METODE BIOMONITORING DIATOM SEBAGAI BIOINDIKATOR ALAM MENENTUKAN TINGIKAT KUALITAS PERAIRAN

Soeprobowati, Tri Retnaninggsih (1999) METODE BIOMONITORING DIATOM SEBAGAI BIOINDIKATOR ALAM MENENTUKAN TINGIKAT KUALITAS PERAIRAN. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
321Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1203Kb

Abstract

Metode biomonitoring pencemaran perairan berupa kandungan faecal coli, dan indeks keanekaan dan perataan darn benthos dan plankton yang selama ini dipergunakan sebenamya mempunyai beberapa kelemahan. Escherichia coil hanya mengindikasikan pencemaran yang disebabkan oleh faecal coli, benthos tidak dapat hidup pada sembarang substrat, sedangkan fitoplankton hidupnya mengapimg sehingga populasinya sangat dipengaruhi oleh anus. Untuk itu perlu dikaji metode barn yang lebih mampu merekam kondisi perairan setempat. Diatom epipelik memiliki lcaralcteristik yang potensial untuk dijadikan bioindikator pencemaran karena mengakumulasi komponen fisik-kimia perairan dan mampu menampakkan respon terhadap lingkungan tempat hidupnya dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan hal tersebut, maim pene/itian ini dilakukan untuk mencari alternatif barn untuk menghasillcan metode biomonitoring (bentpa species-species indeks dari diatom) yang lebih signifikan, efektif dun efisien dalam monitoring perairan dengan mempelajari lcaralcteristik diatom pada substrat sedimen dalam paubahan waktu di perairan yang tercemar dan yang relatif belum tercemar. Untuk itu maka dilakulcan pengambilan sampel pada tujuh sungai _di daerah PANTURA Jawa Tengah, meliputi Sungai Karanggeneng - Rembang, Juana - Pati, Banjir lanal Timur - Semarang, Banjir lanai Barat - Semarang, Banger - Pekalongan, Pekalongan - Pekalongan dan Gang - Tegal. Sampel sedimen diambil dengan menggunakan core barrel yang sudah dimodifikasi dengan pralon pada ketujuh sungai tersebut samba! 20 cm. Pengukuran parameter temperatur, DO, pH, salinitas dan turbiditas dilalaikan secara in situ pada said pengambilan sampel. Analisis sampel air dan sedimen meliputi total nitrogen dan fosfor tersedia, silika, Cu, Cr dan Cd. Ekstraksi, preparasi dan identifikasi diatom dilakukan berdasarkan metode Wetzel & Likens (1991) dan Round (1993). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan paket program PRIMER versi 4.0 yang dikeluarkan oleh Plymouth Marine Laboratory, United Kingdom (Can, 1997). Analisis Cluster dilakukan untuk mendapatkan peta pengelompokan .dan analisis SIMPER dilakukan untuk menentukan diatom yang paling berperan dalam pembentukan kelompok (Clarke & Warwick, 1994). Tujuh sungai yang dijadikan lokasi penelitian dapat dibagi dalam 3 kelompok berdacarkan sifat fisik kimia air, sedimen dan komunitas diatom: Kelompok I terdiri dari Sungai Gung dan Banger, Kelompok tersusun &eh Sungai Karanggeneng dan Pekalongan dan Kelompok III oleh tersusun sungai Juana, Banjir Kanal Barat dan Timur. Jenis yang paling berperan dalam pengelompokan tersebut adalah: Synedra ulna, Nitzschia palea, Eragillaria cappucina dan Nitzschia sigmoidea Jenis-jenis tersebut berpotensi untuk dijadikan bioindikator dalam kegiatan monitoring perairan sungai di Indonesia. Biomonitoring methods for water quality, such as coil form content, diversity and evenness indices of macrobenthic invertebrates and plankton which are used, actually have some weaknesses. Escherichia coil only indicated pollution caused by faecal coli; macrobenthic invertebrates have not ability to live in all substratum, whereas the population of phytoplankton are affected by current as they are floating in the surface water. Therefore, the method which are more effective have to be developed. Epipelic diatoms have potential characteristics as bioindicator of water quality because have ability to accumulate physicochemical component of aquatic ecosystem and respond it immediately. This research is conducted in order to find out a new alternative of biomonitoring method (: species indices of diatoms) which are more significant, effective and efficient. The objectives of this research in the first year are to find out variability diatoms in variability environment, determine physicochemical parameters which support diatom abundance, determine water quality map based on diatoms and determines the species which responsible to the grouping. Sediment samples were taken from 7 rivers in the Northern Coast of Central Java (called PANTURA): Karanggeneng-Rembang, Juana-Pati, Banjir Kenai Timor-Semarang, Banjir Banal Barat-Semarang, Banger-Pelcalongan, Pekalongan¬Pekalongan and Gung-Tegal. Temperature, dissolved oxygen, salinity, pH and turbidity were measure in-situ. Analysis of water and sediment samples include total nitrogen, total phosphorous, silica, heavy metals of Cu, Cr and Cd. Extraction, preparation and identification of diatoms were followed Wetzel & Likens (1991) and Round (1993). The data were then analysed using PRIMER package programme version 4.0 which is produced by Plymouth Marine Laboratory, United Kingdom (Can, 1997). The analysis of Cluster was done to make grouping and SIMPER to determine responsible species (Clarke & Warwick, 1994). Based on water, sediment quality and diatom community, 7 rivers in PAN'fURA could be divided into 3 groups: Group I, consisted of Gung and Banger Rivers, Group II of Karanggeneng and Pekalongan Rivers and Group LEI of Juana, Banjir Kanal Barat and Banjir Kanal Timur Rivers. tS'ynedra ulna, Nitzschia palea, Fragillaria cappucina and Nitzschia siginoidea responsible for those grouping and are therefore could be promoted as bioindicator of water quality in the Indonesian river. Research still should -be developed, especially for diatoms in the bottom layer of sediment samples to reconstruct ecological condition in the past and to predict the condition in the future.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Document UNDIP
ID Code:22614
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:06 Oct 2010 09:09
Last Modified:06 Oct 2010 09:09

Repository Staff Only: item control page