STUDI KARAKTERISTIK AKULTURASI BUDAYA DALAM ARSITEKTUR RUMAH TINCGAL DAN NOLA TATA RUANG DI DESA TRUSMI - CIREBON

Supriyadi, Bambang and Wijayanti, Wijayanti and Adimuyanto, Eka and Utaryo, Henning P. (2001) STUDI KARAKTERISTIK AKULTURASI BUDAYA DALAM ARSITEKTUR RUMAH TINCGAL DAN NOLA TATA RUANG DI DESA TRUSMI - CIREBON. Documentation. FAKULTAS TEKNIK.

[img]
Preview
PDF - Published Version
170Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
1243Kb

Abstract

Desa Trusmi adalah salah satu desa yang pada awalnya tumbuh sebagai desa dalam tradisi kebudayaan IAA yang kemudian berkembang datum pengaruh kebudayaan hindusitik. Perubahan status dari desa menjadi kadipaten di bawah Kasultanan Cirebon berarti pula secara efektif Islam sebagai religi masuk ke dalam kebudayaan masyarakat Trusmi. Kajian yang diawali dengan merekonstruksi perkembangan tata ruang desa menjadi bahan untuk diklarifikasikan dengan perkembangan kebudayaan yang diutamakan pada ujud kebudayaan yang berhubungan dengan aktifitas ritual masyarakat. Dengan kajian semacam ini keterkaitan perkembangan kebudayaan kebudayaan dan tata ruang dapat dijelaskan. Bertemunya kebudayaan terutama dalam aspek spiritual, menghasilkan perbauran kebudayaan dalam bentuk akulturasi. Akulturasi budaya yang tesjadi di masyarakt Trusmi temyata tidak banyak pengamhnya terhadap perkembangan tata ruang Akulturasi yang dicirikan dengan karakteristik berbagai asal kebudayaan mastic) nampak jelas terutama pada pelaksanaan upacara-upacara ritual. Kebudayaan lokal-hindusitik yang menempatkan pusat desa sebagai simbol pusat spiritual yang disakralkan mermberi manfaat besar dalam menjaga eksistensi Datem sampai saat ini. Upaya pensakralan Dalem diperkuat dengan pengalihan fungsi menjadi Makam keramat Adipati Trusmi atau lebih dikenal sebagai Ki Buyut Trusmi. Abstract Old villages in Indonesia tend to disappear now. Desa Trusmi was one of among old villages which is still exist. This village was grown in Hinduistic era, but firstly shows the local tradition in village configuration that is called mancapat-mancalima. The starting point of Islam penetration in this area became effective when the shifting statues happened from village to Kadipaten under Cirebon Islamic Kingdom. The study begin with the task to reconstruct the development of village space arrangement. The result of development space reconstruction was studied with the development of culture which was concentrated on ritual procession . By this study, the interrelation between culture and space arrangement could be clear. Trusmi Village became a melting point of cultures especially in spiritual aspect. The result of interaction among cultures produces cultural diffusion in acculturation form. Cultural acculturation can be detected by the existing characteristic of different culture mainly on spiritual event. The local-hinduistic culture puts the center of village as a cosmic center or spiritual symbol. This symbol should be maintain as a sacral object. This belief is useful to protect village center from degradation or demolition by the modernistic needs. The more task to protect village center as a sacral object was shown by sifting Dalem as the house of adipati to ancestor grave which known as makam Ki Buyut Trusmi.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
ID Code:21763
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:03 Sep 2010 09:29
Last Modified:03 Sep 2010 09:29

Repository Staff Only: item control page