TIM PENELITI, TIM PENELITI (1994) PENGARUH KULTUR SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Studs kasus pada mahasIswa FISIP Undip dan STIK Semarang). Documentation. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK.
| PDF - Published Version 256Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 1192Kb |
Abstract
The study of relationships between Social Culture and Grade Record Academic Score (GRAS) was developed by an initial presumption, which the social culture influenced students' GRAS (Grade Record Academic Score) decreasing simultaneously. Many researchers suggested that the intellectual skill (Husen, 1972), motivation (Morgan, 1986), the students' notice Worrel (1981) inclined it. The other study had a distinction finding. According to Hartley and Davies (1978), the students reciprocal interaction toward a certain community was one of their studies. In addition, the learning process especially the transfer of learning often appeared without ignoring the other factors. The social value of group reference was a factor in order to motivate their learning process. Therefore, this study aimed to observe the social culture phenomenon related to the learning process. The result of the study as author concerned with the correlation method is divided into two parts of findings. Those were the influence of social culture in Dyad and public level. Furthermore, these findings characterized that social culture phenomena in Dyad and Public related to the students' GRAS with lower significancy level. (Multiple R = 0.20626). Studi tentang kaitan antara kultur sosial dengan prestasi belajar diawali dari pertanyaan penelitian, sejauh mana kultur sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Ad Rooijakers (1986), mengisyaratkan bahwa rendahnya prestasi belajar mahasiswa kirena disebabkan berbagai faktor. Banyak peneliti melengkapi pendapat Ad Rooijakers, dengan mengidentifikasi beberapa faktor penyebabnya. Diantaranya Husen (1972), meneliti tentang faktor ketrampilan intelektual peserta didik, Morgan (1986) tentang motivasi siswa, dan Worrel (1981) tentang tingkat perhatian siswa. Ditemukan pula beberapa peneliti yang telah memusatkan kajiannya pada faktor-faktor dari luar mahasiswa. Antara lain Gagne (1985), meneliti tentang kondisi belajar kaitannya dengan prestasi belajar, dan Stilwell (1981) meneliti tentang umpan balik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengkaji faktor kultur sosial yang ada di lingkungan tempat tinggal mahasiswa pengaruhnya terhadap prestasi belajar mahasiswa . Aksiomatik yang melandasi studi ini adalah, belum adanya penelitian yang melihat faktor kultur sosial sebagai pusat kajiannya. Di samping itu juga mengisi kekosongan studi tentang kultur sosial sebagai bagian dari kajian komunikasi instruksional. Pemikiran Hartley dan Davies (1978) mendukung studi ini, bahwa reciprocal interaction dengan lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor keberhasilan studi. Hartley dan Davis menambahkan, proses belajar mengajar manusia terutama pada transfer of learrung process jarang terjadi dalam keadaan menyendiri. Adanya kebebasan dan atau perasaan terkekang dengan nilai-nilai sosial kelompok tertentu, serta adanya persaingan dan kerjasama yang sehat merupakan faktor intervensi keberhasilan belajar. Melalui prosalur korelasional ditemukan bahwa korelasi antara variabel kultur sosial dengan prestasi belajar mahasiswa adalah negatif, meskipun angka koefisien korelasinya kecil. Hal ini dapat simpulkan, semakin mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan kultur sosial yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, maka prestasi belajarnya akan semakin memuaskan. Temuan ini tentu tidak bisa dipahami sec,ara parsial. Kalau dilihat dari perspektif psikologi sosial, tampak bahwa manakala
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > J General legislative and executive papers |
ID Code: | 21962 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 07 Sep 2010 08:17 |
Last Modified: | 07 Sep 2010 08:17 |
Repository Staff Only: item control page