PENGARUH SUPLEMENTASI SENG TERHADAP MORBIDITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Julianti, Haripeni and Fitrikasari, Alifiati and Rahfiludin, M.Zen (2003) PENGARUH SUPLEMENTASI SENG TERHADAP MORBIDITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
518Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1201Kb

Abstract

Diare merupakan salah satu penyebab kematian terbesar bagi anak-anak di Indonesia. Beberapa penelitian telah dilakukan pada efek seng terhadap diare. Suplementasi seng dapat memperpendek durasi diare akut pada bayi dan anak-anak usia di bawah tiga tahun Namun bagaimana efek suplementasi seng terhadap durasi dan episode kejadian diare pada anak usia 2 — 5 tahun di Indonesia belum pernah diteliti. Selain diare, kecacingan merupakan penyalcit infeksi yang masih tinggi morbiditasnva dan menyebabkan masalah gizi pada anak-anak. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa cacing parasit hidup lebih baik pada tikus yang defisiensi seng dibandingkan dengan tikus gizinya baik Berdasarkan temuan pada hewan coba tersebut. maka pada penelitian ini juga akan melihat apakah suplementasi seng dapat menurunkan prevalensi kecacingan. Rancangan penelitian dengan randomized pretest posttest control group dengan tersamar ganda. Penelitian dilakukan dan bulan Mei sampai dengan Oktober 2003, di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Penelitian ini merupakan kerjasama dengan penelitian lain yang lebih besar yang berjudul "Efek Suplementasi Seng dan Interaksinya dengan Vitamin A terhadap Respon Imun dan Morbiditas Anak Prasekolah" . Sampel pada penelitian ini merupakan sub sampel pada penelitian yang lebih besar tersebut. Suplementasi seng dilakukan selama 8 minggu dalam bentuk sirup. Kepatuhan minum sirup dan monitoring kejadian diare dipantau oleh kader Posyandu. Pemeriksaan jumlah dan jenis kecacingan menggunakan teknik Kato-Katz. Terkumpul subyek sebanyak 152 anak usia 2-5 tahun. Prevalensi kecacingan pada pemeriksaan pertama adalah 15.1% sedang pada pemeriksaan kedua 16.4%. Pada pemeriksaan pertama ditemukan bahwa subyek yang mendapat sirup seng mempunyai proporsi kecacingan lebih tinggi dibanding subyek yang mendapat sirup plasebo meskipun bedanya tidak bermakna. Temuan serupa didapatkan pada pemeriksaan kecacingan kedua. Proporsi subyek yang menderita diare pada dwi minggu pertama, kedua, adalah 2,6% dan 3,3%, sedangkan pada dwi minggu ketiga dan keempat ditemukan proporsi kejadian diare yang sama yaitu 1,3%. Proporsi kejadian diare selama masa pengamatan menunjukkan tendensi serupa, yaitu subyek yang mendapatkan sirup plasebo mempunyai proporsi kejadian diare yang lebih tinggi dibanding kelompok yang mendapatkan sirup seng meskipun tidak terdapat beda yang bermakna. Angka kejadian kecacingan dan diare yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok yang mendapat sirup seng maupun plasebo mungkin disebabkan karena jumlah subyek yang kurang memadai atau waktu pengamatan yang singkat. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan waktu pengamatan lebih lama sehingga dapat diamati kejadian diare dan kecacingan. Penelitian yang dilakukan hendaknya memasukkan memasukkan variable perancu pada analisis sehingga dapat diketahui apakah suplementasi seng dan kejadian diare juga dipengaruhi oleh variabel perancu misalnya status social ekonomi orang tua atau asupan makanan yang mengandung seng dalam makanan sehari-hari.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:Document UNDIP
ID Code:22469
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:04 Oct 2010 11:24
Last Modified:04 Oct 2010 11:24

Repository Staff Only: item control page