PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA DI SURAKARTA

ALMUTADHIR, ALMUTADHIR (2001) PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA DI SURAKARTA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
108Kb

Abstract

Pendapatan negara yang selama ini bergantung pada sektor migas dan suatu saat akan habis, menurut pemerintah untuk mencari sumber pemasukan baru sektor nonmigas. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pemasukan negara adalah potensi industri kecil dan kerajinan yang banyak tumbuh dalam masyarakat. Pengembangan industri kecil dan kerajinan merupakan bidang strategis yang dapat diupayakan untuk memperoleh devisa non migas, serta dapat memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Sebagai salah satu komoditi yang termasuk dalam industri kerajinan, batik telah diperkenalkan hingga ke pasaran luar negeri. Produk-produk batik yang paling banyak dihasilkan di Pulau Jawa adalah dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. untuk Propinsi Jawa Tengah, Surakarta merupakan salah satu daerah penghasil kerajinan batik terbsar di Jawa Tengah, disamping itu Surakarta merupakan pusat perkembangan wilayah, pusat seni budaya, serta pusat daerah wisata Jawa Tengah. Sebagai salah satu komoditi yang termasuk dalam industri kecil, kerajinan batik menempatkan diri sebagai prioritas pertama industri yang akan dikembangkan oleh Pemda Surakarta karena memberikan kontribusi pendapatan yang tinggi. Nilai invertasi yang tertanam dari sektor industri batik cukup tinggi, demikian pula dengan ekspornya, setiap tahunnya rata-rata ekspor batik memiliki peningkatan yang cukup menggembirakan yaitu sampai dengan 55%, pada anggaran 1998-1999 nilai investasi yang ada adalah sebesar Rp.1.775.000.000,- dengan tenaga kerja yang terserap sekitar 46.473, sedangkan nilai ekspornya pada tahun 1998 hanya 2.183.258,93 US$ menjadi sebesar 6.799.300,62 tahun 1999. Potensi ini menunjukan bahwa industri batik di Surakarta memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan sebagai salah satu komoditi dalam industri perdagangan dan memiliki kontribusi untuk meningkatkan perekonomian kota Surakarta. Pengembangan industri batik in juga didukung oleh kebijaksanaan- kebijaksanaan pemerintah melalui Kandep Perindag yang program-programnya antara lain penyebaran informasi pasar kerajinan, pembinaan industri kecil serta kegiatan promosi dalam rangka pemasaran produk industri kerajinan. Potensi pengembangan kerajinan batik di Surakarta semakin besar dengan adanya peran dan fungsi kota Surakarta sebagai suatu pusat kegiatan Hinterland se-Karesidenan Surakarta yang melingkupi funsi sebagai pusat pemerintahan, perekonomian serta sebagai pusat kegiatan sosial budaya dan wisata. Prospek yang cukup baik dalam pengembangan kerajinan batik belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh pengrajin, karena semua industri batik yang ada mempunyai tempat yang layak di pasaran dalam maupun luar negeri, hanya merk-merk batik industri besar tertentu saja yang selama ini menguasai pasaran, hal ini lebih disebabkan industri kecil belum memiliki kualitas produk yang memenuhi standar, promosi yang kurang, ataupun strategi pemasaran yang belum memadai. Para pengusaha batik skala kecil di Surakarta rata-rata tidak mempunyai tempat usaha khusus untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Fenomena yang muncul dikalangan pengrajin sehubungan dengan kerajinan batik adalah : Kurang meratanya informasi pasar, khususnya pangsa pasar ekspor, sehingga banyak pengusaha dan pengrajin yang kurang mengetahui potensi pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Kesulitan pengrajin batik dalam memasarkan produksinya. Keterbatasan modal kerja Kurangnya control kualitas serta kurangnya usaha pengembangan desain. Lokasi pengrajin yang terpencar-pencar menyulitkan konsumen untuk dapat lebih mengenal dan mendapatkan hasil kerajinan batik secara lengkap dan cepat, dll. Oleh karena itu salah satu kebutuhan pengrajin bati adalah adanya kemudahan untuk mendapatkan informasi pasar, perkembangan mode/selera konsumen, usaha peningkatan desain produk, dan mempromosikan serta memasarkan hasil kerajinan batik dengan mudah. Sedangkan bagi para konsumen menginginkan adanya kemudahan mengenal secara keseluruhan mengenai kerajinan batik, mebdpatkan hasil kerajinan secara mudah sesuai dengan keinginan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selain sebagai komoditi industri dan perdagangan, batik juga mempunyai potensi sebagai objek dan daya tarik wisata. Batik Surakarta memiliki cirri khas baik pada ragam hiasnya dengan simbul-simbul yang berhubungan erat dengan falsafah hindu-jawa serta memiliki aturan-aturan dalam proses pembuatan maupun pemakaiannya, sehingga melahirkan nilai-nilai luhur serta seni yang tinggi, disamping itu batik juga memiliki keunikan dalam proses produksi. Dalam Rencana Induk pengembangan pariwisata kotamadya Surakarta disebutkan bahwa salah satu faktor penentu luasan pasar adalah “product” yaitu bentuk fisik obyek wisata serta berbagai macam barang lainnya yang dijual termasuk souvenir, tang ditekankan pada seni kerajinan rakyat Surakarta, terutama seni kerajinan batik. Potensi batik dibidang pariwisata belum didukung oleh fasilitas pelayanan batik yang memadai terutama untuk mengetahui proses produksi batik, bengkel-bengkel kerja yang dimiliki para pengusaha sangat tertutup bagi pengunjung karena kecemasan kan adanya Penjiplakan desain. Dengan adanya permasalahan yang dihadapi dalam hal informasi, promosi, perdagangan dan wisata, maka perlu ditindak lanjuti dengan pengadaan suatu fasilitas sebagai upaya meningkatkan eksistensi batik sebagai salah satu potensi industri dan pariwisata di Surakarta, fasilitas tersebut juga diharapkan dapat membantu/mendukung industri kerajinan batik agar tidak semakin tenggelam, yaitu berupa usaha pengenalan, pengembangan dan pemasaran kerajinan batik terutama bagi industri kecil. Wadah tersebut dapat berupa sebuah bangunan “Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik”, yang dapat digunakan untuk mempromosikan dan memperdagangkan hasil karejinan batik, serta sebagai sarana saling tukar keahlian dan informasi. Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, maka perencanaan dan perancangan yang ada diarahkan kepada usaha perencanaan bangunan “Pusat Informasi dan Perdagangan Kerajinan Batik Surakarta di Surakarta dengan Penekanan Desain Arsitektur Kontekstual”. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan perencanaan Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik Surakarta di Surakarta ini adalah memberikan wadah bagi masyarakat pengrajin batik terutama pengrajin kecil dalam mempromosikan, memasarkan dan mengembangkan produk kerajinan batik serta sebagai wadah pengembangan kerajinan batik sebagai obyek wisata batik di Surakarta. Sedangkan tujuan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah untuk menggali, mengidentifikasi dan merumuskan data yang ada sehingga diperoleh kesimpulan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan “Pusat Informasi dan Perdagangan Kerajinan Batik Surakarta di Surakarta”. 1.2.2 Sasaran Tersusunnya landasan konseptual dan program dasar perencanaan dan perancangan “Pusat Informasi dan Perdagangan Kerajinan Batik Surakarta di Surakarta”, sebagai acuan dalam kegiatan studi desain grafis arsitektur. 1.3 Manfaat Manfaat yang akan diperoleh dalam pembahasan ini adalah : 1.3.1 Secara subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir pada Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan desain grafis arsitektur (DGA). 1.3.2 Secara obyektif a. Dapat memberikan manfaat, pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa maupun pembaca mengenai program dan perancangan arsitektur khususnya mengenai perencanaan Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik. b. Dapat menjadi bahan masukan / kajian bagi upaya pengembangan usaha kerajinan batik di masa yang akan datang. 1.4 Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan adalah perencanaan dan perancangan sebuah bangunan Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik sebagai fasilitas Informasi, promosi dan perdagangan batik serta fasilitas pengembangan kerajinan batik yang representatif yang mampu mewadahi berbagai aktifitas yang ada dan dapat menampilkan citra arsitektur bangunan dengan tidak meninggalkan arsitektur setempat melalui pendekatan arsitektur Kontekstual, didalam satu zona yang direncanakan dengan mempertimbangkan berbagai potensi yang ada, dengan harapan keberadaannya tidak menunjang serta semakin memperkuat keberadaan Industri kerajinan Batik di Surakarta. Pembahasan lebih kepada lingkup pemikiran yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, sedangkan pembahasan diluar arsitektur hanyalah sebagai bahasan pendukung. 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah metode deskriptif yaitu pembahasan yang dilakukan dengan melakukan pemerian / penguraian / penjabaran terhadap berbagai macam data, permasalahan maupun teori-teori yang ada, kemudian data yang diperoleh dianalisa, sehingga diperoleh sebuah rumusan sebagai suatu desain dan dasar perencanaan dan perancangan. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah : 1) Pengumpulan data primer Yaitu pengumpulan data mengenai obyek secara langsung dengan cara wawancara kepada pihak terkait dan observasi berkaitan dengan kerajinan batik dan perencanaan sebuah bangunan Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik dengan instansi yang terkait. 2) Pengumpulan data sekunder Data tersebut untuk memperkuat dan melengkapi studi dan pengumpulan data yang telah dilakukan, melalui : a. Studi Literatur, yaitu dengan mempelajari tulisan yang berkaitan dengan teori, konsep maupun standar perencanaan bangunan Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik yangmendukung guna penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur. b. Instansi Terkait, berupa data-data yang didapatkan dari instansi pemerintah maupun swasta seperti : rencana tata ruang kota serta peraturan-peraturan terkait lainnya. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik Surakarta di Surakarta meliputi : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metodologi pembahasan serta sistematika pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A). BAB II TINJAUAN PUSAT INFORMASI, PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK Merupakan bahan mengenai kerajinan batik terutama mengenai perkembangan, klasifikasi dan pembuatan batik serta berbagai pengertian mengenai Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik. Bahasan tersebut diambil dari buku-buku pustaka untuk dijadikan sebagai landasan teori bagi pembahasan selanjutnya. BAB III TINJAUAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA Berisi tinjauan mengenai industri kerajinan batimdi Surakarta, baik dalam lingkup perkotaan, kawasan maupun sebagai sebuah bangunan, dengan segala kondisi, potensi, dan permasalahan yang ada. Serta berisi tinjauan mengenai berbagai kebijakan pemerintah yang terkait dengan kerajinan batik di Surakarta baik sebagai industri maupun pariwisata. Disamping itu juga berisi tinjauan mengenai bebrapa obyek studi kasus yang digunakan sebagai sarana perbandingan dalam perencanaan bangunan yang akan direncanakan. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan sebelumnya serta berisi batasan dan anggapan yang perlu diperhatikan bagi perencanaan “Pusat Informasi dan Perdagangan Kerajinan Batik Surakarta di Surakarta”. BAB V PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi titik tolak pendekatan program perencanaan dan perancangan yang meliputi pendekatan terhadap berbagai aspek fungsional, aspek arsitektural, aspek kinerja dan aspek teknis serta aspek kontekstual. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi landasan konseptual perencanaan dan perancangan dengan berdasarkan pada ketentuan dan persyaratan dalam perencanaan bangunan yang kemudian diarahkan kepada perancangan fisik bangunan. Untuk lebih jelasnya Pola Pikir penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan (LP3A) mengenai Pusat Informasi, Promosi dan Perdagangan Kerajinan Batik di Surakarta ini dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:22228
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:22 Sep 2010 09:00
Last Modified:22 Sep 2010 09:00

Repository Staff Only: item control page