SRITUNINGSIH, MG. NUNIEK and SEKARTADJI, KARTINI and DWIJATMIKO, SRIYANTO (1997) DISKRIMINASI TERHADAP Pt:Is:ERA PEREMPUAN DALAM KEBIJAKAN MANAJEMEN PERUSAHAAN GARMENT DAN TEKSTIL DI KOTAMADYA SEMARANG. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF - Published Version 768Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 2722Kb |
Abstract
Pembangunan sektor industri yang dapat dieerininkan deng,Im ineningkattlya juntlah industri besar, sedang dan kecil bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, inernungkinkan terbukanya lapangan kerja baru bagi tenaga kerja perempuan. 41erna pokok penelitian ini adalah menggambarkan profil tenaga kerja perempuan di Iingkungan industri garment dan tekstil di Kotamadia Dati II Semarang, terutama tentang kesejahteraan pekerja, jaminan perlindungan, pendidikan dan latihan serta huhungan sosialnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analisis gender, dengan maksud untuk menemu kenali diskriminasi terhadap pekerja perempuan dalam kebijakan manajemen persahaan. Dengan memperhatikan profil pekerja perempuan, akses dan kontrol terhadap fasilitas dan perlindungan kerja serta organisasi, dan dampak terhadap ekonomi rumah tangga. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode survey, data dikumpulkan melalui wawancara dengan daftar pertanyaan (questionaire) untuk pekerja dan wawancara menda¬lam (depth interview) untuk pekerja dan penentu kebijakan perusahaan agar dapat diperoleh keterangan mengeani diskriminasi terhadap tenaga kerja perempuan. Sedangkan populasi penelitian adalah pekerja perempuan di perusahaan garment dan tekstil di Kotamadia Semarang di wilayah Pedurungan, Genuk, Simongan dan Krapyak. Sample diambil secara acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 200 prang pekerja perempuan di perus¬ahaan garment dan tekstil, yang tersebar di empat wilayah industri. Teknik analisis data digunakan metode deskriptif dengan bantuan Program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, motivasi utama yang mendorong mereka bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hal ini sesuai dengan karakteristik responden yaitu sebagian besar berusia produktil, herpendidikan rendah, status operator mesin/ penjahit dan menikalt dengan juitilalt langglitigati kehlarga tumuli 2 • :s jiwa. Kedua, tingkat kesejahteraan pekerja diketahui sebagian besar (74,5%) mendapatkan upah Rp 50 ribu - Rp 100 ribu per bulan, masih berada di bawah UMR Rp 3.400/ hari. Secara rand( memiliki sumbangan yang cukup berarti bagi ekonomi rumali tangga. Beata¬sarkan perhitungan pemenuhan kebutuhan, diketahui 51 % merasa cukup memenuhi kebu¬tuhan hidup layak, sedangkari 49 % lainnya merasa belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketiga, pengetahuan tenaga kerja wanita terhadap 1CKB dan pelindungan tenaga kerja cukup balk, jaminan sosial tenaga kerja, demikian pula dengan cuti hamil, cud haid dan sarana perlindungan kerja. Tetapi belum satupun dart delapan perusahaan menyediakan tempat penitipan anak. Keempat, pelatihan bagi pekerja dilaksanakan oleh sebagaian tenaga kerja (97,5%), sedangkan kesempatan pelatihan tidak diberikan secara terhuka hanya 57,5 % mendapatkan pelatihan. Meskipun demikian hanya 10 % dari mereka memanfaatkan pelatihan tersebut, karena dirasakan kurang memberikan manfaat kelancaran kerjanya. Kelima, warga masyarakat mempunyai persepsi positif dan mendukung perempuan bekerja di sektor publik. Tetapi institusi sosial dalam masyarakat masih bersifat patriarkhi sehingga kutang menguntungkan kedudukan perempuan. Para pekerja masih tetap melaku¬kan kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan tempat tingalnya. Bersadarkan analisis data diketahui bahwa sebagian besar tenaga kerja perempuan berstatus pegawai rendah (operator mesin), pekerja yang digaji di bawah upah minimum regional (UMR), belum mendapatkan jaminan dan perlindungan kerja yang memadai dan secara relatif masih berada dalam dominasi laki-laki. Industrial sector development wich is reflected by increasing amount of big, medium and small scale industries and is aimed to improve social welfare has factually provided new job for women. The main theme of this research is to describe the profile of women labor of garment and textile industries in Semarang Municipality, which especially deals with their welfare, safety service, education and training, and social relations, This research is conducted by using a gender analysis appraoch wich highlights the labor's activities, accessibility and controlling including the factors influencing them, and the economical impact towards their families earning. The reseach method used is a survey method by having questionaire for the women labor and depth interview with the decision makers. The reseach population comprises woman labor of industries in Semarang Munici¬pality wich are located in the regions of Pedurungan, Genuk, Simongan, and Krapyak. A simple random sampling system has been applied to 200 woman labor of garment and tex¬tile industries operating in those regions wherwas the data analysis technique has used a descriptive method with a help of SPSS program. The results of this research have shown: first, the main motivation leading them to work is to enhance their families' earning. This assumtion is supproted by the fact of the respondents' characteristics, namely their highly productive ages, low education, sort of job such as machine operator or seamstress. Besides, they are commonly married women having 2 - 5 people within each family. Second, most of them (74,5 %) have got Rp 50.000,00 - Rp 100.000,00 per moth meaning that it is still lower than the prevailing Regional Minimum Wage (UMR), Rp 3.400,00 per day. However, this wage has given a significant assistance for theirs families' performance. Seen from Melr family's need Int fillment, 51 % think that it has been enough, whereas the other 49 % per do not. Third, the woman labor"s knowledge on KK13 is sifficient. Safety service, labor social security, pregnancy and menstruation vacations arc good enotilig, but tunic or the indutries has a care of children. Fourth, labor training has been provided (97,5 %), but not openly; only 57,5 % has got it. The chance of traing, however, has been taken by only 10 % of them because they think that such a traing doesn't asist much in enchancing their work perlbrniance. Fifth, most of the society members support women working in the public sector because the women, as a matter of fact, are still active in some other social activities. This research concludes that most of the woman labors work at lower levels, such as machine operators, they have gained lower wage than the prevaling UMR and have got insufficient work security. Besides, they are still under men's domination.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Document UNDIP |
ID Code: | 22505 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 05 Oct 2010 08:11 |
Last Modified: | 05 Oct 2010 08:11 |
Repository Staff Only: item control page