STUDI PENATAAN RUANG PUBLIK BERDASAR ASPEK KEAMANAN BAGI WANITA

Kurniawati, Wakhidah and Susanti, Retno and Nurini, Nurini (2005) STUDI PENATAAN RUANG PUBLIK BERDASAR ASPEK KEAMANAN BAGI WANITA. Documentation. FAKULTAS TEKNIK.

[img]
Preview
PDF - Published Version
292Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
1042Kb

Abstract

Keberhasilan suatu ruang publik sangat tergantung pada sejauli mana ruang publik tersebut dapat akomodatif terhadap kebutuhan masyarakat. Akomodatif terhadap siapa pun penggunanya: tua muda, besar kecil, wanita pria, dan sebagainya. Ruang publik akan ditinggalkan, jika tidak menjadikan kebutuhan kenyamanan dan keamanan masyarakat sebagai pertimbangan pokok perancangan. Di ruang publik kota, perasaan takut akan kejahatan sebenamya merupakan masalah kejahatan itu sendiri. Perasaan takut ini terkait dengan perasaan keamanan seseorang, antara lain keamanan dart kejahatan, kekerasan, dan pelecehan di ruang publik ketika sendirian, terutama setelah malam. Perasaan takut ini menjauhkan orang (terutama wanita) dan jalan, taman, plaza, maupun transportasi umum, terutama setelah gelap. Hal inilah yang menjadi penghalang bagi partisipasi masyarakat dan wanita dalam menghidupkan kegiatan publik di kota. Rasa takut mempengaruhi kesan aman dan kelangsungan hidup suatu kota, karena orang don wanita yang menggunakan ruang publik akan berkurang (Fachrudin, 2003). Saat ini hampir di setiap kota, berbagai media selalu melaporkan mengenai kejahatan dan kekerasan terhadap wanita yang terjadi di ruang kota: pencopetan, penodongan, kejahatan hipnotis, tabrak lari dan bahkan pelecehan seksual. Berbagai pemaparan media tersebut dapat dijadikan satu simpulan awal: saat ini ruang kota cenderung memiliki citra tidak aman, terutama untuk wanita. Untuk itulah perlu penataan dan perancangan ruang publik yang tepat tidak hanya akan mengurangi kejahatan dan tindak kekerasan di ruang kota, tetapi juga sebagai cara untuk mencegah terjadinya tindak 'criminal. Tujuan utama penelitian ini adalah studi penataan ruang publik di kawasan Simpang Lima Semarang berdasarkan kebutuhan keamanan bagi wanita. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, langlcah-langkah/ metode yang digunakan adalah: • Mengobservasi langsung kondisi fisik ruang. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi ruang-ruang yang rawan kejahatan terhadap wanita di kawasan Simpang Lima Semarang. • Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang-ruang yang rawan kejahatan terhadap wanita, dengan analisis SWOT. • Menentukan arah penataan dan perancangan ruang publik yang berorientasi pada keamanan wanita di kawasan Simpang Lima Semarang. Kondisi ruang publik itu sendiri, dilihat dart berbagai aspek yang mempengaruhi rasa aman, yaitu: aspek aktivitas, apakah aktivitas menerus?; aspc!: ;:zegere!:^.^. , p g!:a h ada entrapment spot? Amankah dart lalulintas? Bagaimana kondisi perkerasan (pedestrian/aspal?), aman bagi sepatu hak tinggi? Aman bagi wanita hamil? Aman bagi wanaa cacat?; aspek tata himu, apa jenis tumbuhan yang ada? Nyamankah iklim mikronya? Apakah menghalangi pandangan orang? Amankah pepohonannya? Apakah bisa menjadi barier visual dart lalu lalang kendaraan?; aspek tata bangunan, apakah ada pandangan langsung (etalase kaca)? Adakah lost space?; aspek ameniti publik, apakah ada penanda (peta), telepon umum untuk mencari bantam? Adakah ruang-ruang istirahat terbuka untuk wanita? Adakah ruang untuk menunggu anak? apakah lampu cukup terang? Tahan vandalisme? Berdasar rekapitulasi data lapangan dapat disimpulkan karakteristik fisik ruang Kawasan Simpang Lima Semarang adalah sebagai berikut: ruang aman bagi wanita adalah Mall Ciputra; ruang cukup aman bagi wanita adalah Masjid Baiturrahman, Plasa Simpang Lima, Lapangan Pancasila; ruang kurang aman bagi wanita adalah Ramayana dan Plasa Gajahmada; serta ruang rawan bagi wanita adalah Pertokoan Simpang Lima. Desalt' yang bisa disarankan adalah penghidupan kompleks penokoan Simpang Lima dan Plasa Gajahmada, pengaturan jalur pergerakan (pedestrian) menerus yang aman (paving kondisi bagus, tidak bertrap, ramp, tidak licin, terlihat dart jalan dan bangunan sekitar). Pembuatan jalur penyeberangan dan ramp di Jalan Pahlawan, Jalan Simpang Lima, Jalan Pandanaran, Jalan Gajahmada, dan Jalan Akita! Yani; Pengaturan tanaman yang dapat mengatur iklim mikro, bersifat estetis, bersifat barier visual dan tidak menutup pandangan dari dan ke razing publik. Tanuman yang disarankan pohon asam jawa dan angsana; Pemberian ameniti publik berupa sitting grup di Lapangan Pancasila, dan lampu yang menerangi pertokoan Simpang Lima dan Plasa Gajahmada. Adanya street furniture berupa bangku, kanopi, berdasarkan jarak lelah wanita hamil berjalan. The successful of a public space very depend on how far the public space can accomodate to society requirement. Accommodate to its consumer whoever: old young, big small, man woman, etcetera. Public space will be left, otherwise not make the requirement of comfort and security society as fundamental consideration of design. In public space, feeling in fear of badness in fact represent the problem of itself badness. Feeling fear this related with the feeling of somebody security, for example security from badness, hardness and worthless in public space when alone, especially after night. Feeling fear this keep away the people (especially woman) from street, park, public square, and also public transportation, especially after dark. This matter become the barrier for participation of society and woman in animating public activity in city. Feel of fear influence the safety impression and continuity of citylife, because people and woman who using public space will decrease ( Fachrudin, 2003). This time almost in every town, various media always report to hit the badness and hardness to woman that happened in town space: pickpocket, hypnotic badness, bump to run and even sexual harassment. The various media report can be made by an early conclusion: in this time town space tend to own the unsafety image, especially for the woman. To that's need of settlement and design of public space, it will not only lessen the badness and act hardness in town space, but also as mode to prevent the happening of acting criminal. Main goal of this research is public space settlement study in Simpang Lima area of Semarang pursuant to security requirement for woman. The target of research is: Identifying space which badness gristle to woman in Simpang Lima area Semarang, based on condition of space physical with direct observation Identifying potency and problems of space which badness gristle to woman, with the SWOT analysis Determining direction of settlement and design of public space orienting at woman security in Simpang Lima area Semarang. Public Space condition of itself, seen from various aspect influencing safety, that is: activity aspect, whether the activity non-stop?; movement aspect, whether there is entrapment spot? safe from vehicle traffic? How ossifying condition (pedestrian / asphalt?), safe for high heeled shoes? for pregnant woman? for handicapped woman?; vegetation aspect, what is existing plant type? Is the micro climate comfort? Whether hindering people view? Whether the grove safe? Whether can become the visual barrier from vehicles back and forth?; building form and massing aspect, whether there is direct view (display window glass)? is there any lost space?; public amenity aspect, whether there is a sign (map), call box to look for the aid? Is there any opened rest space for the woman? Is there any space to await the child? Whether the lamp illuminated enough? Resistance of vandalism? Based on inferential field data, the physical characteristic of space Simpang 5 area Semarang, the following: Safety space for woman (based on standard of physical space) is Mall Ciputra; Safety enough spaces for woman are Baitunahman Mosque, Plasa Simpang Lima, Pancasila Fields; Gristle enough spaces for woman are Ratnayana and Plasa Gajahmada. then Gristle space for woman is Simpang Lima Shops. Design which can be suggested by is a revitalization of Simpang Lima shop and Plasa Gajahmada complex, arrangement of movement pathway (pedestrian) which non-stop and safety (good paving condition, ramp, not slippery, seen from street and building around). Making of pedestrian crossing and ramp in Pahlawan street, Simpang Lima street, Pandanaran Street, Gajahmada street, and Ahmed Yani street; Vegetation arrangement which can arrange the micro climate, having the character of aesthetic, having the character of visual barrier and not closing the view from and to public space. Vegetations suggested by are java tamarind and angsana; Giving the public amenities in the form of sitting grup in Pancasila field, and lamp enlightening Simpang Lima shop and Plasa Gajahmada. And the existence of street furniture in the form of bench, canon], pursuant to tired distance of pregnant woman walk.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning
Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning
ID Code:21850
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:06 Sep 2010 09:27
Last Modified:06 Sep 2010 09:27

Repository Staff Only: item control page