PENGUJIAN KUALITAS AMPAS TEBU (BAGASSE) SEBAGAI SUMBER PAKAN SERAT SECARA IN SACCO DENGAN KOMBINASI PERLAKUAN FISH{ DAN BIOLOGI

Christiyanto , Many and Pangestu , Eko and Wahyono , Fajar and Surono, Surono (1999) PENGUJIAN KUALITAS AMPAS TEBU (BAGASSE) SEBAGAI SUMBER PAKAN SERAT SECARA IN SACCO DENGAN KOMBINASI PERLAKUAN FISH{ DAN BIOLOGI. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.

[img]
Preview
PDF - Published Version
212Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

666Kb

Abstract

Research were conducted over 6 months in Animal Science Faculty Diponegoro University, Semarang and Animal Science Faculty Gadjah Mada University, Yogyakarta. Materials used in the research were bagasse collected from Trangkil Sugarcane Industry, Pati and T. viridee from Faculty of Agriculture Technology Gadjah Mada University, Yogyakarta. The objective of the research was to determine the combination effect of puff cooking and fermentation using T. viridee on in sacco degradation of DM, OM and NDF. Puff cooking of bagasse was done using autoclave on 30% water content and 121°C with the level of puff cooking (as Factor I) 30 and 45 minutes. Puff cooked bagasse then fermented using T. viridee on 60% water content with periode of fermentation 0, 2 and 4 weeks (as Factor II). In sacco test to determine DM, OM and NDF degradation using 3 heads of fistulated female-non lactating PFH cattle. Laboratory animals were fed forage and concentrate in 70:30 balance. Incubation was done with 7 incubation interval (2, 4, 8, 16, 24, 48 and 72 hours). There were 6 replications in every kinetic of incubation. Collected data as kinetic degradation of DM, OM and NDF were counted according to Orskov and McDonald (1979) and were analyzed by completely randomized design in factorial pattern, 2 x 3, 6 replications using computer programme of Seri Program Statistik according to Hadi and Pamardiyanto (1990). Result of the research showed that increasing periode of puff cooking and fermentation using T. viridee treatment increased DTDM, DTOM and DTNDF (P<0,01). There were highly significant (P<0,01) on Interaction between puff cooking and fermentation treatments. Highest degradation of bagasse was reached in combination treatment of puff cooking 45 minutes and then fermented up to 4 weeks. Pengujian Kualitas Ampas Tebu (Bagasse) sebagai Sumber Pakan Serat secara In Sacco dengan Kombinasi Perlakuan Fisik dan Biologi (M. Christiyanto, E. Pangestu, F. Wahyono, Surono dan L.K. Nuswantara. 1998. 21 halaman) Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan di Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang dan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sebagai bahan percobaan adalah ampas tebu (bagasse) dari Pabrik Gula Trangkil, Pati, Jawa Tengah dan isolat T. viridee yang diperoleh dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi pemasakan dan fermentasi dengan 7'. viridee terhadap degradasi BK, BO dan NDF secara in sacco.Pemasakan ampas tebu dilakukan dengan kadar air 30% menggunakan autoclave pada suhu 121°C dengan lama pemasakan bertingkat (Faktor I), yakni 30 dan 45 menit. Ampas tebu yang telah dimasak kemudian difermentasi dengan T. viridee pada kadar air 60% dengan lama fermentasi (Faktor II) 0, 2, dan 4 minggu. Uji in sacco dilakukan untuk mengetahui degradasi BK, BO dan NDF menggunakan 3 ekor sapi PFH betina tidak laktasi yang telah difistulasi bagian rumennya. Temak percobaan diberi pakan hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 70 : 30. Inkubasi dilakukan dengan 7 interval inkubasi (2, 4, 8, 16, 24, 48 dan 72 jam). Setiap kinetik diadakan 6 kali ulangan. Data yang diperoleh berupa kinetik degradasi BK, BO dan NDF dihitung dengan model Orskov dan McDonald (1979) dan dilakukan analisis ragam dalam Rancangan Acak Lengkap (RAI.) Pola Faktorial 2 x 3, dengan 6 ulangan melalui program komputer Seri Program Statistik (SPS) menurut Hadi dan Pamardiyanto (1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama pemasakan dan fermentasi dengan 7'. viridee yang meningkat dapat meningkatkan DTBK, DTBO dan DTNDF (P<0,01). Interaksi antara-pettaktiatypetWasakan dan fermentasi nampak sangat nyata (P<0,01). Degradasi tertinggi ampas tebu percobaan dicapai pada kombinasi perlakuan pemasakan 45 menit dan dilanjutkan dengan fermentasi selama 4 minggu. (Fakultas .Petemakan, Universitas Diponegoro, Dana DIK Rutin Universitas Diponegoro, Kontrak Nomer : 3157/PT09.H2/N/I 997 tanggal 4 Agustus 1997)

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > S Agriculture (General)
ID Code:21751
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:03 Sep 2010 08:42
Last Modified:03 Sep 2010 08:42

Repository Staff Only: item control page