PENGARUH SUPLEMENTASI SENG TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Puruhita, Niken and Julianti, Haripeni and Rahfiludin, M.Zen (2003) PENGARUH SUPLEMENTASI SENG TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
148Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

432Kb

Abstract

Anak prasekolah (2 — 5 tahun) merupakan kelompok yang mempunyai risiko besar terkena gizi kurang. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut twnbuh kembang anak dalam masa yang cepat sehingga dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistim imun masih tarnish sehingga lebih mudah terkena infeksi dibandingkan anak dengan usia lebih tua dan lebih rentan terhadap pola asuh yang salah. Salah satu zat gizi yang panting tumbuh kembang anak adalah seng. Pala makan yang mengandalkan asupan produk nabati di satu sisi dan rendahnya asupan produk hewani yang merupakan sumber seng di sisi lain, dapat mengakibatkan anak kekurangan seng. Efek suplementasi seng pada pertumbuhan anak¬anak masih kontroversial. Suplementasi seng pada anak-anak di Amerika Selatan menunjukkan perubahan pada parameter indek komposisi tubuh Namun penelitian pada anak-anak Bangladesh yang kurang gizi, suplementasi seng tidak menunjukkan efek yang signifikan terhadap pertumbuhan. Rancangan penelitian dengan randomized pretest posttest control group dengan tersamar ganda. Penelitian dilakukan dan bulan Mei sampai dengan Oktober 2003, di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genulc, Kota Semarang. Penelitian ini merupakan kerjasama dengrn penelitian lain yang lebih besar yang berjudul "Efek Suplementasi Sang dan Intoraksinya dengan Vitamin A terhadap Respon lmun dan Morbiditas Anak Prasekolah" Sampel pada penelitian ini adalah sama dengan sampel pada penelitian yang lebih besar tersebut. Suplementasi seng dilakukan selama 16 minggu dalam bentuk sirup. Kepatuhan minum sirup dipantau oleh kader Posyandu. Status gizi ditentukan secara antropometri, meliputi pengukuran bent badan, tinggi badan, linglcar lengan atas drat tebal lemak bawah kulit. Selisih status gin antropometri sesudah dan sebelum perlal:uan akan dibandingkan di antara dua kelompok dengan independent sample t test bila berdistribusi normal, atau dengan Mann-Whitney test bila tidak berdistribusi normal. Terkumpul sebanyak 741 anak usia 2 — 5 tahun yang berhasil diukur antropometrinya. Jumlah sampel laki-laki dan perempuan hampir sama, yaltu laki-laki sebesar 51,7 %, sedangkan cerempuan 48,3 %. Adapun jumlah sampel yang menerima sirup seng adalah sebanyak 366 anak, sedangkan sisanya menerima sirup plasebo. Hanya rerata selisih BB/U saja yang berbeda bermakna secara statistik antara kelompok yang menerima sirup seng dengan kelompok plasebo (Asymp. sig = 0 01) Pada kelompok seng mean rank BB/U-nya lebit tinggi (391,51) dibandingkan BB/U kelompok plasebo (350,99). Parameter antropometri lainnya terutama tingga badan terhadap umur belum belum mempelihatkan dampak. Hal ini kemungkinan karena lama suplementasi penelitian ini yang hanya 16 minggu relatif lebih singkat dibandingkan penelitian lainnya yang lama suplementasi sampai satu tahun. Perin dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu suplementasi yang lebih lama dan hendaknya juga memasukkan variabel perancu yang mungkin betpengaruh terhadap pertumbuhan anak.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:Document UNDIP
ID Code:22458
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:04 Oct 2010 10:53
Last Modified:04 Oct 2010 10:53

Repository Staff Only: item control page