PEMETAAN SPASIAL SEBAGAI DASAR ANALISIS KONDISI HEWAN MAKROBENTOS AKIBAT BUANGAN AIR LIMBAH PLTU-PLTGU Kasus: PLTU-PLTGU Tambak Lorok, Semarang

ZAMAN, BADRUS and HUBOYO, HARYONO SETIYO (2004) PEMETAAN SPASIAL SEBAGAI DASAR ANALISIS KONDISI HEWAN MAKROBENTOS AKIBAT BUANGAN AIR LIMBAH PLTU-PLTGU Kasus: PLTU-PLTGU Tambak Lorok, Semarang. Documentation. FAKULTAS TEKNIK.

[img]
Preview
PDF - Published Version
258Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1078Kb

Abstract

Pada pelaksanaan operasional PLTU-PLTGU di Tambak Lorok Jawa Tengah dihasilkan air limbah panas yang di buang secara langsung ke badan sehingga badan air sekitamya akan mengalami peningkatan temperatur. Salah satu efek yang dapat terjadi adalah menurunnya produktifitas bentik sejalan dengan kenaikan temperatur yang melebihi kondisi alamiahnya. Hal ini disebabkan hewan makrobentos yang menghuni 1 ingkungan akuatik dalam jangka waktu yang cukup lama dan mempunyai sifat hidup yang relatif menetap. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelunmya hanya berdasarkan pada tinjauan secara ekologi dan efek biologisnya sehingga sering kurang informatif dan kurang memberikan kemudahan analisa. Salah satu sistem yang manipu menampilkan hash secara spasial dalam bentuk gambar yang obyektif dan informatif serta mempermudah analisa kondisi penyebaran limbah air panas dan perubahan kondisi hewan makrobentos adalah dengan sistem pemetaan. Sampling dilakukan secara purposif sampling sebanyak 14 (empat betas) stasiun di dalam kolam pelabuhan dan 2 (dua) stasiun kontrol di luar kolam pelabuhan. Frekuensi sampling sebanyak 4 kali dengan selang waktu 7 (tujuh) hari. Data yang diambil adalah temperatur dan hewan makrohentos. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan Program surfer versi 7.0. Basil penelitian menemukan adanya 7 (tujuh) kelas makrobentos dengan urutan jumlah individunya Bivalvia > Crustacea > Gastropoda > Polychaeta > Stelleroidae > Decapoda >Holothuroidea dan pola spasial yang terbentuk menunjukkan pada kelas Bivalvia jumlah individunya semakin meningkat dengan semakin jauhnya dari saluran pembuangan limbah ( titik 437083.8 ; 9232891) dan terkonsentrasi dengan jumlah yang melimpah di bagian tengah kolam pelabuhan. Pada kelas crustacea khususnya yang ditemukan yaitu jenis teritip atau bemakel (Balanus balanoides) distribusinya bersifat sebaliknya yaitu jumlahnya menurun dengan semakin jauhnya jarak dari saluran pembuangan limbah dan dibagian tengah kolam pelabuhan jumlahnya menurun drastis hingga di bawah 20 individu dan ada bagian yang sama sekali tidak ditemukan adanya jenis in Distribusi kelas Gastropoda hampir sama dengan kelas crustacea dimana jumlahnya menurun dengan semakin jauh dari saluran pembuangan dan dibagian tengah kolam ditemukan kurang dari 5 individu. Distribusi kelas polychaeta tampak terkonsentrasi di bagian yang tidak terlalu jauh dari saluran pembuangan dan dibagian lain ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit. Sedangkan distribusi kelas Stelleroidea, Decapoda dan Holothuroidea lebih disebabkan oleh aktifitas mobilisasi dari kelas ini sehingga ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit dan pada beberapa stasiun bahkan tidak ditemukan adanya jenis untuk kelas ini. Pola Indeks Keanekaragaman menunjukkan nilai indeks yang rendah (<0,6). Nilai indeks keanekaragaman naik dengan semakin jauh dari saluran pembuangan tetapi di sebagian kecil tengah kolam pelabuhan kembali menurun di bawah 0,6 dan naik kembali di sekitar break water tetapi hanya berkisar sampai 0,85. Kondisi secara umum menunjukkan di sebagian besar area kolam pelabuhan telah terjadi pencemaran berat dan hanya sebagian kecil yang masuk katagori tercemar ringan. Pola indeks Keseragaman hampir sama dengan indeks keanekaragaman dimana di sekitar saluran pembuangan relatif rendah (<0,5) tetapi kemudian naik dengan cepat dengan semakin jauhnya jarak dari saluran pembuangan tetapi menurun kembali di length kolam sampai di bawah 0,3 dan naik kembali di sekitar breakwater meskipun tidak begitu besar (sekitar 0,05). Hal ini menunjukkan adanya dominasi spesies disekitar saluran pembuangan timbal). Semakin jauh dari saluran pembuangan dominasinya berkurang tetapi mengalami dominasi kembali di sekitar tengah kolam pelabuhan dan faktor dominasi kembali berkurang di sekitar break water. Berdssarkan pola temperatur yang terbentuk nampak pada pagi hari gradasinya belum merata, pada siang hari sebarannya mulai meluas dan terjadi kenaikan sekitar tetapi hal ini juga dapat disebabkan kenaikan oleh pengaruh sinar matahari. Pada sore hari sebarannya lebih jelas terlihat terjadi penurunan dari saluran pembuangan limbah ke tengali kolam secara gradual dad sekitar 33,5 °C turun sampai 29,5 °C. Temperatur tertinggi yang terukur terjadi di titik saluran pembuangan tetapi masih pada tingkat yang dapat ditolerasi oleh organisme bentos Bila dilihat pola temperatur yang terbentuk dengan pola indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman terlihat hubungan yang signifikan hanya terjadi disekitar saluran pembuangan dimana pada temperatur yang relatif tinggi terjadi dominasi dan keanekaragaman yang rendah. Hal ini menunjukkan kemungkinan kondisi yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh adanya pola distribusi temperatur sesaat tetapi sebagai akibat buangan air limbah dari PLTU-PLTGU secara kontinyu dalam jangka waktu lama dan kemungkinan faktor-faktor lain seperti substrat dasar, Kecepatan Arus, Kedalaman, Kecerahan, Salinitas, pH,DO, Nitrogen, dan fosfor. thermal water discharge channel and other location found with slightly quantity. The distribution of Stelleroidae, Decapoda, and Holothuroidae are caused by high mobility and found with slightly quantity until none. Diversity index pattern shown at thermal water discharge channel had low out come (<0.6) and then increases with increasing distance from thermal water discharge channel (until >1.1) but in centre harbour pond the value decrease until less than 0.6. At near break water, the value of diversity index gain to 0.85. All condition in harbour pond shown medium until worse pollution criteria. Similarity index pattern shown similarly with diversity index pattern, where at thermal water discharge channel had low out come (<0.5) but increases with increasing distance from thermal water discharge channel and in centre harbour pond the value decrease until less than 0.3, then increase again in near break water, but not excessively (approximately add 0.05). This condition shown domination in thermal water discharge channel and domination factor decreases with increasing distance from thermal water discharge channel but the domination happened again in centre harbour pond. Domination factor decrease at break water around. Based on temperature pattern, in the morning the temperature be spread yet. In daylight the temperature start to be spread widely and caused by sunlight, temperature increase 10 C. In early evening the temperature in harbour pond be spread evently. The temperature gardually decreases with increasing distance from thermal water discharge channel ( 33.5° C to 29.5° C). Highest temperature measured at thermal water discharge channel but this temperature still can be tolerated by zoomacrobenthos. Significant corelation of temperature pattern with diversity index and similarity index just shown at surrounding thermal water discharge channel. This condition not only caused by moment temperature pattern but affected by continue thermal water discharged from electric power plant and eventually by other factor such as benthic substrat, current celerity, water depth, water clearly, salinity, pH, Dissolved Oxygen, Nitrogen, and Phospor.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Environmental Engineering
Faculty of Engineering > Department of Environmental Engineering
ID Code:21638
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:02 Sep 2010 08:11
Last Modified:31 Mar 2011 16:34

Repository Staff Only: item control page