PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TELEVISI TERHADAP EFEKTIVITAS PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH DIKELURAHAN SRONDOL WETAN KECAMATAN BANVUMANIK KOTAMADIA DATI II SEMARANG

SANTOSO, TEGUH BUDI (1994) PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TELEVISI TERHADAP EFEKTIVITAS PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH DIKELURAHAN SRONDOL WETAN KECAMATAN BANVUMANIK KOTAMADIA DATI II SEMARANG. Documentation. FAKULTAS POLITEKNIK JURUSAN AKUNTANSI.

[img]
Preview
PDF - Published Version
246Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1480Kb

Abstract

This research was carried out with the purpose of taking part in solving the problem of arranging the .studying time at home among students of high school of High School in relation with the very interesting television programs broadcast by private televisor companies. The location of the research is the Housing Compound of Banyumanik Subdistrict of Srondol. Wotan with the consideration that this area is inhabited by different kinds of people in the sense of their social and economic background, and also of their income. Television programs which are nationally broadcasted are hoped to be beneficial for the national development especially that of culture and education. Being school pupils as well as being teenagers are human beings easily influenced by any information they get from television programmes. Actually school pupils should do their main duty, i.e learning school subjects. However, they spend their free time watching television for their amusement. From the research done on SO respondent of SLTP and SLTA Students at Banyumanik Srondol. Wetan area, it is found that most SLTA students spend 4 hours watching TV each day . It's also found that. SLTP Students spend less than 4 hours watching TV. The motivation to learn scholl subjects and to watch TV group in paralel, so it is possible for those students to watch TV and learn their school subjects at the sometime or vise-versa. This condition may influence their concentration of their learning the subjects, because they 34% enjoy comedy very much, which is shown at the primary time, the time which should be for learning at home. 'To antinipate the disturbed concentration, thosestudents change their learning time at Four to six p.m. (04.00-06.00). It is concluded here that 13 students or 26 % of the respondents feel like to learn at the above time ( 04.00 08.00 p.m. ) because of the TV programmes tend to change their choice of time to learn. Penelitian ini dilaksanakan dalam upaya turut serta membantu pemecahan permasalaban eukup sulitnya pengaturan jam helajar di rumah siswa sekolah menengah herkaitan dengan program-program paket siaran televisi swasta yang sangat: menarik hagi kalangan usia remaja. Lokasi penelitian dilakuknn terhadap lingkungan Perumnas Banyumanik Kelurahan Srondol Wetan dengan pertimbangan bahwa daerah lni ditumi oleh penduduk yang eukup majemuk, ditinjau dari segi Tatar belakang sosial ekonomi maupun tingkat penghasiian mereka. Program siaran TV yang mulai merebuk tingkat nasional diharapkan akan dapat bermanfaat hagi pembangunan terutama di bidung kebudayaan dan pendidikan. Peiajar yang notabeno seorang remaja adalahbagian kehidupan yang mudah terpengaruh oleh informasi yang digenear-genearkun oleh siaran televisi nasional. Pelajar yang mempunyui taigas utamanya belajar, -disela-seta kesibukannya meluungkan wuktunya untuk menonton TV, sebugai alai: hiburannyn. Hari ponelitian yang dilakukan terhadap 50 responder siswa SLTP dan SLTA di wilayah Perumnas Banyumanik Kelurahan Srondol Wotan Rodin Semarang, tornyata banyak pelajar yang menghabiskan waktunya untuk menonton televisi rata--rata 4 jam per hari, bagi pelajar SLTA. Sedungkan untuk pelajar SLIP rata-rata menonton televisinya lebih rendah. Kinat belajar ternyata juga diiringi oleh minat menonton TV yang tinggi, sehingga dimongkinkan pelajar sebagian besar menonton TV sambil belnjar atau sebaliknya. Sehingga ini akan mempengaruhi konsentrasi belajar moreka, terlobth bile kite lihut bahwa kesukaan mereka pada tayangan jenis komedi. sebesar ( 34% ) dan disiarkan sengaju pada jam "prime-time". Untuk mengantisipasi gangguan konsentrasi belajar tersebut, pelajar mengubah kebiasaan betajarnya pada jam 04.00 -- 06.00. Hal ini dapat dilihat dari prosentase pemanfaatan waktu belajar siswa sebesar 26 % atau sebanyak 13 responden. Dengan demikian adanya pola penylaran dengan menggunakan "prime-time" akan sangut berpongarnh terhadap poruhahan pain belajar pare pelajar.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
ID Code:21976
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:07 Sep 2010 08:36
Last Modified:07 Sep 2010 08:36

Repository Staff Only: item control page