PEMELIHARAAN JUVENIL PADA KARAMBA LAUT SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN BENIN TERIPANG PUTIR (Holothuria scum)

Indrayanti, Elis and Hartati, Retno and Widianingsih, Widianingsih (2004) PEMELIHARAAN JUVENIL PADA KARAMBA LAUT SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN BENIN TERIPANG PUTIR (Holothuria scum). Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
193Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

993Kb

Abstract

Holothuria scabs is one of sea cucumber which has high economical value. It has delicious flesh and high protein content. The high market demand of this product causes decreasing the sea cucumber population. Therefore, it was important to know the ecobiology aspects of sea cucumber so that the culture becomes optimal. The aim of this research is to observe the growth of sea cucumber (Holothuria stabra) which was reared in cages with different habitat. This research was done at Teluk Awur Beach, Jepara. The experimental method was aptied in this research. H. scabra was reared in cages with three treatment : sand-mud habitat (A); shell rubbles with sand-mud habitat (B) and coral rubbles, seagrasses with sand-mud habitat (C) for 3 month. All treatment were triplicated. Stocking densities a ind/tn2. The cages ( I xlx I in) are made of nylon of 5mm mesh. The parameter such as temperature, current, salinity, organic matter and chlorophyl-a of sediment, nitrate and phosphate of water, ammonia of sediment, growth, survival rate and digestive content was measure on this research. Sediment and water samples were analysed in Marine Science Laboratory, BBAP and LP \VP Jepara. It was observed Ifon, the result that there was no significantly different on sea cucumber growth rate (P>0.05). The absolute growth of sea cucumber after being reared for 3 month at habitat A, B and c as follows A = 36.85 gram, B = 35.92 gram and C 10.89 gram. The survival rate was I OD% on treatment A and B but 66.67% on treatment C. The organic matter and Chlorophyl-a of sediment were showed that all treatment were not significantly different (Anova F — 0.282; F — 0.614; P>0.05). The quality of water during research remains good for culture :scuba Teripang Holothuria scabra merupakan salah satu sumber daya hayari non ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena dagingnya enak dimakan dan mempunyai kandungan protein tinggi. Tingginya pennintaan pasar menyebabkan menurunya populasi teripang di aim, sehingga perlu usaha budidayanya dimana habitat merupkan factor yang 'tenting. Usaha budidaya merupakan salah satu Eangkah untuk menjaga kelestarian kelangsungan regenerasi serta melindungi populasi teripang di alarn. Usaha budidaya tersebut dapat dilakukan melalui pembenihan dan pembesaran teripang dengan herbagai metode. Sampai saat ini, di Indonesia telah banyak dilaporkan penelitian tentang keberhasilan peng,claan benih H. scabra. Namun masih terdapat banyak hambatan dalam pembesaran benih. Penyediaan habitat yang tepat bagi juvenil teripang merupakan permasalahan yang sering timbal dalam usaha budidaya teripang. Seringkali teripang mengalami pertumbuhan yang lambat dan tingkat kelulushidupan rendah karena penyediaan habitat yang tidak tepat. Saar ini masih sedikit informasi mengenai interaksi antara karakteristik habitat yang berbeda dengan penumbuhan teripang H scabra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan teripang Holothuria scabra yang dipelihara pada habitat (substrat dasar) yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di pantai Teluk Awur, Jepara. Analisa sampel sedimen dan air dilakukan di laboratorium Kampus Kclautan, BBAP dan L.PWP„Iepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan 3 perlakuan yaitu: habitat (A) pasir dan ltunpur, habitat (B) pasir, lumpur dan pecahan cangkang; habitat (C) pasir, lumpur, lamun dan pecahan karang. Masing — masing perlakuan di ulang 3 kali. Teripang dipelihara pada habitat yang berbeda selama 3 dengan menggunaltan karamba yang tot-bunt dari nylon bcrukuran lxIxlm. Padat penebaran 3 ind/m`. Parameter yang diamati adalah suhu, arus, salinitas, kandungan bahan organik sedimen, klorolil-a sedimen, kandungan nitrat clan phospat terlarut, pertumbuhan berat mutlak, kelulushidupan teripang pasir dan analisa isi saluran pencernaan teripang. Masi! penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan teripang yang dipelihara pada habitat yang berbeda menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0.05). Rata-rata pertumbuhan berat mutlak teripang pada habitat A, B dan C adalah 36.85 gram, 35.92 gram dan 10.89 gram. Tingkat kelulushidupan mencapai 100% terjadi pada habitat A dan B, sedangkan habitat C hanya 66.67°4. Kandungan bahan organik dan klorofil-a sedimen tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar habitat (Anova F = 0.282; F = 0.614; P>0.05). Secara umum, berat teripang mengalami kenaikan seiring dengan pertambahan kandungan bahan organik dan klorofil-a sedimen. Kondisi kualitas air selama penelitian menunjukkan kisaran yang layak untuk pernelihaman teripang.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
ID Code:22619
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:06 Oct 2010 09:19
Last Modified:06 Oct 2010 09:19

Repository Staff Only: item control page