Munasik, Munasik and Sugianto, Denny Nugroho (2004) Studi Pola Arus pada Musim Planulasi Karang untuk Mendukung Keberhasilan Terumbu Karang Buatan (TKB). Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF - Published Version 101Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 817Kb |
Abstract
Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati karang dengan luas terumbu karang kurang lebih 85.700 km2 (15% luas terumbu karang dunia) telah mengalami kerusakan. Kondisi terumbu karang di Indonesia yang sangat baik hanya tinggal 5,3%. Permasalahan-permasalahan diatas telah menuntut altematif dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang yang berkelanjutan. Berbagai upaya dalam mengelola dan memperbaiki kondisi terumbu karang telah dilakukan, seperti Program Terumbu Karang Buatan (TKB) namun upaya ini kurang berhasilguna. Hal ini karena kurangnya pengetahuan reproduksi, dispersal dan rekruitmen karang. Rekruitmen karang adalah sebuah rentetan proses panjang dan kritis karena di dalamnya banyak terjadi hambatan baik akibat pemangsaan oleh predator, kesesuaian substrat dan kondisi lingkungan perairan, terutama arus. Arus berperan penting dalam sebaran larva karang sehingga akan mempengaruhi keberhasilan rekruitmen karang. Pola pergerakan arus yang terjadi pada saat pasta spawning/planulasi sangat menentukan pola rekruitmen karang. Pocillopora thmicornis merupakan salah satu karang perintis di ekosistem terumbu karang dimana keberadaannya sangat menentukan keberhasilan penempelan oleh jenis karang lainnya. Di Pulau Panjang, Jepara karang ini diketahui sebagai penghasil planula yang tinggi. Untuk itu studi mengenai pola pergerakan arus di P. Panjang sewaktu P. damicomis melakukan planulasi akan memberikan gambaran akan pola rekruitmen untuk diimplementasikan pada pemasangan terumbu karang buatan (TKB). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pola arus di Pulau Panjang pada musim planulasi karang Pocillopora damicornis pada sisi pulau yang berbeda (leeward dan windward). Penelitian ini dilakukan pada 29 September — 3 Desember 2004. Lokasi penelitian yang dipilih adalah terumbu karang yang tersusun atas populasi Pocillopora damkornis yang telah diketahui musim reproduksinya, yaitu di Pulau Panjang, Jepara (6° 34' 30" LS 110° 37' 45" BT). Sedangkan studi yang dilakukan meliputi studi pola arus, studi struktur populasi karang, studi kelimpahan planula-larva dan studi penempelan anakan karang di alam. Pengukuran arus ini dilakukan in situ dengan menggunakan alat currentmeterdan dilakukan secara time series pada 2 stasiun di perairan pantai Pulau Panjang setiap jam selama 3 (tiga) hari. Pendataan populasi karang dilakukan dengan menerapkan transek 4 X 4 meter di zona depan dataran terumbu secara terstruktur, dimana metode sampling yang digunakan adalah metode pertimbangan (Purposive Sampling Method). Sedangkan Kelimpahan planula-larva diteliti dengan penarikan plankton net (zoo) di dua sisi pulau pada pagi hari pada saat pengukuran arus berlangsung. Studi penempelan anakan karang dilakukan dengan memasang spat kolektor dari bahan batu alam palimanan 15X15 cm di dua sisi pulau. Pengamatan spat dilakukan setelah lama waktu 2 bulan. Hasil studi menunjukkan bahwa arus di Stasiun 1 (sisi selatan pulau) mempunyai kecepatan maksimum 0,211 micletik dengan arah menuju antara Baratlaut dan Utara. Kecepatan maksimum tersebut terjadi pada saat kondisi air menjelang surut, sedangkan kecepatan minimum terjadi saat kondisi air pada keadaan surut. Sedangkan arus di Stasiun 2 (sisi utara pulau) mempunyai kecepatan maksimum 0,16 micletik dengan arah menuju antara Utara dan Timuriaut. Kecepatan maksimum tersebut terjadi pada saat kondisi air menjelang pasang, sedangkan kecepatan minimum terjadi saat kondisi air pada menjelang surut. Sehingga pola pergerakan arus di perairan Pulau Panjang adalah arus bergerak ke arah Timuriaut dan ketika mendekati perairan pantai Pulau Panjang akan terpecah alirannya, yaitu ada yang mengarah ke Stasiun 1 (berbelok ke Timur atau ke Tenggara), dan satu lagi mengarah ke Stasiun 2 (sebagian ada yang lures ke arah Timuriaut, dan sebagian berbelok ke Utara atau Barat atau ke Timur). Pada saat pengukuran arus, kelimpahan larva karang di kolom air di sisi selatan pulau lebih besar daripada di sisi utara pulau. Hasil pengukuran populasi memperlihatkan bahwa pola sebaran populasi karang Pocillopora damicornis di kedua sisi pulau (leeward dan winward) cenderung sama. Pola sebaran populasi adalah mengelompok (aggregated distribution) dimana sisi utara pulau lebih mengelompok daripada sisi selatan pulau. Namun densitas populasi karang di sisi selatan lebih tinggi daripada sisi utara dengan komposisi ukuran koloni yang sangat bervariasi. Sedangkan penempelan anakan karang memperlihatkan bahwa larva karang menyukai bidang sisi miring suatu substrat yang diletakkan di dasar terumbu. Memperhatikan variasi perkembangan anakan karang, diduga penempelan anakan karang P ciarriloornisyang telah diamati terjadi dalam dua musim planulasi. Pola arus pada musim planulasi karang Pocillopora ciamicomis kemungkinan akan mempengaruhi pola rekruitmen karang. Arus dari selatan sewaktu menjelang surut akan membawa planula-larva ke timur, ke tenggara dan ke utara. Pola arus tersebut akan mempengaruhi laju penempelan dan rekruitmen di sisi selatan pulau dan wilayah ini akan be rpera n sebagai larval trap. The total area of coral reefs in Indonesia is estimated roughly about 85,700 km2. Indonesian coral reefs were classified as critical, meaning that if the current trends in overexploitation and mismanagement continue unchecked, the majority of coral reefs in Indonesia will be lost in 10-20 years. Coral rehabilitations have been applied in many localities particularly by artificial reef program; however, the basic information of dispersal by coral larvae is poorly known. The aims of this study: to know current pattern within planulation periods of Pocillopora damicomis in Panjang Island, Jepara , Java Sea. In this study we conducted current measurements, quadrant transect surveys, plankton tows and observation of corals settlement in Panjang Island (6° 34'30" LS 110° 37' 45" BT). In 3 October 2004, we surveyed two sites in Panjang Island using 4X4m quadrant transect surveys. At leeward site, 19 quadrant were used but at windward site we applied 15 quadrant. Between 21 and 24 October 2004, we measure time series of current in two site, lee ward and wind ward of Panjang Island. The current data were plotted in velocity and vector. In 29 September 2004, racks of settlement plates were placed at depth of lm at low tide on forereef of Panjang Island. Separates settlement plates were added and placed in the bottom around the adult corals. The current pattern in Panjang Island is dominated by tidal current. Maximum current velocity in the leeward occur during outgoing tide, however during low tides current velocity is minimal. Inversely, in the wind ward maximum velocity was occur during incoming tide but minimum velocity occur in outgoing tide. Tidal current which may run over the study reefs during outgoing tide by changing direction to eastern and south-eastern in the leeward. The circulation might have trapped larvae in the leeward reefs long enough to account for higher numbers recruits in the leeward. Coral larvae were also more abundance in the leeward column waters than in the windward waters. Settlement was higher in laid settlement plates than in rack settlement plates. Planulae tend to settle on the vertical faces than the horizontal faces of the settlement plates. Recruits might be from planulae released in two planulation periods. We inferred that tidal current may be influence the dispersal of coral larvae in Panjang Island.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Divisions: | Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science |
ID Code: | 22640 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 06 Oct 2010 10:20 |
Last Modified: | 06 Oct 2010 10:20 |
Repository Staff Only: item control page