MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG PRODUKTIF BAGI USAHA PENGEMBANGAN POTENSI WANITA PEDESAAN

Roch Wulaningsih, Yetty and Hendro, Eko Punto and Budiyanto, Susilo and Amirudin, Amirudin (2001) MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG PRODUKTIF BAGI USAHA PENGEMBANGAN POTENSI WANITA PEDESAAN. Documentation. PUSAT PENELITIAN .

[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

3109Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
387Kb

Abstract

The research in the first years correspond to an industrious environment management model for efforts to build on woman's strength in several rural community, started from interested in various problems, i.e. May possibly an outcome of the people handling a productive environment through growing woman's strengths in a rural community be converted into a general model for another site with a distinctive situasion ? If on the level can be coverted, how about the effete, of the process and the factors, and why they were able to be done. For those proposes, in case, the research has been carried out in detail and intesifely in Gombong Village, Pemalang and comparative studies against Sirampok Village, Brebes by using sociology and anthropology approach. Environment is the most important having some effects on human being. For this reason, the people have obligate to maintain a proper relational with the environment since their quality of healthy and awful will affect the quality of human being as well. On this level, the women who live in Gombong Village become suitable for to be a success case exemplary in handling the crisis enviroment, so it is true if they received the gift of Kalpataru. That's why, their model of cultural knowledge and joint efforts system here, are necessary to be observed and improved for another location with the same caracteristic. This research utilized data gathering methods with interview and observation. In adition, observation was aimed to experience the people s costumary and behavior in general; interview was behaved to undertand a number of women's cultural knowledge by questionnaires, indepths and FGDs (Focus Group Discussions). The collected data (primery and secondary) have been reduced, classified, and connected in the first, than categorized, explained, and interpreted to formulate description for a result raport. Some important results necessary to demonstrate, those are• Firstly, the activities of enveronment maintaining by women in the village of Gombong are extremely heterogenous. Not only vigorous in maintaining the side of physical environment such as wipingout some sandstone in the soil, making "pupuk tinja", involved in divergence and intesife of farming efforts, resolving some erosion by planting the grass (making a lawn), and storing their shelter, but also energetic in encouraging a social organization called KWT (Kelompok Tani Wanita). Secondly, the accomplishment of Gombong's women in that maintaining actions were caused by the high-quality of social, economic and cultural potency themselve. In side of social potency, in accordance with physical environment pressures that could not make an inadvantageous circumstances, even support themselves in build up motivating to join on social activities, not to expand sense of prejudice, not to encourage some conlicts, and always vigorius join some farming couchings by relevant institutions. It is a respected social potency of women that live in the state of crisis enveronment. In side of their economic potency; they have had willpower to complete primary, secondary and third requirements. Beside the point, they have possessed a high-quality workingspirit, some ways to utilize a leasure time well, and also have willpower to saving their money. In side of their cultural potency, if a definition of culture was concentrated to the dynamic caracter that a culture always intrinsic in the process of forming, creating, modifying and adapting, are very clearly that Gombong's women in particularly have had a good cultural potency. The potency could be found from their habits how the women pull together, learning and sharing information each other, see the sights of a collective local knowledge to solve their own actual problems together, searching for inovation than practice together, try to the inovation in progress, and making a decision together until they could obtain the most relevant and advantageous methods to maintain their environment. Since the KWT was formed, so much local knowledge was enlarged and socialized to another women until any new practices fashioned towards the outside a good land and outcome (panen). It is a basic to say that the women in Gombong Village called having a good cultural potency that shown by their eager to learn, to do, to form mission, and also to make a scenario planing and team work together. Peneliban dengan judul Model Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Produktif bagi Usaha Pengembangan Potensi Wanita di Pedesaan yang dilakukan pada Tahun I ini bermula dad permasalahan apakah kasus keberhasilan komponen masyarakat dalam mengelolan lingkungan hidup yang produktif melalui pengembangan potensi wanita di pedesaan dapat dijadikan suatu model yang bersifat general yang dapat diterapkan dimanapun dengan spesifikasi tertentu. Jika dapat bagaimana prosesnya dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya serba mengapa hal ini dapat dilakukan. Untuk dapat mengungkap hal itu dapat dilakukan penelitian secara intensif dan komprehensif atas kasus di desa Gombong Kabupaten Pemalangdan studi komparasi di Desa Sirampok Kabupaten Brebes dengan menggunakan pendekatan sosiologi dan Antropologi. Lingkungan hidup adalah suatu hal yang sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia. Karena itu untuk kelangsungan hidupnya manusia haws menjaga hubungan yang harmonis dengan lingkungan hidupnya, sebab balk buruk kualitas lingkungan akan berpengaruh pula terhadap kualitas kehidupan manusia. Dalam hal ini wanita di desa Gombong Kabupaten Pemalang Jawa Tengah merupakan contoh kasus yang berhasil mengelola lingkungan hidup pada lahan kering dengan balk, sehingga memperoleh penghargaan Kalpataru. Karena itu model pengetahuan dan sistem kerjasama mereka perlu diteliti dan dikembangkan untuk kepentingan masyarakat lainnya yang tinggal di kawasan lahan kribs. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelilian ini melipub observasi dan wawancara. Observasi untuk mengetahui hal-hal yang berlaku umum, wawancara dilakukan dengan wawancara kuesioner, wawancara bebas (indepth interview) dan EGO. Data-data yang telah terkumpul direduksi, diklasifikasi dan dikait¬kaitkan termasuk data sekunder, kemudian diinterpretasikan, dibuat kategon, dan dibuat penjelasan secara deskriptif untuk penulisan laporan. Beberapa temuan penting yang perlu dikemukakan, antara lain: pertama, aktivitas wanita di desa Gombong dalam mengelola lingkungan hidup yang produktif amat beragam. Bukan saja aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan fisik berupa kegiatan melakukan pembongkaran bebatuan yang terkandung dalam lahan, pembuatan pupuk tinja, diversifikasi dan Intensifikasi usaha tan', penanaman rumput untuk mencegah erosi, dan penataan lingkungan perumahan; tetapi juga kegiatan pengembangan organisasi sosial melalui forum KWT (Kelompok Wanita Tani) yang sudah terbentuk Kedua, keberhasilan wanita desa dalam mengelola lingkungan hidup yang produktif disebabkan oleh adanya kepemilikan potensi sosial, ekonomi, dan budaya yang balk. Dad sisi potensi sosialnya, akibat situasi dan tekanan lingkungan alam yang tidak menguntungkan, mereka justru membangun keinginan mengikuti kegiatan sosial, tidak mengembangkan rasa sating curiga, tidak antipati, tidak merangsang lahirnya konflik, dan selalu aktif mengikuti acara-acara pertemuan warga termasuk penyuluhan pertanian dari instansi terkait. Hal itu merupakan potensi sosial berharga dari warga yang Sup dalam kondisi alam yang semula serba kurang beruntung. Dad sisi potensi ekonominya; mereka memiliki keinginan melengkapi kebutuhan primer, sekunder, dan terrier yang tinggi. Disamping itu mereka memiliki semangat (etos) kerja tinggi dan cara-cara menggunakan waktu luang yang balk, juga memiliki keinginan menabung yang sangat Dad sisi potensi budayanya, jika pengertian kebudayaan penekanannya ditujukan path karakter dinamis bahwa kebudayaan selalu ada dalam pembentukan, penciptaan kembali, pemodifikasian dan penyesuaian-penyesuaiari male jelas di kalangan wanita desa Gombong dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan hidup yang produktif, memiliki potensi budaya yang sangat balk. Potensi itu terlihat dari cara bagaimana ibu-ibu berhimpun bersama, melakukan proses belajar bersama, menggali pengetahuan kolektif tradisional yang potensial untuk mengatasi permasalahan aktual bersama, mencari pengetahuan baru lalu praktek bersama dan terus-menerus melakukan percobaan dan pengambilan keputusan bersama, sehingga diperoleh cara-cara pengelolaan lingkungan yang paling relevan dan menguntungkan. Sejak terbentuknya KWT (Kelompok Wanita Tani), banyak pengetahuan tradisional dikembangkan dan pengetahuan barn disoslalisasikan, sehingga praktek-praktek baru dilahirkan menuju terwujudnya lahan dan hasil panen yang menguntungkan. Semua ide itu lahir dan terbukti efektif berkat kepeloporan wanita yang mengajak dan belajar bersama dalam forum KWT. Hal itu yang menjadi dasar mengapa para wanita di desa Gombong disebut memiliki potensi budaya yang balk, bukan saja karena mereka bersedia belajar bersama, berbuat bersama dan membangun misi bersama tetapi juga karena mampu merancang skenario bersama dan bekerja bersama.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences
Divisions:Document UNDIP
ID Code:22631
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:06 Oct 2010 09:56
Last Modified:06 Oct 2010 09:56

Repository Staff Only: item control page