PENGAR1UH KONFLIK PERAN GANDA SEBAGAI IBU RUMAH TANGGA DAN PEKERJA TERHADAP TINGKAT STRES WANITA KARIR (STUDI KASUS PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL WANITA DI KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH)

Abstract

The fast development in several fields has caused the fast development of women's role in society. If in the past time, women's role was only to take care of her children, husband and household, now that role has been much shifted. To day many women also work outside their home becoming career women. In reality, it turns out that women in the field of work do not always get support from their near environment such as family or even from the organization where they are working. This condifion potentially can cause conflicts, especially, concerning women who are married. She will have a double role as a housewife (wife/mother other of her children) and in the same time as a career-wonjen. Each role certainly requires its conequencies and responsibilities that are not the same, which are sometimes even contradictory. Those claims can cause stress. The aim of this research in general is to analyse the influence towards causing conflict in this double role, one role as a housewife and the other role as a career-women (as well as a conflicts originating from themselves, family, as well as from the work environment). and towards the intensity of stress originating from intrinsic factor's in their work experiencens by career women) The research has been done among 150 married women civil servants in Semarang City, Central Java. takeb based on a "Purpose sampling technique (average and proportion) and linear regression analysis. The result of the multiple regression analysis shows that the conflict between the act based on the intrinsic factor of a career-women and the conflict due to the environment of work significantly has an influence towards the intensity of stress based on an intrinsic factor in their work (career). Whereas the conflict due to the act based front the family does not have a positive influence towards the stress based on the intrinsic factor in their work in the sense that the higher the conflict of the act based on the work environment suffered by a career-women, the less will be the stress based on the intrinsic factor in the work. It is suspected that a developed conflict of one's act is a conflict that has a functional base.Perkembangan pesat yang terjadi dalam berbagai bidang telah membawa perkembangan yang sangat pesat dalam bidang peran wanita. Bila pada masa lalu tugas wanita hanya di rumah mengurus anak, suami dan rumah tangga, maka saat ini peran tersebut sudah banyak bergeser. Saat ini sudah banyak wanita yang juga bekerja di luar rumah meniti karir. Pada realitasnya, ternyata wanita di dunia kerja tidak selalu mendapat dukungan dari lingkungan terdekat seperti keluarga atau pun organisasi tempat bekerja. Kondisi seperti ini potensial memunculkan konflik, terutama pada wanita pekerja yang sudah menikah. Dia akan berperan ganda sebagai ibu rumah tangga (istri dan ibu dari anaknya) dan juga sebagai pekerja. Setiap peran tentu saja menuntut koirsekuensi dan tanggung jawab yang berbeda, yang kadang-kadang saling bertentangan. Tuntutan-tuntutan seperti itu memungkinkan terjadinya perasaan tertekan/stres dan beban pikiran. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis pengaruh konflik peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja (baik konflik peran yang berasal dari dalam diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan kerja) terhadap tingkat stres yang bersumber dari faktor intrinsik di pekerjaan yang dialami wanita karir. Penelitian dilakukan terhadap 150 Pegawai Negeri Sipil wanita yang sudah menikah di Kota Semarang, Jawa Tengah yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sumber data yang mama adalah data primer yang pengumpulan datanya dilakukan melalui kuesioner. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif (rata-rata dan proporsi) serta analisis regre'si tinier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa hampir seluruh suami responden (95%) mendukung istri merelca untuk berkarir/bekerja dengan berbagai alasan. Antara lain untuk membantu suami dalam mencari nafkah, untuk bersosialisasi dan menambah wawasan, keinginan untuk berprestasi dan sebagainya. Sedangkan bila wanita karir yang menjadi responden dihadapkan pada dua pilihan, yaitu apakah memilih keluarga atau karir, ternyata 72% responden masih memilih keluarga. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa konflik peran yang bersumber dari dalam did wanita karir dan konflik peran yang bersumber dari lingkungan kerja secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat stres yang bersumber dari faktor intrinsik di pekerjaan. Sementara konflik peran yang bersumber dari dalam keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat stres yang bersumber dari faktor intrinsik di pekerjaan. Konflik peran yang bersumber dari dalam did wanita karir berpengaruh terhadap tingkat stres yang bersumber dari faktor intrinsik di pekerjaan secara positif, dalam arti semakin besar/sering konflik peran yang bersumber dari dalam diri wanita karir cenderung akan menyebabkan tingkat stres yang bersumber dari faktor intrinsik di pekerjaan yang lebih berat, demikian pula sebaliknya Sementara itu konflik peran yang bersumber dari lingkungan kerja berpengaruh terhadap tingkat stres yang bersumber dari faktor intrinsik di pekerjaan secara negatif, dalam arti semakin tinggi konflik peran yang bersumber dari lingkungan kerja yang dialami oleh wanita karir, maka tingkat stres yang bersumber dari faktor intrinsik di pekerjaan justru akan semakin rendah, demikian pula sebaliknya. Diduga jenis konflik peran yang terjadi merupakan konflik yang sifatnya fungsional.