WIDODO, ARIEF (2001) MUSEUM KERETA API DI AMBARAWA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 57Kb |
Abstract
Kehidupan manusia berjalan menurut putaran waktu (circle os life), tidak akan terlepas dari masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Rentang waktu tersebut membentuk adanya suatu yang namanya sejarah. Keterikatannya memberi suatu refleksi bagi perjalanan kehidupan, sehingga harus dapat mengungkapkan mata rantai kehidupan dan lingkungan yang memiliki nilai histris dan arsitektur sebagai permanensi atau monument dari peristiwa. Dengan adanya museum dapat mewakili komunikasi yang ingin diciptakan antara masa lalu, dan masa sekarang serta memberi refleksi bagi masa yang akan datang. Untuk mewujudkan peran museum sebagai prasarana efektif dalam pembinaan pribadi bangsa, maka museum harus dapat menarik masyarakat luas ke dalam keterlibatannya yang positif. Oleh karena itu diperlukan peningkatan aktivitas museum dalam melakukan fungsinya yaitu, melindungi atau menjaga kepunahan/kehilangan yang menjadi bagian dari nilai sejarah dan warisan arsitektur. Dalam sejarah perkembangan peran museum diperlukan untuk mempresentasikan perkembangan perkretaapian di Indonesia terutama dalam peran histories perkembangan dan kemajuan perkretaapian. Keberadaan Museum Kereta Api di Ambarawa mampu mewakili sejarah perkeretaapian, sekaligus dalam lingkkungan sejarah dan kota khususnya. Museum kereta api yang sudah ada di Ambarawa saat ini merupakan salah satu artefak dan landmark bagi kota Ambarawa. Selain itu keberadaan museum kereta api ini juga merupakan salah satu bagian dari tujuan wisata yang ada di kabupaten Semarang, yang meliputi : Benteng Willem I, Bandungan, Candi Gedong Songo, Rawa Pening, Museum Palagan. Peran Museum Kereta Api di Ambarawa memiliki arti penting bagi aktivitas wisata histories. Dalam linkage aktifitas wisata posisi museum, kereta api ini merupakan nodes, yang mengakumulasi aktifitas wisata dalam linkage daerah tujuan wisata. Akumulasi yang dirangkum berupa faktor pembangkit yang sangat besar bagi Museum Kereta Api di Ambarawa. Potensi tersebut akan berkembang dengan jalan memberikan strategi perancangan yang tepat, misalnya melalui pengembangan potensi yang ada. Bertolak dari aktifitas akumulasi wisata akan terjadi demand terhadap ruang, aktifitas dan fasilitas. Tingkat demand akan terus berkembang, dengan adanya integrasi antara pendekatan fungsi dan nilai. Adanya fungsi-fungsi baru yang berkembang sangat mendukung potensi Museum Kereta Api sebagai “generated faktor” dan sekaligus merupakan bagian dari visualisasi sebagai dasar future value. Museum Kereta Api di Ambarawa merupakan sutau tempat dimana didalamnya terjadi pola aktifitas yang meliputi : pengetahuan, wisata, seni dan budaya. Oleh karena itu suasana yang kondusif, interaktif, komunikatif dan rekreatif harus terpenuhi. Dari uraian diatas, diambarawa, perlu dilakukan pengembangan museum kereta api yang presentatif, sebagai sarana dan prasarana untuk mengkomunikasikan perkembangan kereta api, dan sebagai tempat kunjungan wisata yang menarik juga rekreatif. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa yang representatif, interaktif, edukatif, komunikatif, dan rekreatif. B. Maksud dan Tujuan Penyusunan program perencanaan dan perancangnan ini memiliki maksud dan tujuan, 1. Maksud Menyusun landasan konseptual dan program perencanaan dan perancangan sebagai dasar perancangan fisik. 2. Tujuan Meningkatkan. Memperbaiki, menambah fungsi yang berkaitan dengan perencanaan museum kereta api, serta menggali, mengungkapkan, merumuskan konsep dasar integrasi museum dengan fasilitas pendukungnya secara fungsi dan nilai dari perencanaan dan perancangan arsitektur. C. Lingkup Pembahasan Penekanan perancangan adalah pada konsepsi dasar dengan parameter fungsi dan nilai. Parameter fungsi adalah menampilkan suatu fungsi yang akan mendukung dengan memasukkan fungsi baru atau mengkoneksikan dengan memasukkan fungsi baru atau mengkoneksikan dengan kutub-kutub aktifitas yang berperan sebagai generated factor pada suatu wilayah yang memiliki potensi wisata. Sedangkan parameter nilai adalah meningkatkan future value bagi museum sehingga dapat berperan sebagai landmark. Parameter nilai fisik museum sebagai artefak/landmark secara historis dapat dikembangkan melalui nilai arsitektur. Parameter fungsi fisik sebagai museum dapat berkembang dalam aktifitas-aktifitas seperti atraksi, festival, entertainment dan sebagainya. Batasan dasar pada integrasi dan nilai dalam bentuk ruang dan fasilitas yang mampu mengakumulasi aktifitas wisata. Aktifitas wisata yang terpusat akan mengakibatkan suatu proses transit yang berupa atraksi wisata pula. Untuk mendukung konsepsi fisik adalah dengan strategi konservasi yang akan menjadi aset wisata arsitektur historis. Dukungan batasan non fisik yang membentuk linkage aktivitas wisata secara skalatis, akan memperkuat peran dalam linkage tujuan wisata dalam skala regional. Batasan secara ruang berdasar fungsi ruang adalah sebagai museum dan stasiun wisata menjadi batasan dasar dalam perancangan arsitektur. Fungsi-fungsi penunjang membuat adanya ruang-ruang yang mendukung keberadaan hidupnya ruang-ruang dengan fungsi utama. D. Metoda dan Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan metoda yang tepat dan sistematika pembahasan yang efektif. 1. Metoda Pembahasan Metodologi pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, analisis dan sintesis yaitu, mengumpulkan, memaparkan, menyusun, mengelompokkan, menganalisa dan memberikan solusi kesimpulan yang melalui tahapan-tahapan. a. Tahap awal, adalah merupakan studi pustaka mengenai teori-teori yang berhubungan dengan bidang museum serta bidang perkeretaapian sebagai bekal dasar guna melakukan tahp-tahap selanjutnya. b. Tahap kedua, melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan museum kereta api Ambarawa,baik data primer yang merupakan pengamatan langsung ke lapangan (ke lokasi museum kereta api di Ambarawa) maupun data sekunder yang berupa data dari instansi, nara sumber, brosur dan diberi penjelasan secukupnya sehingga data tersebut siap untuk dianalisis. c. Tahap ketiga, melakukan analisa data yang telah tersedia serta mengenali potensi dan masalah yang timbul, mencari keterkaitan antar masalah sehingga diperoleh gambaran mengenai sebab-sebab timbulnya masalah. Tahapan ini telah didasari oleh landasan teori yang berasal dari literatur. d. Tahap keempat, melakukan sintesa yang merupakan proses selanjutnya dari analisa dengan berupaya memecahkan masalah secara menyeluruh dan dengan pertimbangan dari berbagai segi. Potensi-potensi yang ada serta faktor-faktor lain yang mendukung diolah secara terpadu sehingga diperoleh keluaran berupa alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dalam hal ini berupa landasan dan program perencanaan dan perancangan. 2. Sistematika Pembahasan Sistematika yang digunakan dalam pembahasan ini adalah : a. Bab I Pendahuluan, sebagai pelaporan yang berisi latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan pembahasan, lingkup pembahasan, metoda dan sistematika pembahasan. b. Bab II Menguraikan tinjauan museum kereta api yang terurai dalam tinjauan umum museum, pengertian kereta api dan museum kereta api. c. Bab III Menguraikan tinjauan kota Ambarawa yang meliputi kondisi alam kota Ambarawa, posisi kota Ambarawa di jalur regional dan konstelasi kepariwisataan. d. Bab IV berisi tinjauan tentang museum kereta api di Ambarawa yang berisi data awal dari kondisi fisik museum kereta api saat ini sehingga dapat memberi masukan dalam arah pengembangan museum kereta api yang akan direncanakan. e. Bab V Menguraikan batasan dan anggapan dalam perencanaan dan perancangan museum kereta api di Ambarawa. f. Bab VI berisi pendekatan perencanaan dan perancangan arsitektur yang merupakan pokok-pokok pikiran sebagai pedoman perancangan secara menyeluruh, mencakup pendekatan dasar yang terdiri dari pendekatan fungsi, nilai, konservasi, dan skalatis, serta pendekatan program perencanaan yang meliputi pendekatan tapak, perencanaan aktifitas, perencanaan pengelola, pendekatan pengunjung, pendekatan materi koleksi dan sarana pameran, tata pameran, atraksi wisata, program ruang, fasilitas dan analisi struktur dan utilitas serta penekanan desain morphosis. g. Bab VII Menguraikan konsep perencanaan dan perancangan arsitektur secara menyeluruh mencakup tujuan perancangan arsitektur secara menyeluruh mencakup tujuan perancangan, konsep dasar perancangan, faktor penentu perancangan, persyaratan perancangan, penentu program ruang, dan penentu tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 22666 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 06 Oct 2010 11:07 |
Last Modified: | 06 Oct 2010 11:07 |
Repository Staff Only: item control page