EFEK DIET MINYAK IKAN KAYA OMEGA-3 DAN UPAYA PENGGUNAAN BCG TERHADAP RESPON KEKEBALAN SERTA DAYA BUNUH KUMAN

SUKMANINGTYAS, HERMINA and PUDJONARKO, DWI (2003) EFEK DIET MINYAK IKAN KAYA OMEGA-3 DAN UPAYA PENGGUNAAN BCG TERHADAP RESPON KEKEBALAN SERTA DAYA BUNUH KUMAN. Documentation. FAKULTAS KEDOKTERAN.

[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

754Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
352Kb

Abstract

Fish oil (rich in omega-3) has been used as a food supplement by elderly. However, some reports mentioned an impairment of cellular immunity when fish oil consumed for certain period, while BCG vaccination may increase it. To highlight the use of fish oil and effort to diminish the cellular immunity impairment, this particular study is designed using old mice as a model. The study is emphasized on the effects of Fish Oil diet and the use of BCG vaccination in cellular immune responses alteration through macrophage activity measurement i.e. bacterial growth (clu/ gram) in the liver and NO production. The study adapts Laboratory Experimental and Post-Test Only Control Group Design. The 24 male BALBA: mice (12-13 months old and average weight 30 grams) are obtained from PUSVETMA = Pusat Veterinaria Farina, Surabaya. All mice are then divided into four groups and receive standard lab diet daily. The first group (control group = C group) receive no other additional treatment, while the second group (BCG group = BCG group) receive intra-peritoneal injection of 0.1 cc BCG at day 14th and 24th. The third group (fish oil group — FO group) receive 5% w/w fish oil diet and the fourth group (fish oil +BCG group = FB group) receive 5% w/w fish oil diet and intra-peritoneal injection of 0.1 cc BCG at day 14th and 24th. Close to the end of study, at day 28th, all groups are intravenously injected with 104 live L. monocjitogenes (L050= 2x105 bacteria) obtained from Balai Laboratorium Kesehatan Semarang and sacrificed at day 33`d. The results show that there are significant differences in the liver bacterial growth and the NO production (p<0,05) among the groups. The highest number of bacterial growth and the lowest NO production is found in the FO group. In contrast, there are no significant differences on the number of bacterial growth and NO production, between FB group and C group as well as with BCG group (p>0,05). Therefore, it could be concluded that fish oil is immunosuppressive, while additional treatment with BCG can restore immune response through macrophage activation in aged male BALB/c mice. Minyak ikan kaya omega-3 banyak digunakan sebagai suplemen makanan pada orang¬orang tua terutama untuk penderita rematoid artritis dan penyakit-penyakit kardiovaskuler. Meskipun ada keuntungannya tetapi dilaporkan juga bahwa penggunaan minyak ikan kaya omega-3 dalam jangka waktu tertentu dapat menurunkan respon imunitas seluler. Disisi lain ada imunostimulator yaitu BCG yang sudah biasa digunakan dan terbukti dapat meningkatkan respon imunitas seluler metalui respon tipe I. Penelitian ini berusaha membuktikan adanya perbedaan respon kekebalan seluler pada mencit dengan diet minyak ikan yang mendapat vaksinasi BCG dan yang tidak mendapat vaksinasi BCG. Respon kekebalan seluler dilihat dari aktivitas makrofag yang diukur dari konsentrasi produksi NO makrofag dan daya bunuh kuman yang diukur dari basil hitung kuman organ hepar (cfu/ gram) pada mencit tua yang telah mengalami irn munosenescene. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik, dengan pendekatan The Post Test — Only Control Group Design yang menggunalcan binatang percobaan sebagai objek penelitian. Samuel penelitian adalah 24 ekor mencit jantan strain BALB/c, umur 12-13 bulan, dengan berat badan rata-rata 30 gram, yang diperoleh dari Pusat Veterinaria Farina Surabaya. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok percobaan dengan rancangan acak lengkap (Completely Randomized Design), randomsasi sederhana dilakukan mengunakan komputer. Semua mencit mendapatkan makanan standar. Pada Kelompok Kontrol (K), mencit tidak mendapatkan perlakuan, sedangkan kelompok BCG (BCG) divaksinasi secara intra peritoneal dengan 0,1cc BCG pada hari ke- 14 dan ke-24. Kelompok Minyak Ikan (MI), mencit mendapat suplementasi diet minyak ikan sebesar 5% why pada makanannya, dan kelompok Minyak Ikan -F BCG (MB) mendapat suplementasi diet minyak ikan sebesar 5% w/w pada makanannya dan divaksinasi secara intra peritoneal dengan °Jen BCG pada hari ke-14 dan ke-24. Pada hari ke-28, semua mencit disuntik secara intravena dengan 104 Listeria monocytogenes hidup yang diperoleh dad natal Laboratorium Kesehatan Semarang. Semua mencit dibunuh dengan pembiusan chloroform yang dilanjutkan dengan dislokasi leher pada had ke-33. Hepar mencit diambil secara aseptis untuk penghitungan kuman dalam cfu/ gram. Penghitungan dilakukan dengan menghitung koloni yang tumbuh pada media blood agadan dilakukan pengenceran bertingkat menggunakan NaCI 0,9% untuk ditanam dalam media blood agar. Penghitungan koloni yang tumbuh dilakukan dengan menggunakan Colony Counter. Pemeriksaan produksi NO makrofag diperoleh dengan mengisolasi makrofag peritoneal mencit. Makrofag kemudian diinkubasi path suhu 37°C, dengan kadar CO2 5% selama 2 jam dalarn plate 96 wells dengan pengambilan sampel secara triplikat. Setelah diganti medium, makrofag dikultur dalam inkubator pada suhu 37°C, dengan kadar CO2 5% selama 24 jam. Pemeriksaan konsentrasi produksi NO makrofag dilakukan dengan metode Griess dan dibaca menggunakan Automated Microplate Reader SLT LABINSTRUMENS Model 16 570. Data-data yang diperoleh diuji bedanya dengan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan dalam kelompok percobaan yang terdiri dari empat kelompok. Perbedaan lebih jauh antar kelompok percobaan diuji dengan uji Mann-Whitney U. Semua analisis dilakukan dengan bantuan kornputer menggunakan program SPSS 10.01 for Windows. Dan penelitian ini didapatkan adanya perbedaan yang signifikan dalam basil hitung kuman organ hepar dan Konsentrasi produksi NO makrofag antar kelompok perlakuan. Pada kelompok mencit tua BALB/c dengan diet minyak ikan yang tidak mendapat vaksinasi BCG didapatkan jumlah hitung kuman tertinggi dan Konsentrasi produksi NO makrofag terendah dan menunjukkan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok lainnya. Sementara pada kelompok mencit tua BALB/c dengan diet minyak ikan yang divaksinasi BCG menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol maupun BCG dalam hash hitung kuman organ hepar dan Konsentrasi produksi NO makrofag. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pengaruh Minyak Ikan adalah menekan aktivitas makrofag, dan upaya penggunaan BCG dapat meminimalkan efek tersebut dengan memperbaiki aktivitas makrofag mencit tua BALBM. Basil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam penggunaan minyak ikan sebagai makanan tambahan dan memberikan alternatif dalam upaya menanggulangi efek negatif berupa penurunan respon imunitas seluler yang ditunjukkan dengan menurunnya aktivitas makrofag. Menurunnya aktivitas makrofag tersebut kemungkinan dapat diatasi dengan pemberian BCG yang mudah didapatkan dengan harga murah. Karena penelitian ini dilakukan pada hewan coba maka hash penelitian ini diharapkan jugs dapat memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut pada manusia.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:Faculty of Medicine > Department of Medicine
Faculty of Medicine > Department of Medicine
ID Code:21858
Deposited By:Mr UPT Perpus 5
Deposited On:06 Sep 2010 09:52
Last Modified:06 Sep 2010 09:52

Repository Staff Only: item control page