Puspo P, Budi and Hayu H, Ida and Rihandoyo, Rihandoyo (2001) PEMBERDAYAAN PRANATA SOSIAL SEBAGAI WAHANA KONSILIASI DI WILAYAH PESISIR JAWA TENGAH. Documentation. FAKULTAS ILMU SOS1AL DAN ILMU POLITIK.
| PDF - Published Version 167Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 978Kb |
Abstract
Every society has a social systems in which they interact based on equilibrium systems. These means that society could build the balance, organization, regularity and dynamic attitude. Conflict among them could be seen as part of their social system which's their element is malfunction. In order to rebuild the new social system need justification in the quiet a long time. The focus of these research is understanding structure and typology of conflict and how does the social norms could be decrease the tension of such conflict. So, the purpose are identify the determinants of such conflict and explore the power of social value in handling the conflict in the society. The design of research deal with qualitative research by using discourse analysis especially the conflict that's already happened since 1999-2600 in coastal areas Central lava Province. Most data are collected through field work and collected an article and news paper. The results showed that most conflict was happended because most of society hasn't has the knowledge on the concept of democratisation. These conditions could brought the horizontal conflict among Party members. It also showed that lack of information access on political knowledge could support the political conflict. In order to resolve the problem are needed to empower the social systems. By these solution could build similar understanding on creating a conducive situation among political party. Masyarakat pada dasarnya sebagai sebuah sistem sosial „yang memliki banyak elemen dan keaneka ragaman fungsi, namun saling terkait sehingga mampu menciptakan keseimbangan, keterorganisasian, keteraturan dan dinamika. Konflik yang berubah menjadi tindak kekerasan/kerusuhan dalam masyarakat bila dipandang sebagai sistem sosial, diduga karena elemen sistem (pranata sosial) yang tidak berfungsi, atau bahkan hilang/mati. Sehingga sistem menjadi tidak seimbang. Untuk membentuk keseimbangan kembali, sistem sosial membutuhkan tindakan/penyesuaian dalam jangka waktu yang cukup lama. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk/tipologi konflik yang terjadi dan bagaimanakah peranan pranata sosial (norma dan lembaga sosial) dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam masyarakat Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi determinan dan tipologi konflik dan tidak kekerasan, soda pranata sosial (norma dan lembaga) yang mungkin dapat diberdayakan sehingga mampu berfungsi sebagai wahana konsiliasi Penelitian ini didisain secara kualitatif dengan metode diskursus. Populasi dalam penelitian ini adalah kasus konflik/kekerasan yang terjadi di Kabupaten/Kota di pesisir Jateng antara tahun 1999-2000, Data diambil berdasarkan laporan informan di lapangan dan artikel. Teknik analisis yang digunakan adalah diskursus (discourse analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik dan tindak kekerasan yang banyak terjadi di pesisir Jawa Tengah disebabkan oleh" Lemahnya pemahaman terhadap demokrasi dalam berpolitik sehingga sering terjadi konflik antar pendukung parpol. Konflik dan tindak kekerasan juga sering timbul karena kurangnya informasi dan sulitnya mengakses informasi sehingga masyarakat mudah terprovokasi. Silaturahmi atau halal bil halal antar pendukung partai merupakan pranata sosial yang dapat dijadikan alternatif untuk melakukan konsiliasi antar pendukung parati
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JA Political science (General) |
ID Code: | 21653 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 02 Sep 2010 09:03 |
Last Modified: | 02 Sep 2010 09:03 |
Repository Staff Only: item control page