Susilaningsih, Neni and Johan, Andrew and Gunardi, Gunardi and Winarto, Winarto (2003) EFEK POLIFENOL TEH HIJAU SEBAGAI IMUNOMODULATOR PADA INFEKSI. Documentation. FAKULTAS KEDOKTERAN.
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 1097Kb | ||
| PDF - Published Version 273Kb |
Abstract
Teh hijau diperoleh dari dam tanaman teh (Camelia sinensis) yang diproses tanpa teroksidasi, memiliki kandungan senyawa polifenol 15 sampai 30% yang didalamnya mengandung senyawa aktif yaitu catechin antara lain terdiri dari Epigallocatechin gallate (EGCg) dan Epigallocatechin (EGC). Polifenol teh hijau telah dilaporkan dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi. Permasalahan dalam penelitian tahun ke dua ini adalah : 1). Bagaimana efek toksisitas akut dari polifenol teh hijau pada hewan coba mencit sehat, dinilai dad gambaran mikroskopis hepar dan ginjal serta kematian hewan coba. 2). Barapakah dosis LD50 dad polifenol teh hijau pada hewan coba mencit sehat, dinilai dengan kematian 50% hewan coba pada pemberian polifenol dosis tunggal secara bertingkat 3). Bagaimanakah efektifitas imunomodulator dari polifenol teh hijau pada mencit yang diinfeksi dengan Lmonocytogenes, dengan menilai survival mencit dan aktifitas makrofag dalam fagositosis latex serta produksi ROI & NO. Tujuan penelitiasn tahun ke dua ini adalah untuk : 1). menentukan uji efek toksisitas akut dari polifenol teh hijau pada hewan coba mencit sehat, dinilai dari gambaran mikroskopis hepar dan ginjal serta kematian hewan coba, 2). menentukan dosis LD50 dari polifenol teh hijau pada hewan coba mencit sehat, dinilai dengan kematian 50% hewan coba pada pemberian polifenol dosis tunggal secara bertingkat, serta 3). menentukan uji klinis pada hewan coba yang diinfeksi, untuk menilai efektifitas imunomodulator dari polifenol teh hijau pada mencit yang diinfeksi dengan L. monocytogenes, dengan menilai survival mencit dan aktifitas makrofag dalam fagositosis latex serta produksi ROI & NO. Jenis penelitian adalah eksperimental sesungguhnya untuk menentukan uji efek toksik serta LW° dari polifenol teh hijau pada hewan coba mencit galur Balb/c yang diperoleh dari PAU UGM Yogyakarta. Kriteria mencit yang digunakan adalah mencit betina umur 8-10 minggu, sehat, tidak ada kelainan anatomis dan telah menjalani adaptasi selama 1 minggu. Untuk uji toksisitas akut diberikan sekali minum, dengan dosis bertingkat secara teratur pada mencit yang dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan masing-masing 10 ekor. Polifenol teh hijau disiaPkan dalam 4 besaran dosis kelipatan 10 untuk tiap kelompok. Besarnya dosis ditentukan dari hasil penelitian tahun pertama yang mengacu pada penelitian Chow HH23 , yang menunjukkan efek paling baik pada pemberian polyphenon-60 dosis 3 mg (BB mencit ± 20 g) setara dengan 1,8 mg polifenol murni. Kelompok I diberi dosis 1 = 0,3 mg polyphenon-60 Kelompok II diberi dosis 2 = 3 mg polyphenon-60 Kelompok III diberi dosis 3 = 30 mg polyphenon-60 Kelompok IV diberi dosis 4 = 300 mg polyphenon-60 Kelompok V diberi dosis 5 = 150 mg polyphenon-60, merupakan kelipatan 5 dari dosis 3. Kelompok ini ditambahkan untuk memperkecil selisih antara dosis 3 dan 4. Pengamatan dilakukan terhadap flap kelompok hewan coba dalam 24 jam. Selama itu diamati gejala yang timbal tiap 15 menit selama 3 jam pertama dan dihitung jumlah mencit yang mati setelah 24 jam. Pada hewan coba yang mati diambil organ hati & ginjalnya untuk diperiksa secara mikroskopis, sedangkan pada hewan yang masih hidup diamati sampai hari ke 7, dimatikan dan diambil organ hati dan ginjalnya. LD50 adalah merupakan dosis tunggal yang menimbulkan kematian pada 50% hewan coba. Uji efektifitas bahan aktif dilakukan terhadap 30 ekor mencit yang diinfeksi dengan 106 L.monocytogenes, yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I diinfeksi dengan L. monocytogenes saja. Kelompok II diberi polifenol teh hijau (polyphenon-60) dosis 3 mg dan diinfeksi tmonocytogtenes. Pada ke dua kelompok tersebut diamati timbulnya gejala sakit, perubahan ke arah sembuh atau bahkan kematian. Mencit yang hidup, dimatikan pada hari ke 14 untuk melihat aktifitas makrofag dalam fagositosis latex serta bacterial killing dengan memeriksa ROI & NO. Uji toksisitas juga dilakukan pada 30 ekor mencit yang diinfeksi dengan 8x106 L.monocytogenes, yang dibagi menjadi 2 kelompok, dengan dan tanpa diberi polyphenon-60 dosis 3 m untuk diamati sampai hari ke 14. Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : LD50 untuk Pholiphenon-60 adalah sebesar 150 mg / mencit 20 gram atau setara dengan 7500 mg/kgBB, yang berarti tingkat toksisitasnya ringan. Uji toksisitas akut pada hepar dan ginjal tidak menunjukkan adanya kerusakan hepar maupun ginjal, hanya pada dosis 150 mg dan 300 mg tampak adanya jejas berupa pembengkakan sel hepar dan sel tubulus ginjal. Poliphenon-60 dosis 3 mg/hr cenderung memberi efek protektif pada mencit yang diinfeksi L. monocytogenes, meskipun perbedaannya tidak nyata Aktifitas fagositosis makrofag tampak lebih tinggi secara bermakna pada kelompok yang diberi Poliphenon-60 dosis 3 mg/hr. Produksi NO serta ROI makrofag juga nampak cenderung lebih tinggi pada kelompok yang diberi Poliphenon-60 dosis 3 mg/hr Berdasarkan basil penelitian ini disarankan agar sebelum diaplikasikan penggunaannya pada manusia sebagai imunomodulator pada infeksi, terlebih dahulu dilakukan uji efektifitas dan tingkat keamanannya pada manusia sekarelawan sehat.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions: | Faculty of Medicine > Department of Nutrition Science Faculty of Medicine > Department of Nutrition Science |
ID Code: | 21771 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 5 |
Deposited On: | 03 Sep 2010 09:52 |
Last Modified: | 03 Sep 2010 09:52 |
Repository Staff Only: item control page