Wahyono, Hadi (2000) MODEL IDENTIFIKASI ARAHAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEDAGANG KAKI LIMA (STUDI KASUS DI PUSAT KOTA LAMA SEMARANG). Documentation. FAKULTAS TEKNIK.
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 2648Kb | ||
| PDF - Published Version 386Kb |
Abstract
One of the great revitalization problems of the Old City of Semarang is how to cope with its decrease of economic activities. Recently, only few economic activities are settled in the area. Many people are not interested to enjoy the unique area, except a few tourists and, even, many businessmen are not interested to invest in the area. In the colonial period, the Old City actually, was the growth center of the city. As there are many new economic growth poles developed in the many places of the city, such as Simpanglima and Tugumuda areas, the economic activities of the Old City, then, moved out to the new areas. In brief, one of the reason causes the great problem is the area become unattractive for people to come, and, even, for the businessmen to invest. Based on the problem above, one of the most important strategies to revitalize the Old City of Semarang is by developing the area to become attractive for people to come. One of existing potencies that can be employed to do so is its existing informal sector. Although the economic activities are seemingly decreased, not less than 100 informal sector stalls with various business types, such as cigarette vendors, food vendors, bird vendors, are settled in the area. It indicates that the sector could be developed as attractiveness for people to come. This study was focussed on the development of the informal sector in the Old City of Semarang. It is particularly converged on identifying the potential locations of the street vendors to be developed in the area. This study is very important in arranging the location of street vendors, so that they do not disturb the other activities, i.e. the formal activities, and decrease the performance of the area in general. This study used a simple model to identify the potential location for the street vendors in the Old City of Semarang. Specifically, the model used the perception of respondents chosen from the sreet vendors of the area, as the main input for the analysis. Besides, it also used theoritical considerations as the checking analysis. This model was begun by identifying the evaluating criteria, and finished by identifying the potential location by and using weighting value technique. Based on the analysis, it could be generated 12 criteria used for evaluating the potential location, which are I) utility of garbage disposal; 2) safety from criminals; 3) closed to the consumers; 4) enough space for the business activity; 5) easy accessibility; 6) cheap cost for the safety; 7) far from flood; 8) enough space for consumer's activities; 9) enough space for parking; 10) utility of water system; 11) utility of drainage; and 12) supported by legalization. Based on the criteria, using the perception of the respondents and using weighting value technique, this study was found that there are three potential location for the street vendors in the Old City of Semarang, which are the area closed to the Berok Bridge; the area surrounding the Tawang Rail Station; and the area closed to the John Market. Salah satu msalah utama yang dihadapi oleh Kawasan Pusat Kota Lama Semarang adalah masalah menurunnya kegiatan ekonomi. Pada saat ini, hanya sedikit kegiatan ekonomi yang bcrlangsung di kawasan tersebut Banyak orang yang tidak menyukai untuk tinggal atau menikmati keindahan dan keunikan kawasan tersebut, kecuali beberapa turis, dan bahkan banyak investor yang enggan menanamkan modalnya di kawasan tersebut. Pada jaman penjajahan Belanda, kawasan ini sebenarnya pemah menjadi pusat pertumbuhan bagi Kota Semarang. Tetapi, sejak tumbuhnya banyak pusat pertumbuhan barn, seperti Kawasan Simpanglima dan "rugumuda, kcgiatan ekonomi di kawasan tersebut kemudian berpindah kc pusat-pusat pertumbuhan baru tersebut. Singkatnya, salah satu penyebab masalah tersebut adalah tidak menariknya kawasan tersebut bagi orang untuk datang, dan bahkan para bagi usahawan untuk menanatnkan modalnya. Berdasarkan pemusalahan diatas, salah satu strategi penting untuk merevitalisasi Kawasan Pusat Kota Lama Semarang adalah dengan mengembangkan kawasan tersebut menarik untuk banyak orang untuk datang. Salah satu potensi yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan keberadaan sektor informa, khususnya para pedagang kaki lima yang terdapat di kawasan tersebut. Mcskipun pada masa 'crisis ekonomi seperti sekarang ini, tidak kurang dari 101) pedagang kaki lima tetap bertahan dan bahkan berkembang di kawasan tersebut. Hal ini mcnunjukkan bahwa mereka dapat dikembangkan sebagai daya tank agar orang datang ke kawasan tersebut. Studi ini difokuskan pada pengembangan scktor informal sektor di Kawasan Pusat Kota Lama Semarang. Secara khusus, studi ini berupaya meng;dentifikasi lokasi-lokasi potensial untuk pengembangan pars pedagang kaki lima di kawasan tersebut. Studi ini sangat pooling dalain pengalokasian dan penataan lokasi pedagang kaki lima, sehingp mereka tidak mengganggu kegiatan-kegiatan sektor formal yang berada di kawasan tersebut dan tidak mengurangi penampilan dan kcunikan kawasan tersebut secara umum. Studi ini menggunakan model sederhana untuk mcngidentifikasikan lokasi potensial bagi pedagang kaki lima di Kawasan Pusat Kota Lama Semarang. 5.2cara khusus, model ini mcngedepankan persepsi dari pan pedagang kaki lima yang terdapat di kawasan tersebut yang terpilih sebagai respondcn, sebagai masukan di dalam proses analisis penelitian kit. Disamping itu, pertimbangan-pertimbangan teoritis juga digunakan sebagai pendukung analisis. Model analisis ini dimulai dari mengidentifikasikan kriteria penilai, dan diakhiri olch identifikasi lokasi potensial dengan menggunakan teknik pembobotan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan 12 kriteria yang dapat digunakan untuk menilai lokasi potensial tersebut, yaitu: 1) pembuangan sampah; 2) keamanan dari Icriminalitas; 3) kedekatan konsumen; 4) ruang tempat usaha; 5) pencapaian mudah; 6) biaya keamanan rendah; 7) tidak banjir; 8) ruang konsumen; 9) ruang parkir; 10) tersedia air bersih, 11) ada saluran air limbah, dan 12) ijin lokasi. Dengan berdasarkan pada kriteria tersebut, dapat diidentifikasikan 3 (riga) lokasi potensial yang dapat digunakan bagi pengembangan pedagang kaki lima di Kawasan Pusat Kota Lama Semarang, yaitu: 1) sekitar Jembatan Mberok; 2) sekitar Stasiun Tawang; 3) Dekat Pasar johar.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning |
ID Code: | 21652 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 5 |
Deposited On: | 02 Sep 2010 09:00 |
Last Modified: | 02 Sep 2010 09:00 |
Repository Staff Only: item control page