Zulkarnaen, Dicky (2001) MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 55Kb |
Abstract
Jawa Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang kaya akan sejarah, alam, budaya, kesenian dan teknologi. Berbagai macam kekayaan sejarah, alam, budaya, kesenian dan teknologi itu tersebar diseluruh wilayah antara propinsi Banten dan propinsi Jawa Tengah. Kekayaan propinsi Jawa Barat yang beragam tersebut mempunyai cirri yang unik dank has, terbagi dalam dua etnis yaitu Sunda dan Cirebon. Hal ini merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan didokumentasikan dengan bai agar mudah untuk ditelusuri jejaknya dan dipelajari demi untuk pengembangannya di kemudian hari (Profil Propinsi Republik Indonesia “Jawa Barat”1992;107). Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” merupakan salah satu dari sekian banyak museum-museum umum di Indonesia yang bernaung di bawah Departemen Pariwisata dan Kebudayaan. Museum Negeri Jawa Barat tidak hanya berfungsi sebagai tempat pelestarian benda-benda yang mempunyai nilau ilmiah dan budaya, tetapi juga berfungsi sebagai pusat informasi mengenai sejarah, alam dan budaya serta tempat rekreasi budaya mengenai propinsi Jawa Barat. Berdasarkan klasifikasi dalam pedoman Pembakuan Museum Umum Tingkat Propinsi, Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” termasuk tipe A yang sekurang-kurangnya mempunyai luas lantai 12.500 m². Saat ini luas total lantai Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” hanya seluas 3698,4 m². Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” perlu mempunyai sarana prasarana yang baik dan terletak pada lokasi yang tepat, guna menunjang ketiga fungsi museum yaitu tempat pelestarian pusat informasi dan tampat rekreasi budaya yang berkaitan dengan sejarah, alam dan budaya propinsi Jawa Barat. Bandung sebagai lokasi perencanaan merupakan ibukota propinsi Jawa Barat yang menurut kebijaksanaan Diparda Jawa Barat akan dijadikan kota wisata dengan arah perkembangan ke wisata belanja, seni budaya dan hiburan. Hal ini dikarenakan minimnya obyek wisata alam di kota Bandung. Berbagai potensi wisata yang dimiliki akan dikembangkan secara optimal untuk menarik lebih banyak wisatawan tinggal lebih lama di kota Bandung. Obyek wisata di kota Bandung antara lain Babagan Siliwangi, Museum Negeri Jawa Barat, BIP, Jalan Braga, alun-alun dan sebagainya. Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” sebagai salah satu obyek wisata budaya dan pendidikan diharapkan mampu lebih banyak pengunjung pada masa yang akan datang. Berdasarkan uraian diatas, maka diusulkan adanya perencanaan dan perancangan Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” pada lokasi yang tepat dengan sarana dan prasarana yang sesuai untuk museum negeri propinsi tipe A. Mengacu pada hal tersebut maka tampilan bangunan harus mampu menampilkan karakter dan citra Jawa Barat sehingga untuk itu dipakai penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular yang berdasarkan pada pengembangan dari arsitektur tradisional Jawa Barat. Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” ini diharapkan bisa berfungsi sebagai suatu tempat pelestarian, pusat informasi dan tempat rekreasi budaya dalam hal sejarah, alam dan budaya di propinsi Jawa Barat. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan utama yang ingin dicapai yaitu perencanaan dan perancangan Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” di Bandung pada lokasi yang tepat dan dengan sarana prasarana yang sesuai untuk museum negeri propinsi tipe A. 2. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai aitu menyusun Landasan Program perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang bertitik tolak dari judul pembahasan yaitu Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” di Bandung dengan penekanan desain arsitektur Neo Vernacular. C. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pembahasan ini adalah : 1) Secara Obyektif Konsep pengembangan yang menitikberatkan pada penanganan permasalahan dan potensi yang mengacu pada pendekatan perancangan arsitektur Neo Vernacular dapat sebagai masukan dan arahan Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” di Bandung. 2) Secara Subyektif a. Penyusunan makalah ini digunakan sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam desain grafis. b. Sebagai salah satu persyaratan mata kuliah Tugas Akhir (TA 8649) yang harus dipenuhi sebagai syarat kelulusan sarjana strata satu (S1) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dipenegoro. D. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan penyusunan Landasan Program perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” di Bandung. Penekanan desain arsitektur Neo Vernacular mempunyai penkanan pada bangunan masa banyak. Lingkup pembahasan diarahkan dengan memperhatikan berbagai faktor dalam waktu sepuluh tahun, sehingga perencanaan bangunan Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” yang berfungsi sebagai tempat perawatan, pendokumentasian, pembelajaran, penyimpanan dan pameran benda cagar budaya daerah Jawa Barat masih memenuhi fungsinya sampai sepuluh tahun yang akan datang. Pembahasan perencanaan dan perancangan baik dari segi kualitatif maupun dari segi kuantitatif berdasarkan arahan kebijaksanaan perencanaan kota Bandung, pendekatan ilmiah dan asumsi untuk menjawab permasalahan yang ada sesuai kemampuan yang nantinya menhasilkan landasan program untuk menuju perencanaan fisik. E. Metode Pembahasan Metode pembahaan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu dengan menjelaskan dan menguraikan tentang data yang didapatkan baik data primer maupun data sekunder kemudian di analisa dengan mengacu pada konteks permasalahan yang muncul. Pencarian data ditempuh dengan cara studi literatur, wawancara dan observasi lapangan yang dilakukan pada obyek terpilih yang dianggap memiliki potensi dan kondisi relevan terhadap judul. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” di Bandung, meliputi : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir. BAB II TINJAUAN UMUM Menguraikan tentang tinjauan pustaka mengenai museum dan propinsi Jawa Barat sebagai budaya yang diwadahi. BAB III TINJAUAN KHUSUS Menguraikan tentang arah kebijakan wisata di kota Bandung, potensi budaya yang bisa menjadi pendukung perencanaan dan perancangan dan juga dibahas mengenai Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” sebagai obyek perencanaan dan perancangan. BAB IV STUDI BANDING Menguraikan tentang obyek studi banding sebagai pembanding obyek perencanaan dan perancangan untuk digunakan didalam pemdekatan dan analisis yang berujung pada konsep program perencanaan dan perancangan. BAB V BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi batasan dan anggapan yang dihasikan dari studi banding dan kajian literatur yang akan diterapkan pada program perencanaan dan perancangan. BAB VI PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan tentang dasar dan titik tolak pendekatan, pendekatan perencanaan dan pendkatan perancangan. BAB VII KONSEP DASAR DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan tentang konsep dasar perancagan yang akan digunakan dalam proses desain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 22330 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 30 Sep 2010 08:00 |
Last Modified: | 30 Sep 2010 08:00 |
Repository Staff Only: item control page