PENGGUNAAN KOTORAN AYAM TERIRADIASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER DALAM HUBUNGANNYA DENGAN JUMLAH MIKROBA ISI SALURAN PENCERNAAN

Abstract

Chicken waste can be used as broiler nutrition mixture, because it contains 23,5 - 33 % crude protein, but weakness of it, chicken waste also consists of pathogenic microbes. The use of it can be optimazed by irradiation. The research was carried out at Poultry Breeder Science Laboratory and Central Laboratory of Animal Science Faculty Diponegoro University. The method of this research is completely randomized with 7 treatments and 4 replications, namely treatment-1 (T-1 / control) ration without chicken waste. Other six treatments namely T-2; T-3; and T-4 each rations added 5; 10; and 15 % irradiated it doses 4 kGy chicken waste, T-5; T-6; and T-7 each rations added 5; 10; and 15 % chicken without irradiated. Result of the research show that kind of ration is not influence about rations comsumption, and rations convertion. Kind of rations is significant (P < 0,05) of increasing weight, with the best value at T-4 (1,358 g) followed up by T-7 ( 1,334 g ), and the lowest value is T-1 (1,127 g). Besides that, kind of volume microbes (bacteria) is also significant (P < 0,05). The acts of distribution of rations at T-2 to T-7 can increase the number of volume microbes (bacteria) in digestion system compared with T-1, but between T-1 to T-5 is not significant. Based in the result can be concluded that rations distribution with chicken waste irradiation adding can increase weight. While, the number of volume microbes (bacteria) is relatively the same as control ration added (without chicken waste). Kotoran ayam dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan broiler karena mengandung protein 23,5 - 33 %, tetapi ke¬lemahannya banyak mengandung mikroba. Pemanfaatan kotoran ayam sebagai campuran pakan dapat dioptimalkan dengan cara iradiasi. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Ternak Unggas dan Laboratorium Sentral Fakultas Peternakan UNDIP pada bulan Nopember 1995 s/d Januari 1996. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap 7 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan P-1 (kontrol) ransum tanpa penambahan kotoran ayam. Perlakuan P-2; P-3; dan P-4 masing-masing ransum dengan penambahan 5; 10; dan 15 % kotoran ayam ter¬iradiasi 4 kGy. Perlakuan P-5; P-6; dan P-7 masing ransum dengan penambahan 5; 10; dan 15 % kotoran ayam tanpa iradiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis ransum tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum dan konversi ransum. Jenis ransum berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap pertambah¬an bobot badan. Pertambahan bobot badan terbaik akibat pemberian ransum P-4 yaitu 1358 g, disusul P-7 (1334 g), sedangkan P-1 yang terendah yaitu 1127 g. Jenis ransum berpengaruh nyata ( P < 0,05 ) terhadap jumlah mikroba (bakteri) isi saluran pencernaan. Pemberian ransum P-2 s/d P-7 meningkatkan jumlah mikroba (bakteri) isi saluran pen¬cernaan apabila dibandingkan dengan P-1, tetapi antara P-1 s/d P-5 tidak berbeda nyata. Kesimpulan pemberian ransum dengan penambahan kotoran ayam teriradiasi sebagai, pakan broiler dapat meningkatkan pertambahan bobot badan. Jumlah mikroba (bakteri) isi saluran pencernaan relatif sama dengan pemberian ransum kontrol (tanpa penambahan kotoran ayam).