KEKERASAN TERHADAP ANAK JALANAN (Studi Kasus Kekerasan Terhadap Anak Jalanan di Semarang)

Widyatwati, Ken and Kepirianto, Catur and Chandra, Herry (2005) KEKERASAN TERHADAP ANAK JALANAN (Studi Kasus Kekerasan Terhadap Anak Jalanan di Semarang). Documentation. FAKULTAS SASTRA .

[img]
Preview
PDF - Published Version
295Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
1871Kb

Abstract

The street children phenomenon was valued of social disease by government always. Beside, life in street by killer be come street children is very violence resistant. They are not want those life. Turning point of up problems this research to achieve some goals: (1) type, actors, and reaction of streets children to violence; (2) impact of violence to street children; and (3) policy and actions program of government to street children to handle. Semarang is location sample to this research because it is biggest city in central Java and related two big city in Indonesia, they are Jakarta and Surabaya. Informant in this research are 14 street children and four key informant. Informant collecting use purposive sampling to keep location, activity, age, and sex distribution. Data collecting use observation, in-depth interview, and focus group discussion. Data analysis use triangulation method: qualitative (categories analysis) and quantitative statistic descriptive. This research to describe that street children very resistant to violence, but they are can't to handle it. If government apparatus (police) as actors, they are have not bargaining position absolutely. Be side, street children is sexual exploitation resistant, ai sodomy, oral sex, and premature sex. In other hand, policy and action program of government is not handle street children from violence and marginalize. They action and policy are security perspective only by development simtomystics. The international convention by ratifycated of Indonesia is not realized. Indonesia has reorientation and re-conceptualization in street children insight. Fenomena anak jalanan sering dianggap sebagai penyakit sosial oleh pemerintah. Selain itu, kehidupan di jalanan yang keras menjadikan anak jalanan sangat rentan terhadap tindak kekerasan dan eksploitasi. Oleh karena itu, mereka sendiri sebenamya tidak ingin dan menghendaki kehidupan semacam itu. Karen pennasalahan itulah, maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tiga hal berikut: (I) berbagai jenis dan bentuk kekerasan yang dialami anak jalanan, pelaku, dan reaksinya terhadap pelaku; (2) dampak kekerasan bagi anak jalanan; (3) berbagai kebijakan dan program aksi pemerintah dalam menangani anak jalanan.. Penelitian ini dilakukan di Semarang karena Semarang merupakan kota terbesar di Jawa Tengah dan merupakan simpul dari dua kota besar di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya. Dalam penelitian ini, dipilih 14 informan anak jalanan dan empat orang informan kunci yaitu: unsur polisi, polisi pamong praja, bagian sosial Kota Semarang, dan LSM. Pengumpulan data dengan sistem purposif sampling sehingga distribusi lokasi dan jenis aktivitas, umur dan jenis kelamin akan terwakili secara representatif. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terfokus. Analisis data menggunakan analisis kolaboratif: analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan analisis kategoris, sedangkan analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak jalanan sangat rentan terhadap berbagai jenis dan bentuk kekerasan, namun anak jalanan umumnya tidak berdaya menghadapi kekerasan tersebut. Apalagi jika pelakunya adalah aparat keamanan, maka hanya dapat melarikan diri dan pasrah apa yang akan diperbuat oleh pelaku. Selain itu, mereka juga sangat rentan terhadap tindak eksploitasi seksual, seperti disodomi, melayani seksual dalam usia dini, dan jika terkena berbagai penyakit atau bentuk kekerasan tidak pernah diobati, tetapi sembuh dengan sendirinya. Pada sisi yang lain, berbagai kebijakan dan program aksi yang dilakukan oleh pemerintah justru membuat anak jalanan semakin menjadi objek kekerasan dan termarjinalkan. Penanganan mereka hanya dari perspelctif keamanan dan keindahan kota dengan jargon pembangunan yang bersifat simtomistik. Pemerintah sama sekali tidak merujuk pada berbagai konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh Indonesia dalam menangani anak jalanan. Oleh karena itu, perlu reorientasi dan rekonseptualisasi dalam melihat dan menangani anak jalanan oleh pemerintah. Langkah yang perlu dilakukan adalah peningkatan kualitas SDM aparat pemerintash ysng berkompeten dengan masalah anak jalanan.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:P Language and Literature > P Philology. Linguistics
ID Code:21648
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:02 Sep 2010 08:29
Last Modified:02 Sep 2010 08:31

Repository Staff Only: item control page