Widowati, Tika Patria (2010) Stereotipisasi Perempuan dalam sinetron : Sebuah Analisis Resepsi Karakter Tokoh Utama Protagonis Perempuan dalam Sinetron Cinta Fitri Season 3. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
| PDF 36Kb |
Abstract
Cinta Fitri Season 3 merupakan satu dari sekian banyak sinetron Indonesia yang menggunakan nama perempuan sebagai judul juga sebagai pemeran utama dalam sinetron tersebut. Karakternya lemah, cengeng, mengalah, dan tertindas. Lebih kritis lagi, ada kesenjangan karakter dalam penokohan laki-laki dalam sinetron Indonesia. Laki-laki digambarkan sebagai sosok yang nyaris sempurna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interpretasi pemirsa terhadap karakter tokoh utama protagonis perempuan dalam sinetron Cinta Fitri Season 3. Penelitian ini didukung teori feminis psikoanalisis dan muted group theory. Di dalam psikoanalisis asumsinya adalah perempuan dianggap tidak berdaya atau tidak berkuasa dari laki-laki karena bersumber atas penderitaan psike perempuan. Sedangkan muted group theory melihat adanya kebisuan pembahasaan perempuan yang menjadikan nilai-nilai maskulinitas cenderung dimenangkan atas femininitas. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah reception analysis untuk mempelajari adanya perbedaan pemaknaan dari penginterpretasian tiap-tiap audience pada teks yang sama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan in depth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemirsa perempuan sinetron Cinta Fitri Season 3 melakukan tiga posisi pembacaan, the dominant hegemonic, negotiated reading, dan oppositional reading. Mayoritas pembacaan adalah posisi negotiated reading, yang mana pemirsa menerima sebagian preffered reading dari Cinta Fitri season 3, namun di satu sisi mereka juga melakukan negosiasi atas makna yang dipreferensikan sinetron tersebut. Benar Fitri perwakilan karakter ideal perempuan dalam sinetron tersebut, tetapi tidak benar jika seutuhnya seperti Fitri. Pada sinetron Cinta Fitri season 3, perempuan mendapatkan posisi sebagai pemeran utama yang sekaligus juga menjadi sentral cerita. Namun tidak berbanding lurus dengan apa yang diterima pemeran utama protagonis perempuan. Feminin sebenarnya tidak hanya berkutat pada hal-hal yang sifatnya lemah bagi perempuan. feminin juga bukan berati nomor dua setelah maskulin. Namun pemunculannya yang berlebihan, akan menjadikan feminin sebagai label yang kurang menguntungkan bagi perempuan. Perempuan ideal masih digambarkan sebagai seorang yang patuh pada suami, mengalah, dan mahir mengurus rumah tangga. Key words : Sinetron, Perempuan, Feminin
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
ID Code: | 22388 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 01 Oct 2010 17:39 |
Last Modified: | 01 Oct 2010 17:39 |
Repository Staff Only: item control page