RELOKASI PONDOK PESANTREN KRAPYAK DI YOGYAKARTA

WAHYU SALAG, ARDIAN (2001) RELOKASI PONDOK PESANTREN KRAPYAK DI YOGYAKARTA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
87Kb

Abstract

Pengembangan pendidikan di Indonesia pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama. Dalam UU Pendidikan No.2 tahun 1989, dinyatakan : “Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, dimana jalur pendidikan itu ada dua, yaitu formal dan non formal”. Pondok pesantren termasuk kategori pendidikan non formal. Menurut DR. H. Zamakhsyari Dhofier, M.A, Pesantren sangat potensial sebagai pendidikan alternatif, dimana menurut catatannya jumlah pesantren di Indonesia saat ini mecapai sekitar 9.500 buah dengan jumlah santri sekitar 2 juta. Padahal pada tahun 1980-an jumlah pondok pesantren baru 5.500 buah. Sedangkan menurut Zarkasyi AS, M.A, pondok pesantren dengan segala macam bentuk dan sistemnya mempunyai lahan, komunitas dan masyarakat sendiri-sendiri, sehingga ada pondok pesantren ukuran desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya. Adapun fungsi dari pesantren lebih jauh dijabarkan lagi sebagai lembaga dakwah, pengkaderan ulama, pengembangan ilmu pengetahuan (khususnya agama) dan pengembangan masyarakat, telah banyak ikut berperan serta dalam mendirikan negara Republik Indonesia ini. Pondok pesantren harus tetap menjaga keasliannya, untuk dapat mempertahankan keberadaannya, pesantren harus mau dan mampu mengadakan adaptasi dan inegritas dengan lingkungan yang ada. Oleh karena itu ada beberapa macam pondok pesantren yang berkembang selama ini, seperti yang dikemukakan oleh K.H A.S. Zarkasyi, antara lain :  Pondok pesantren Tradisional (Kuno), dan dikenal dengan istilah Salafi.  Pondok Pesantren Modern, atau dikenal dengan istilah Khalafi.  Perpaduan Pondok Pesantren Salafi-Khalafi adalah perpaduan pondok Pesantren Tradisional-Modern Dimana diantara ketiga macam pondok pesantren ini, yang paling banyak jumlahnya adalah pesantren dengan penerapan perpaduan Salafi-Khalafi yang merupakan perkembangan dari pondok perantren Tradisional yang memasukkan metode pembelajaran pesantren Modern (Zarkasyi A.S). Pondok pesantren Krapyak termasuk dalam kategori pondok pesantren ini. Pengembangan pendidikan pada Pondok Pesantren Krapyak dengan metode klasifikasi (madrasah), disebabkan karena sistem yang lama, yaitu Sarongan dan Bandongan (sistem salah) dirasa kurang efektif lagi, terutama dengan bertambahnya materi pelajaran dan jumlah santri yang semakin banyak. Dilihat dari kondisi pembelajaran santri di Pondok Pesantren Krapyak terlihat adanya suatu perubahan, apalagi dengan masuknya modernisasi/pembaharuan dalam pendidikan Islam pada awal abad ke-20, yang dipelopori oleh para pribadi dan organisasi Islam yang tidak puas dengan sistem tradisioanal. Hal ini dilakukan dengan penerapan metode klasifikasi dan mulai memasukkan mata pelajaran umum di madrasah yang didirikan. Sedangkan fisik bangunan secara umum dikelompokkan berdasarkan kelompok kegiatannya, tetapi diarea pondok pesantren tidak terlihat adanya pengelompokkan ruang/masa yang jelas antara fasilitas hunian, pendidikan, ibadah, dan penunjang (lihat lampiran 1). Melihat kondisi yang ada sekarang dengan perkembangan sistem pendidikannya, maka perlunya adanya rancangan alternatif secara fisik serta relokasi untuk mengantisipasi perekonomian pada masa yang akan datang. Untuk relokasi pesantren perlu memperhatikan potensi-potensi yang dimiliki oleh tapak guna menunjang keberadaan dari pondok pesantren Krapyak. Lokasi yang diambil akan mengadopsi nilai-nilai falsafah dan religi yang dimiliki oleh pondok pesantren Krapyak serta nilai-nilai histories dari daerah Krapyak itu sendiri. Dimana mempunyai hubungan erat dengan sumbu kosmoigi kota Yogyakarta, sehingga keberadaan lokasi dan tapak yang akan dipilih juga bisa mengadopsi nilai-nilai tersebut. Fasilitas bangunan secara kuantitatif masih membutuhkan penampilan sesuai dengan besaran ruang dan pemanfaatan ruang serta perkembangan jumlah santri (lihat lampiran 2), dan secara kualitatif kelayakan huni, lay out ruang dan bangunan yang ada masih belum tertata, dikarenakan penzoningan dan tata letak masa pada wadah kelompokkegiatan yang ada masih kurang representatif. Sedangkan dilihat dari posisi atau letak Pondok Pesantren Krapyak itu sendiri yang terletak di tengah perkampungan yang cukup padat. Ini menimbulkan masalah tersendiri untuk pengembangan yang bersifat kuantitas dan penambahan fasilitasnya. Maka dari itu perlu adanya suatu alternatif lokasi yang bisa mengakomodasi dari semua failitas yang akan dikembangkan. Perkembangan sarana dan prasarana beljar mengajar di pesantren Krapyak diawali dengan mulainya pengenalan sistem klasikal itu sendiri, bertambahnya sistem dan materi yang diajarkan secara klasikal selalu dibarengi dengan fasilitas penunjangnya. Akan tetapi sayangnya perkembangan pembelajaran yang pesat ini, hanya diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang dibangun tanpa perencanaan jangka panjang dan perencanaan yang engabaikan tuntutan kebutuhan fungsi ruang sebagai wadah yang mengakomodir kegiatan pembelajaran tersebut. Pengembangan unit-unit bangunan cenderung bersifat organis, karena terhambat oleh beberapa faktor, misalnya terbatasnya lahan dan anggaran biaya. Dilihat dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perlunya pengembangan serta penataan (redesain) fasilitas yang menunjang kegiatan belajar mengajar dan yang lainnya yang ditinjau dari segi kuantitatif dan kualitatif dengan melihat suatu altenatif desain baik itu relokasi maupun alternatif pengembangan ruang dalamnya. 1.2 Batasan Pengertian Judul dan Istilah : (Relokasi Pondok Pesantren Krapyak di Yogyakarta) Pondok Pesantren adalah : Asrama pendidikan Islam radisional dimana siswanya tinggal dan belajar bersama dibawah bimbingan guru dan Kyai, asrama terletak di kompleks dimana Kyai tinggal, yang juga tersedia masjid untuk bribadah, ruang-ruang belajar dan kegiatan lain. (Dhofier Z,1982). Pondok Pesantren Krapyak : pondok Pesantren yang terletak di dusun Krapyak Kulon, desa Panggung Harjo, kecamatan Sewon, kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Perpaduan : Kata Dasar (Padu) : sudah bercampur dan sudah menjadi satu benar (Perpaduan) ; Prihal (keadaan) berpadu ; Persesuaian, (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Sistem Pembelajaran : Sinonim (Sistem Pendidikan) : Keseluruhan yang terpadu dari suatu kegiatan pendidikan yang berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995.) Santri : Orang yang mendalami pengajiannya dalam agama Islam ; Orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh, orang soleh, (Suharto, Tata Iryanto, 1989). Salafi : Salafiyah Tradisional (kuno) ; pondok pesantren salafi adalah pesantren yang menerapkan sistem-sistem ama, pengajaran kitabnya sampai pada permasalahan tidurnya, makannya, kitab-kitab Maraji’nya yang biasa disebut “kitab kuning”, (Zarkasyi AS, M.A) Khalafi : Modern Terbaru Mutakhir ; pondok pesantren khalafi adalah pesantren yang sistem dan metode seta prasarananya sudah menuju pendidikan modern, menitik beratkan pada efisiensi dan efektifitas pendidikan, (Zarkasyi AS, M.A). Salafi-Khalafi : perpaduan antara pondok pesantren salafi-khalafi, sehingga menjadi setengah tradisional dan setengah modern, dimana awalnya merupakan pondok pesantren tradisional yang sudah menerapkan cara dan sistem modern, walaupun tanpa meninggalkan tradisi lama seperti “Bandongan” dan “Sorongan” dan kegiatan lainnya, (Zarkasyi AS, M.A). Kesimpulan Batasan substansi Judul. Dari penjabaran kosa kata di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan dari judul penekanan : “Perpaduan sistem pendidikan santri salafi-khalafi sebagai faktor penentu perancangan ruang dalam pada fasilitas hunian dan belajar mengajar” adalah sebagai berikut : bahwa sistem pembelajaran atau pendidikan santri di pondok pesantren, dengan pengembangan yang mengarah ke fenomena penggebungan sistem pembelajaran santri Tradisional-Modern, dan terjadi di Pondok Pesantren Krapyak, telah berpengaruh terhadap tuntunan kebutuhan ruang. Terutama pada fasilitas ruang hunian dan ruang kegiatan belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut diwadahi dalam ruang-ruang dalam bentuk masa bangunan (ruang dalam). Sedangkan relokasi dapat diartikan pemidahan lokasi dan tapak serta pengembangan, perluasan pada bangunan yang sudah ada dengan mengacu pada data fisik (existing) bangunan tersebut. 1.3 PERMASALAHAN 1.3.1 Permasalahan Umum Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pondok Pesantren Krapyak, yang dapat mengakomodir tuntutan kebutuhan kegiatan ibadah, belajar mengajar, hunian dan kegiatan penunjangnya dengan pertimbangan karena loasi dari pengembangan fasilitas Pondok Pesantren Krapyak tidak memenuhi syarat. 1.3.2 Permasalahan Khusus Bagaimana perencanaan konsep perencanaan dan perancangan ruang dalam pada fasilitas kegiatan belajar mengajar dan fasilitas hunian di Pondok Pesantren Krapyak yang diolah melalui pendekatan perpaduan sistem pembelajaran santri Salafi-Khalafi (tradisional-modern). 1.4 TUJUAN DAN SASARAN 1.4.1 Tujuan 1) Tujuan Umum Mendaparkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pondok Pesantren Krapyak yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhan kegiatan ibadah, belajar mengajar, hunian dan kegiatan penunjangnya, sehingga proses pendidikan di pesantren dapat berjalan dengan baik dan lancar dengan alternatif relokasi yang memungkinkan. 2) Tujuan Khusus Mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan ruang dalam pada bangunan Pondok Pesantren Krapyak, terutama pada fasilitas belajar mengajar dan fasiitas hunian yang sangat ditentukan oleh pendekatan perpaduan sistem pembelajaran santri Salafi-Khalafi. 1.4.2 Sasaran Upaya mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pondok Pesantren Krapyak yang dapat mengakomodir semua kagiatan pengguna dengan cara melakukan identifikasi terhadap Pondok Pesantren Krapyak melalui pendekatan penataan kaasan, serta dengan melakukan identifikasi terhadap fasilitas bangunan tersebut melalui pendekatan karakteristik kegiatannya, antisipasi tuntutan kebutuhan peruangan dan lain-lain sehingga dapat menampung pengguna dalam beraktifitas pada suasana yang kondusif untuk terwujudnya tujuan dari perpaduan pola pembelajaran santri Salafi-Khalafi (tradisional-modern) dalam jangka waktu tertentu dalam proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Krapyak seta meninjau kembali lokasi dari Pondok Pesantren yang tidak memadai karena terletak diperkampungan yang cukup padat. 1.5 LINGKUP PEMBAHASAN Perencanaan dan perancangan Pondok Pesantren Krapyak termasuk dalam kategori penataan suatu bangunan masa banyak dengan pembahasan-pembahasan sebagai berikut : 1) Non arsitektural Pembahasan tentang hal-hal diluar lingkup disiplin ilmu arsitektur yang menentukan faktor perencanaan dan perancangan, antara lain yaitu : a. Pembahasan tentang kondisi dan potensi Yogyakarta sebagai kota pendidikan secara umum, serta kondisi dan potensi pendidikan di Pondok Pesantren Krapyak secara khusus. b. Pembahasan entang batasan dan pengertian pondok pesantren, elemen pembentuknya, tipe-tipe pesantren, pola pendidikan Salafi-Khalafi, kurikulum pesantren serta perkembangan kuantitas dan kualitas santri sarana prasarana di Pondok Pesantren Krapyak. 2) Arsitektural Merupakan pembahasan yang menyangkut tentang wadah kegiatan Pondok Pesantren Krapyak yang merupakan gagasan-gagasan formatif bagi perencanaan dan perancangan pondok pesantren yang meliputi : a. Pembahasan tentang kawasan, penzoningan, bentuk masa, organisasi masa, hiraraki, pola konfigurasi, perulangan dan orientasi masa. b. Pembahasan tentang macam kegiatan, perilaku pengguna dan tuntutan kebutuhan peruangan yang meliputi jenis ruang, besaran ruang, bentuk ruang, hubungan ruang, organisasi ruang, sirkulasi atau aksebilitas bagi pengguna serta orbitasi antara masa bangunan, sistem struktur bangunan utilitas bangunan. c. Studi kasus sebagai pembanding.  Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, sebagai gambaran pondok pesantren khalafi (modren).  Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur sebagai gambaran pondok pesantren perpaduan Salafi-Khalafi (Tradisional-Modern). 1.6 METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan menggunakan metode deskriptif untuk memberikan gambaran secara jelas tetang Pondok Pesantren Krapyak dan permasalahan penataan ruang yang masih belum bisa menampung semua aktifitas pengguna secara terpadu untuk dicarikan solusinya. Metode pembahasan ini terdiri dari beberapa tahap dalam pembahasan untuk mendapatkan pemecahan masalah antara lain : 1.6.1 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang memaparkan isu-isu tentang pembelajaran dan pola pendidikan di Pondok Pesantren Krapyak yang mengarah pada fenomna pondok pesantren dengan perpaduan sistem pendidikan Salaf-Modern. 1.6.2 Observasi/pencarian dan Pengumpulan Data Pengumpulan data ini denga cara : a. Studi literatur atau observasi tidak langsung, yaitu berupa studi literatur yang berkaitan teori-teori standar, data-data statistic, serta peraturan atau peruntukan yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan Pondok Pesantren Krapyak, baik mengenai masalah fisik maupun non fisiknya. b. Studi lapangan atau observasi langsug terhadap obyek, dengan melihat dan mendokumentasikan lokasi bangunan, pengamatan perilaku pengguna dengan aktifitasnya, dan pengamatan kondisi fisik bangunan untuk perencanaan Pondok Pesantren Krapyak. c. Wawancara, yaitu mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung mengenai berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan topik bahasan. 1.6.3 Tahap Analisa dan Sintesa Tahap analisa dan sintesa digunkan untuk memperoleh pendekatan konsep perencanaan dan perancangan tata ruang di area Pondok Pesantren Krapyak denga penekanan pada penciptaan wadah kegiatan yang cukup mengadomodir semua kegiatan pada fasilitas hunian dan fasilitas kegiatan belajar mengajar, melalui pengolahan ruang dalam. 1.6.4 Tahap Merumuskan Konsep Tahap merumuskan konsep digunakan untuk mendapatkan konsep yang sesuai denga penataan uniy-unit bangunan Pondok Pesantren Krapyak yang didapatkan dari hasil pada tahap analisa dan sintesa, mulai dari penataan lay out ruang pada masing-masing unit bangunan, tata masa, aksebilitas bagi penggunanya bagi semua aspek yang menunjang dalam perencanaan dan perancangan peruangan untuk mewadahi kegiatan dalam pembelajaran santri dengan penerapan sistem pendidikan Salafi-Modern. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Secara garis besar penulisan ini dibagi dalam beberapa bab yang saling berkaitan antara yang satu dengan lain : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang penjabaran latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pmbahasan, metodologi pmbahasan, sistematika penulisan serta pola pikir dalam penulisan naskah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI KASUS Tinjauan umum tentang pondok pesantren dan aspek-aspek perencanaan dan perancangan bangunan pondok pessantren dalam dataran teori yang sesuai dengan standard an fasilitas, meninjau tentang perkembangan pondok pesantren secara umum, serta sistem pembelajaran santri yang ada dalam pondok pesantren dengan melihat studi kasus sebagai pembanding desain. BAB III TINJAUAN KHUSUS PONDOK PESANTREN KRAPYAK Gambaran umum kota Yogyakarta dan bangunan Pondok Pesantren Krapyak sera sistem pembelajarannya yang dihbungkan dengan filosofi dan kondisi hunian dan fasilitas belajar mengajarnya, sehingga didapatkan titik temu yang dapat dijadikan alat untuk menyelesaikan permasalahan yang menjadi topik dalam pembahasan. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang ksimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan dalam penyusunan knsep perencanaan dan perancangan pada Pondok Pesantren Krapyak. BAB V PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat menjadi topik bahasan, sebagai tindak lanjut dalam pendekatan-pendekatan terhadap aspek perencanaan dan perancangan bangunan Pondok Pesantren Krapyakyang terdiri dari pendekatan kuantitas diantaranya : analisa pelaku, kegiatan, kebutuhan danbesaran ruang. Dan pendekatan kualitas yang terdiri dari : hubungan ruang, organisasi ruang, persyaratan ruang, analisa sistem struktur bangunan, analisa utilitas bangunan dan sebagainya. BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep dasar yang mencakup hal-hal yang telah dianalisa untuk dijadikan sebagai alternatif knsp dasar dalam perencanaan dan perancangan Pondok Pesantren Krapyak, sehingga didapatkan solusi terhadap adanya permasalahan yang akan ditransformasikan dalam bentuk desain rancangan Pondok Pesantren Krapyak.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:22338
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:30 Sep 2010 08:12
Last Modified:30 Sep 2010 08:12

Repository Staff Only: item control page