KONSUMSI SEMBILAN BAHAN POKOK SELAMA MASA KRISIS PADA MASYARAKAT KELAS BAWAH DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJARNEGARA JAWA TENGAH

Tyesta ALW, Lita (1999) KONSUMSI SEMBILAN BAHAN POKOK SELAMA MASA KRISIS PADA MASYARAKAT KELAS BAWAH DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJARNEGARA JAWA TENGAH. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
228Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1513Kb

Abstract

Krisis ekonomi dan moneter diakui telah mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama pada lapisan bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui perubahan konsumsi sembilan bahan pokok serta perubahan pola hidup sec$ra umum dalam menyiasati krisis. Penelitian diadakan di Desa Binorong, kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara pada bulan Juni 1998 dengan menggunakan inetoda kualitatif. Desa Binorong termasuk salah satu desa miskin (masuk program IDT, Inpres Desa Tertinggal). Desa ini terletak 2 km dari kota kecamatan atau S km daili kota kabupaten. Luas desa 165,5 Ha, berpenduduk 4052 jiwa Mata pencaharian peinduduk terutama adalah buruh industri, petani, buruh tani dan pedagang. Dampak krisis pada mulanya lebih dirasakan oleh para buruh, karena upah mereka relatif tetap sedangkan harga sembilan bahan pokok (sembako) sudah merayap naik. Kehidupan terasa lebih berat ketika banyak penduduk yang kesulitan tnencari kerja dan beberapa buruh migran mulai pulangkanipung karena PHK. Pada Masyarakat petani, dampak krisis mulai dirasakan 4-5 bulan kemudian setelah persediaaln pangan mereka menipis Banyak penduduk yang mulai mengkonsumsi `kreker dan inthir (keduanya dari ketela pohon) dan jagung untuk mengganti beras. Sebagian besar penduduk dapat memenuhi kebutuhan sayur dari hasit kebun mereka sendiri. Pasar desa yang buka pagi hari sudah tidak menyediakan telur dan daging lagi. Untuk lauk pauk yang banyak laku di pasar tersebut adalah tempe, tahu kering dan ikan asin. Sebagian penduduk mengaku sudah mulai mengurangi konsumsi bahan-bahan seperti minyak goreng, minyak tanah, sabun (mandi dan cuci) dan gula karena harganya hampir tak terjangkau. Ibu-ibu rumahtangga sudah jarang menggoreng makanan, sebaliknya mereka lebih banyak merebus atau mencampurkan lauk pada sayuran. Beberapa peserta FGD menyatakan bahwa apabila keadaan ini berlanjut sampai 5-6 bulan lagi maka akan banyak penduduk yang menderita kelaparan. Dampak krisis ini juga ssudah mulai nampak pada bidang kesehatan, misalnya kembalinya penggunaan obat-obatan tradisional untuk beberapa penyakit ringan serta beralihnya suntik daan susuk KB ke penggunaann pil yang lebih murah. Pada bidang p$ndidikan banyak penduduk yang pesimis dapat melanjutkan sekolah anaknya selepOs SD atau SMP. Sebenarnya 'social safety nets' untuk bidang pendidikan di desa ini isudah cukup kuat karena beberapa lembaga menyediakan beasiswa atau bantuan flembayaran BP3, pembelian alat dan pakaian seragam SD dan SLTP. Economic and monetary crisis has influenced the livelihood, especially on lower plass. The research aimed to investigate the change of basic needs consumption to overcome the crisis. The qualitative research was conducted on June 1998 in Binorong village, Bawang, Banjarnegara. Binorong village is an IDT village', located 2 km from Bawang city or 8 km from regency city. The village had 185,5 Ha of land and 4052 population, The people mostly worked as industrial labours, agricultural labours, farmers and merchants. The labours were the segment who faces the effect of crisis earlier. The prices of nine basic needs were raising, while their wages relatively not change. The livelihoods become worst due to the fact that the work opportunity becomes narrower and some migrant labours were terminated. The effect of the crisis on farmers comes 4-5 months when their food was shortage. Many people had consumed `kreker and `inthiP(both from cassava) and corn to substitute rice. Most of the people consumed vegetables from their own farm. The village market had no more supplied eggs and meat, except tempo, tahu and salted fishes. Some people said that they could reduce their consumption of frying oil, kerosene, soap, detergent and sugar. Some of the focus group discussion participants said that if the situation was not changed during the next 5-6 months, many people will starving. The effects:if the crisis could be seen on the increasing of the traditional health care and decreasing of family planning participation. Many families drop out from implant or injection, and as is the changing, mostly they use the cheaper contraception such as pill. The crisis will affect many aspects of education. Many parents feel permissively could not suppOrt the cost of their child education.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:Document UNDIP
ID Code:22620
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:06 Oct 2010 09:24
Last Modified:06 Oct 2010 09:24

Repository Staff Only: item control page