MACAM, PERILAKU, DAN MANFAAT PEMAKAIAN SATIJAN AFEKTIE FIALUS DALAM BENTUK PERINTAH

Setyadi, Ary and Amin , Mujid Farihul and Abroza, H Asyhadi (2002) MACAM, PERILAKU, DAN MANFAAT PEMAKAIAN SATIJAN AFEKTIE FIALUS DALAM BENTUK PERINTAH. Documentation. FAKULTAS SASTRA.

[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

758Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
194Kb

Abstract

Affective in imperative can be classified into two kinds, weak and strong imperative with their own levels of imperative. The weak imperative tend to have persuasive meaning and the strong imperative tends to have no persuasive meaning. Based on its form, affective can either be inonotnotphernie or polymorphemic. It due to the process of of and combination. On the weak form, imperative has a persuasive meaning that makes the listener (02) not feel underpressured. The pragmatic imperative meaning is not always realized in imperative sentense, but also in the form of declarative and interrogative sentence. The strong imperative may EMIG four different meanings, those are warning 'peringatan', prohibition 41arangate, obligation, 'kehamsarr, and invitation ' ajakan'. The weak imperative may also have four different meanings, those are request tennohonan', conditional tengandaian', focus' penegas' , and offer' tawaran'. Satuan afektif dalam bentuk perintah dapat dibedakan menjadi dua, yaitti afektif kasar dan afektif halus. Kedua satuan afektif tersebut menampakkan kadar keimperatifan yang berbeda. Satuan afektif halus menampakkan kandungan sifat persuasif, sedang satuan afektif kasar terlepas kandungan sifat persuasif. Berdasarkan wujud/bentuk Satuan afektif, baik afektif kasar maupun afektif halus, masing-masing dapat berbentuk monomorfemis dan polimorfemis. Kedua bentuk tersebut, di satu sisi sebagai akibat proses afiksasi, di lain sisi sebagai akibat kemampuan daya gahung antarsatuan afektif yang bersanglattan. Akibat kehadiran satuan afektif halos dalam bentuk perintah mengandung sifat persuasif, maka pihak pembicara (01) telah "mernperhitungkan" keberadaan pihak lawan bicara (02); sehingga pada gilirannya pihak lawan bicara (02) tidak merasa "di/tertekan". Makna pragmatik imperatif tidak selamanya haws diwujudkan dalam tipe kalimat perintah, tetapi dapat juga diwujudkan dalam ti pc bukan poi ntah ( ke datum ON deklaratildan (Mc inicrogatil) Satuan afektif kasar berdasarkan makna yang dikandung dapat dipilahhedakan menjadi: I. bermakna `peringatan', 2. bermakna larangan', 3. bermakna `kcilartisan% dan 4. bennakna lajakan2 Satuan afektif halus berdasarkan makna yang dikandung dapat dipilahbedakan menjadi: 1. bermakna 1permohonan' , 2. bermakna `pengandaian', 3. bermakna `penegasi, dan 4. bermakna ltawaran'. Pembagian makna yang dikandung; baik bagi satuan afektif kasar maupun satuan afektif halus, berlaku, baik bagi yang berwujud monomorfemis maupun yang berwujud polimorfemis.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
Divisions:Faculty of Humanities > Department of Indonesian
ID Code:21882
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:06 Sep 2010 10:26
Last Modified:06 Sep 2010 10:26

Repository Staff Only: item control page