Tekanan Ijin Grouting Tirai Studi Kasus Bendungan Gonggang, Kabupaten Magetan, Propinsi Jawa Timur

Abstract

Tanah pondasi sebuah bendungan selalu akrab dengan bagian-bagian yang lemah berupa zona-zona hancur akibat tektonik, sesar, kekar, ketidakselarasan batuan atau jenis batuan yang lebih lunak. Jenis bagian yang lemah tersebut dapatlah diperbaiki agar tanah pondasi menjadi kuat, stabil dan tidak bocor. Salah satu metode perbaikan tanah/batuan adalah dengan melakukan sementasi (grouting). Jadi sementasi (grouting) menurut konsultan boring dan grouting pada bendungan Gonggang (2005) didalam bukunya ”Pedoman Grouting Bendungan” adalah mengisi celah-celah pada batuan pondasi dengan menginjeksikan campuran bubur semen yang akan mengeras di dalam. Agar perencanaan dan pelaksanaan grouting terlaksana secara maksimal dan efisien, maka harus diterapkan pedoman grouting yang salah satunya adalah dengan memperhatikan tekanan ijin grouting tersebut. Dengan melakukan permeability test dan juga uji Lugeon, dapat dibuat grafik P (tekanan) versus Q (debit) dimana pada grafik tersebut dapat diinterpretasikan besarnya takanan maksimum yang aman untuk dipergunakan dalam pekerjaan grouting. Hasil penelitian pada Left abutment, tekanan ijin pada stage 1 sebesar 2.45 kg/cm2, stage 2 sebesar 3.00 kg/cm2 , stage 3 sebesar 3.85 kg/cm2 , stage 4 sebesar 4.66 kg/cm2, stage 5 sebesar 5.71 kg/cm2 , stage 6 sebesar 4.66 kg/cm2 . Sedangkan pada Right abutment tekanan ijin pada stage 1, stage 2 dan stage 3 terjadi bocoran saat test sehingga tekanan ijin tidak dapat ditentukan,, stage 4 sebesar 4.03 kg/cm2, stage 5 sebesar 5.03 kg/cm2 , stage 6 sebesar 5.04 kg/cm2.