TEKNOLOGI PENYEDIAAN PAKAN BAGI TERIPANG PUTIH ( Holothu Ha scabra)

Hartati, Retno and Widianingsih, Widianingsih and Pringgenies, Pringgenies (2004) TEKNOLOGI PENYEDIAAN PAKAN BAGI TERIPANG PUTIH ( Holothu Ha scabra). Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
273Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1255Kb

Abstract

In hatchery and grow-out system, feed is the most important to be considered. Feed are utilized to supplay nutrient which is important for culture organisms i.e. maintenance, growth, reproduction. In the sea, white sea cucumber live M silt sandy substrate having high organic matter among seagrass bed. Despite type of habitat, the abundance of sea cucumber area affected by abundance of food organisms i.e. plankton and detritus. Therefore present work are needed to be conducted. The aims of present worked are to determine food composition in digestive system of sea cucumber; feeding periodicity, compostion of phytobenthic and zoobenthic of sea cucumber habitat, to analize composition of phyto and zoobenthic and nutrition value of klekap as well as feed formulation for white sea cucumber. The research are case study using survey method. White sea cucumber (Holothuria scabra) (minimum weight of 50 gram) are taken from Penjarakan Waters — Buleleng — Bali using `purposif random sampling' method, Disscetion and preservation of digestive system done insitu and analyses of digestive system contents are conducted at Laboratorium Terpadu, PS. lima Kelautan, FPK Undip Semarang. Proximate analyses of klekap done at Laboratorium Teknik Kimia, PSD III Teknik Kimia, Fat. Teknik Undip Semarang. Ten sampel of white sea cucumber were taken at certain time to see feeding perpiodecity of sea cucumber, i.e at 12.00, 18.00, 00,00 dan 06.00. Digestive system content are analysed quantitative and qualitatively. Data obatained are anatomy of digestive system, its content, fullness and feeding pereiodecity H. Scabra..Substrate of sea cucumber are examined for phyto and zoobenthic to understand their role in feeding system of seacucumber. Another feed supplement is Klekap produced by tambak bandeng. Klekap will be samples froth tambak at Demak, Kendal and Pad. Klekap are examined for their organoleptic characteristic as well as their phyd and zoobenthic composition. Feed formulation of sea cucumber will also be made. The results of present work revealed that digestive system of sea cucumber consist of tentacle, mouth, pharynk, esophagus, stomach, intestine and anus. • There were little differences on feeding activity between rainy and dry season. H scabra is nocturnal and feed actively during mid-night to dawn. Food apparent frequency at digestive system are different due to thie deposit feeder type of sea cucumber and unselective to their food, Food of H. scabra are bacillmyophyceae, chlorophyceae, diniphyceae, bivalve and gastropoda shells, foraminifera, protozoa, ciliate, asciidian, silt, sand, and'rubble. The number zoobenthic consumed are less than phytobenthic. The abundance of phyto and zoobenthic at sea cucumber habitat during rainy season is slightly higher tah dry season. Although not all organism in the habitat found in disgestive system, it has already represent foof utilization of sea cucumber. Based on organoleptic characteristic and abundance of their phyto and zoobenthic, klekap of Pati tambak is the best and could be use as feed supplement for sea cucumber. Dalam usaha pembenihan maupun pembesaran, pakan merupakan hal yang sangat panting. Pakan digunakan untuk menyediakan nutrient yang sangat diperlukan bagi organisme budidaya yaitu untuk maintenance, pertumbuhan dan bereproduksi (Pascual, 1999). Di alam, Teripang putih hidup di habitat lumpur berpasir dun berbahan organik tinggi serta disela-sela tumbuhan lamun Selain tipe habitat, secara umum keberadaan teripang juga dipengaruhi oleh kelimpahan makanan yang tersedia yaitu plankton clan detritus sehingga penelitian mengenal pakan alatni teripang di habitat aslinya panting untuk dilakukan sehingga disediakan melalui teknologi penyediaan pakan bagi teripang putih. Tujuan penelitian pada Tahap pertama adalah mengetahui komposisi pakan pada saluran pencemaan teripang putih, mengetahui periode aktivitas makan pada teripang putih, mendeterminasi komposisi dan kelimpahan phytobentik dan zoobenthik pada habitat ash teripang putih, menganalisa komposisi phyto dan zoobenthik serta nutrisi pada klekap sebagai data penunjang sertaembuat fortnulasi pakan teripang putih Panetitian ini menggunakan studi kasus dengan metode survey dimana sampel bewpa Teripang putih (Holothuria scabra) dengan berat minimal 50 gram diambil dari perairan Pantai Penjarakan — Buleleng- Bali. Metode `purposif random sampling' digunakan untk pengambilan sampel tersebut. Proses pembedahan dan pengawetan saluran pencemaan H. scabra akan dilakukan di lokasi sampling sedangkan ,analisa isi saluran pencemaan dilaksanakan di Laboratorium Laboratorium Terpadu, PS. Ilmu Kelantan, FPK Undip Semarang. Analisa proksimat terhadap klekap dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia, PSD Ill Teknik. Kimia, Pak. Teknik Undip Semarang. Sampel diambil pada waktu tertentu dengan tuj uan untuk melihat waktu makan H. scabra. Waktu pengambilan sampel adalah pukul 12.00, 18.00, 00.00 dan 06.00 WIB, diambil sebanyak 10 individu teripang putih. Isi saluran pencemaan dianalisa secara kualitatif dan kualitatif . Data yang diharapkan diperoleh adalah anatomi saluran pencemaan makanan, isi saluran makanan, jenis pakan, persen kepenuhan saluran pencemaan dan waktu makan dari teripang putih (H. scabra). Kandungan fito dan zoobenthik pada sedimen dasar akan dianalisa untuk melihat sumbangannya sebagai pakan teripang. Bahan sumber pakan yang lain adalah klekap yang dihasilkan oleh tambak • bandeng. Klekap dari beberapa tambak penghasil bandeng di Java Tengah yaitu Demak, Kendal dan Pati diamati komposisi phytobenthik dan zoobenthiknya serta kandungan gizinya. Percobaan pembuatan tepung klekap dan formulas' pakan tambahan untuk teripang juga akan dilakukan. Hash penelitian menunjukkan bahwa sistem pencemaan teripang putih terdiri dari tentakel, mulut, faring, esophagus, lambung, usus dan anus. • Terdapat sedikit perbedaan aktifitas makan pada musim penghujan dan kemarau. H scabra bersifat nocturnal dimana cenderung alctif makan pada malam ban hingga pagi had. Perbedaan frekwensi kejadian pakan pada saluran pencemaan H. scabra diduga karena pengandi cam makan yang deposit feeder dan tidak selektif. Tcrdapat variasi frekwensi dan komposisi pakan dalarn saluran pencemaan H. scabra sesuai dengan Waktu Pakan teripang putih benipa bacillaryophyceae, chlorophyceae, diniphyceae, cangkang bivalve, canglcang gastiopoda, foraminifers, protozoa, ciliate, asciidian, lumpur, pasir, dan karang. Jumlah zoobenthik / yang dikonsumsi Iebih sedikit dibandingkan dengan phytobenthik. Kelimpahan phyto dan zoobenthik pada habitat teripang putih sedikit lebih tinggi pada musim penghujan dibandingkan pada musim kemarau Walaupun tidak semua jenis biota yang terdapat pada habitat dapat ditemukan pada saluran pencemaan teripang, tetapi hM ini mencerminkan pemanfaatan pakan alami oleh teripang putih. Berdasarkan analisa organoleptik dan kelimpahan phyto dan zoobenthik, klekap yang terbaik adalah yang berasal dari Kabupaten Pati. Klekap ini akan dimanfaatkan untuk pakan tambahan bagi teripang putih.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
ID Code:22645
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:06 Oct 2010 10:34
Last Modified:06 Oct 2010 10:34

Repository Staff Only: item control page