PERSEPSI PEMIRSA TERHADAP ALIH BAHASA/SUARA (DUBBING) TAYANGAN ASING DI TELEVISI

Sunarto (et.al), Sunarto (et.al) (1997) PERSEPSI PEMIRSA TERHADAP ALIH BAHASA/SUARA (DUBBING) TAYANGAN ASING DI TELEVISI. Documentation. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK.

[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1764Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
305Kb

Abstract

They aim research on "Audience's Perception on Dubbing of Television Programme in Central Java" to describe audiences' viewing pattern and audience's attitude on dubbing of nonlocal television programmes. Besides, this study also reaches factors that influence the audience's attitude. This research is descriptive. A hundred and one respondent were selected using multistage random sampling technique in Magelang, Cilacap, Blora and Kudus. The research findings showed that many respondents were female, 31 to 40 years old, motherhood, and had academical medium background. Many respondents viewed TV programmes every day with their family members. Entertainment was major objective many respondents when viewing TV programmes. Local news was a popular programme to many respondents. Besides, many respondents always viewed a sinetron and quiz programme. Comedy and film programmes were another programmes that viewed by many respondents. Many respondents always viewed nonlocal programmes such as telenovela and sport programmes. Another programme was film seri and non seri. According to many respondents, quality of dubbing and text of TV programmes was pretty good. However, more than fifty percent respondents disagreed if all the TV programmes would be dubbed in Indonesia. Tujuan penelitian "Persepsi Pemirsa terhadap Alih Bahasa/Suara (Dubbing) Tayangan Asing Di Televisi" yang dilakukan di Jawa Tengah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pola menonton masyarakat Jawa Tengah terhadap tayangan asing dan penilaian mereka terhadap penggunaan alih bahasa/suara (dubbing) tayangan asing yang ada di televisi. Selain itu, dimaksudkan pula untuk mencari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penilaian masuarakat tersebut. Berdasarkan data yang ada ditemukan, bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 101 -orang yang tersebar di kabupaten Magelang, Cilacap, Blora dan Kudus - diambil dengan teknik multistage random sampling - dengan jenis kelamin sebanyak 45.5 persen dan perempuan sebanyak 54.5 persen. Sebagian besar responden ini berusia antara 31 - 40 tahun (31.7 persen). Responden yang berusia antara 21 - 30 tahun ada sebanyak 29.7 persen, usia 41 - 50 tahun (15.8 persen), usia 51 - 60 tahun (5.9 persen), dan mereka yang berusia lebih dari 60 tahun ada sebanyak 3.0 persen. Sedang responden yang berusia di bawah 21 tahun ada sebanyak 13.9 persen. Latar belakang pendidikan responden bervariasi dari mereka yang tidak sekolah hingga lulusan dari perguruan tiriggi, akan tetapi sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan tingkat menengah (lulusan SLTA) sebanyak 37.7 pence. Sementara mereka yang berlatar belakang pendidikan tingkat dasar (lulusan SD dan SLIP) sebanyak 37.6 persen dan tingkat tinggi (lulusan PT) sebanyak 11.9 persen. Pekerjaan responden bervariasi, mulai dari petard, pedagang, bump, pegawai negeri, swasta, hingga yang hanya menjadi ibu rumah tangga. Temuan menunjukkan, bahwa diantara sekian banyak pekeljaan, sebagian besar responden hanya menjadi ibu rumah tangga saja (22.8 persen) dan mereka yang bekerja di sektor pemerintahan (pegawai negeri) ada sebanyak 12.9 persen, demikian halnya mereka yang bekerja di sektor wiraswasta ada sebanyak 12.9 persen. Persoalan hobby untuk mengisi waktu luang di luar pekerjaan, sebagian besar menyatakan tidak mempunyainya (39.6 persen). Hanya 19.8 persen responden saja yang suka olah raga Status sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (42.6 persen). Mereka yang berstatus sebagai ayah ada sebanyak 32.7 persen dan anak sebanyak 18.8 persen, dan sisanya sebanyak 6.0 persen berstatus sebagai kemenakan, bibi, dan menantu. Jumlah anggota dalam satu separuh responden dalam penelitian ini mempunyai media televisi dan radio di rumah mereka masing-masing (53.5 persen). Keseluruhan stasiun televisi yang ada (TVRI, RCTI, SCTV, AnTeve, TPI dan Indosiar) relatif sering ditonton. Dilihat dari kebiasaan menonton, sebagian besar responden menonton siaran televisi setiap hari (42.6 persen). Akan tetapi, ada juga yang tidak setiap hari tapi sering menonton TV (24.8 persen), atau yang hanya kadang-kadang saja menontonnya (24.8 persen). Hanya sebanyak 7.9 persen menyatakan, tidak tentu untuk menonton slam TV thi. Waktu yang dibutuhkan rata-rata untuk menonton siaran TV setiap harinya berkisar antara 2 jam (27.7 persen), 3 jam (30.7 persen), dan 4 jam (11.9 persen), dengan waktu pada malam hari (43.6 persen). Kebiasaan menonton TV dilakukan responden bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain. Setidaknya, sebanyak 30.7 persen responden selalu melakukannya, 38.6 persen responden sering melakukannya, dan hanya sebanyak 25,7 persen responden yang bersama anggota keluarga yang lain ketika menonton TV. Sebanyak 5.0 persen responden tidak pemah melakukan hal itu. Mereka yang biasa menemani responden menonton TV adalah anggota keluarga (80.2 persen). Tujuan responden menonton TV bervariasi, namun sebagian besar untuk hiburan saja (34.7 persen). Mesh demikian, tujuan mereka menonton TV bervariasi, ada yang dikarenakan untuk mengisi waktu luang saja, menambah pengetahuan, ataupun untuk mengetaliui peristiwa yang sedans terjadi. Dilihat dari intensitas menonton berbagai tayangan yang ada di TV, keseluruhan responden relatif peMah menyaksikannya, mesh dengan intensitas dan macam program yang berbeda, mulai dari film lepas, film seri, telenovela, komedi, musik, olah raga, program anak-anak, program pendidikan, program keagamaan, maupun program petualangan/aksi. Acara yang selalu ditonton oleh masyarakat Jawa Tengah adalah siaran berita (15.8 persen), sinetron (11.9 persen), dan kuis (10.9 persen). Sementara acara yang sering ditonton adalah sinetron (49.5 persen), komedi (45.5 persen), siaran berita (37.6 persen), kuis (35.6 persen), dan film lepas (33.7 persen). Untuk tayangan asing, acara yang selalu diikuti oleh responden adalah telenovela (6.9 persen) dan olah raga (4.0 persen). Sedang acara yang sering ditonton adalah film lepas (34.7 persen), telenovela (19.8 persen), film seri (16.8 persen), dan olah raga (13.9 persen). Menumt penilalan pare responden, kualitas dubbing tayangan asing di TV kita sudah balk (62.4 persen). Demikian halnya dengan tayangan asing yang disiarkan dengan teks terjemahan, mereka nilai sudah balk juga (56.5 persen). Responden yang cenderung untuk setuju apabila semua tayangan asing didubbing dengan bahasa Indonesia ada sebanyak 48.6 persen, sisanya (50.6 persen) cenderung tidak setuju apabila semua tayangan asing di TV didubbing Ice dalam bahasa Indonesia. Dalam penggunaan teks terjemahan untuk semua tayangan asing, sebagian besar responden juga cenderung tidak setuju (62.5 persen). Hanya sebanyak 25.8 persen responden yang cenderung menyetujui apabila semua tayangan asing di bed teks terjemahan. Kesimpulan yang bisa dimunculkan dari berbagai temuan tersebut adalah bahwa rencana untuk mengalihbahasakan (dubbing) semua tayangan asing di TV ternyata tidak layak untuk dilakukan. Pemilihan secara ekstrim antara menggunakan teks atau terjemahan untuk semua tayangan asing temyata tidak memperoleh tanggapan secara positip pada pemirsa di lawa Tengah. Artinya, penggunaan dubbing atau teks pada tayangan asing tertentu ternyata tetap disukai oleh pemirsa, akan tetapi apabila semua tayangan asing diperlakukan secara sama, mereka cenderung untuk tidak bisa menerimanya. Memperluas cakupan wilayah penelitian tidak hanya pada pemirsa di Jawa Tengah akan memberikan hash yang lebih komprehensif terhadap sikap/penilaian pemirsa pada rencana penggunaan dubbing bahasa Indonesia untuk semua tayangan asing yang ada di TV. Macam acara apa yang tepat untuk didubbing atau diberi teks terjemahan menurut pandangan pemirsa merupakan hal lain yang perlu digali dalam penelitian sejenis yang akan dilakukan kemudian. Selain itu, melihat sampai sejauhmana pengaruh penggunaan dubbing bahasa Indonesia pada tayangan asing yang ada ataupun teks terjemahan terhadap perilaku berbahasa pemirsa, merupakan alternatif penelitian lain yang sangat menarik untuk dikaji.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:21964
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:07 Sep 2010 08:26
Last Modified:07 Sep 2010 08:26

Repository Staff Only: item control page