixed workers. According to the position, 37,20% works as production labor; 31,21% sales force and 8,89% in service field.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Divisions: | Document UNDIP |
ID Code: | 22717 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 07 Oct 2010 08:57 |
Last Modified: | 07 Oct 2010 08:57 |
Repository Staff Only: item control page