DAMPAK PERILAKU INDUSTRI TERHADAP PENYESUA1AN HARGA DAN DAYA SAING MAKRO EKONOMI

Sugiyanto, FX. and Kurnia, Akhmad Syakir and Firmansyah, Firmansyah and Widodo, Wahyu (2005) DAMPAK PERILAKU INDUSTRI TERHADAP PENYESUA1AN HARGA DAN DAYA SAING MAKRO EKONOMI. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
190Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

897Kb

Abstract

Daya saing perekonomian Indonesia terns menurun dalam beberapa tahun terakhir. Dalam laporan World Competitiveness Report 2002-2003 yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF), indeks daya saing pertumbuhan (Growth Competitiveness Index/CGI) menurun dari peringkat ke-64 apada tahun 2001 menjadi ke-67 pada tahun 2003 dari 80 negara. Sementara daya saing mikroekonomi (Microeconomics Competitiveness Index/MCI) menurun dari posisi ke-55 menjadi ke-64. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya kinerja makroekonomi secara menyeluruh, salah satunya adalah tingkat inflasi. Intlasi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Selain masalah moneter, penyebah inflasi berasal dari masalah struktural (structural inflation) dan masalah kebijakan pemerintah (administered inflation). Fakta tersebut dapat dilihat pada struktur dan kebijakan di sektor industri. Kebijakan industri Indonesia berawal dari strategi subtitusi impor pada tahun 1970-an, kemudian berkembang ke industri promosi ekspor pada tahun 1980-an, pada tahun 1990-an industri manufaktur Indonesia telah masuk dalam kategori Newly Industrialized Countries (NIC's). Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan transformasi struktural dengan semakin tingginya peran sektor industri terhadap PDB menggeser sektor pertanian. Sayangnya perkembangan yang pesat tersebut tidak di ikuti oleh penguatan struktur industri secara menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh pernbangunan sektor industri selama ini didukung oleh proteksi yang kuat dan tingginya praktek kolusi¬korupsi-nepotisme. Praktek kebijakan yang salah terebut telah menghasilkan struktur industri yang oligopolis atau bahkan :»onopolis, yang menychabkan distorsi harga di pasar. Lemahnya daya saing industri tersebut dibuktikan ketika krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998, sektor industri manufaktur mengalami kontraksi sebesar 13,1 persen. Struktur industri yang oligopolis tersebut memberi kontribusi pada laju inflasi nasional. Basil olah data menunjukkan bahwa sejak tahun 2000, sektor industri tertentu memberilcan kontribusi tinggi pada intlasi musiman (akhir tahun). Diduga inflasi tersebut tidak semata-mata ditentukan oleh naiknya permintaan, tetapi juga disebabkan oleh struktur industri yang oligopolis. Pasca krisis, inflasi sangat berdampak pada daya saing makroekonomi. Salah satunya adalah APBN. Hal ini sebagai konsekuensi dari program rekapitulasi perbankan. Kenaikan inflasi akan inemicu kenaikan suku bunga. Kemudian berdampak pada naiknya beban APBN khususnya di pos pembayaran bunga utang domestik. Dengan menggunakan inetode analisis-deskriptif dan statistik, iaporan tahun pertama ini memaparkan kajian terhadap kebijakan industri dan analisis Structure-Conduct-Performance (S-C-P) di sektor industri manufaktur yang memberikan kontribusi pada intlasi nasional. I. Permasalahan penelitian : Kebijakan industri menghasilkan struktur industri yang oiigopolis sebagai akibat kesalahan kebijakan dan praktek KKN. Struktur tersebut menyebabkan distorsi harga di pasar, dan mendorong intlasi nasional. Kenaikan inflasi tersebut memberatkan bcban APBN khususnya pada pos pembayaran bunga Wang domestik. Hal ini menyebabkan daya saing sektor industri manufaktur dan perekonomian nasional lemah. Kebijakan industri tersebut harus diperbaiki dimasa yang akan datang untuk memperbaiki daya saing. 2. Tujuan Penelitian • Menganalisis kebijakan industri (industrial policies) yang secara umunn telah ditempuh oleh pemerintah selama ini. • Menganalisis kebijakan industri (industrial policies) yang telah ditempuh pemerintah di sektor yang mendapat regulasi khusus (high regulated) yang dijadikan obyck penelitian. • Menganalisis Structure-Conduct-Performance (S-C-P) di sektor industri manufaktur yang dijadikan obyek penelitian. • Menganalisis data-data di sektor industri manufaktur yang dijadikan obyek penelitian yang kemudian dijadikan dasar bagi penelitian pada tahun ke-2. 3. Metode Penelitian: Pada tahun pertama ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah I. Deskriptif — Analitis, dengan melakukan review dan kajian terhadap literatur-literatur yang terkait rencana penelitian tahun pertama. Pertama, review terhadap kebijakan industri (industrial policies) dan kedua review terhadap kebijakan sektoral (sectoral policies). 2 Analisis stalls**, dengan menggunakan metode Nrhitungan statislik untuk menganalisis S-C-P industri manufaktur. Penatna, konsentrasi industri yang diukur dengan pangsa empat perusahaan terbesar (CR4). Kedua, analisis terhadap indikator kinerja baik itu pertumbuhan (growth) maupun pergeseran (shift) dan panga (share) terhadap variabel-variabel yang relevan. 4. Hasil dan Kesimpulan I. Hash' Penelitian: Berdasarkan pada kajian yang dilakukan pada tahun pertama dihasilkan beberapa hal penting: • Kebijakan industri tclah menghasilkan struktur yang oligopolis khususnya di industri yang mendapatkan tata niaga khusus dari pemerintah. Dengan struktur tersebut industri mernpunyai market power dan memponyai kemampuan dalam menentukan harga pasar. • Sektor-sektor industri tersebut memberikan kontribusi pada tingkat intlasi nasional khususnya inflasi musiman (akhir whim). Hal tersebut dapat dilihat pada perkembangan WPI masing-masing komoditi terpilih. • Analisis data menunjukkan bahwa inflasi musiman memberikan kontribusi yang besar pada tingkat inflasi nasional, rata-rata lebih besar 40%. • Inflasi yang terjadi di Indonesia tidak semata-mata disebabkan oleh permasalahan jumlah uang beredar, tetapi disebabkan pula oleh permasalahan structural dan kebijakan pemerintah (administered inflation). • Kebijakan industri tersebut harus diperbaiki di masa yang akan datang untuk membentuk struktur industri yang berdaya saing tinggi. 2. Kesimpulan; • Berdasarkan analisa data diagnosa terhadap hubungan antara oligopoly-market power-price setting mengarah pada kebenaran. • Diagnosa ini menjadi bahan dasar untuk penelitian tahun ke-2 yang lebih mendalam dengan menggunakan analisis ekonometrik dan pendekatan kesetimbangan umum terapan (KILT).

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions:Faculty of Economics and Business > Department of Management
ID Code:22546
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:05 Oct 2010 10:31
Last Modified:05 Oct 2010 10:31

Repository Staff Only: item control page