TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI ROKOK DAN JAMU DI KOTA SEMARANG TAHUN 1900-1965

Abstract

Industrialisasi sudah berlangsung di Semarang sejak abed ke-19. Resesi ekonomi lahun 1930 menyebabkan kemunduran ekonomi di Semarang yang tampak pada meningkatnya angka pengangguran. Untuk mengatasi kondist ini, pemerintah Hindia Belanda berusaha memajukan industri. Resesi ekonomi juga mendorong masyarakat melakukan penyesuaian dengan membuka usaha. Di antara berbagai industri, jumlah pabrik rokok di Semarang paling menonjol dan melebihi jumlah yang ada di Kudus. Semarang juga dikenal sebagai pusat pabrik jamu, yang terbesar dan tertua adalah PT Jamu Nyonya Meneer. Kedua jenis industri itu paling banyak menyerap tenaga kerja wanita. Pabrik rokok kretek membutuhkan ratusan tenaga kerja wanita terutama untuk proses pembungkusan. 90% tenaga kerja di pabrik jamu adalah wanita, karena jenis pekerjaannya sesuai dengan kondisi fink dan karakter wanita. Dalam periode tahun 1930-1970 wanita taint memberi sumbangan yang besar unluk membantu okonoini keluarga SUMMARY Industrialization was occurred in Semarang since 191' century. The economic recession in 1930 caused decline economic in Semarang which was shouwed in increase the number of unimployment. To overcome recession also pushed people to open business. Among the various industries, the number of cigarettes factory in Semarang most prominent and bigger the number in Kudus. Semarang also famous as center of jamu (traditional medicine) factories, the biggest is PT Jamu Nyonya Meneer. The cigarettes factory need hundreds women workers, especially for packing process. While, about 90% workers in jamu" factory are women, because the kinds of compatible with physical condition and caracter of women. In 1930¬1970 period, women give big contributions to help economic family