Sunarto, Sunarto and Rahardjo, Turnomo (2000) ANALISA DISCOURSE: IDEOLOGI GENDER MEDIA ANAK-ANAK Oleh. Documentation. FAKULTAS ILMU SOS1AL DAN ILMU POLITIK.
| PDF - Published Version 501Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 5Mb |
Abstract
Describing gender role of women and men in fiction story on Bobo at 1970's, 1980's, and 1990's was an aim of this research Besides, this research also aimed to explain indications of gender ideology that laid down the dominant gender role. Quantitative content analysis was used to answer the first objective. The second one was be solved by discourse analysis. In this research, gender ideology was defined as a woridview that ruled the relations between women and men in society based on femininity and masculinity. To guide interpretation, analysis, and theoretical conceptual this research employed critical paradigm. This paradigm assumed that the study of feminism or gender emphasised on oppression and imbalance of power distribution on women in society. Socialism feminism was utilised as a reference in analysing on the women phenomenon. This perspective provided a comprehensive conceptual framing of oppression on women in mass media. According this perspective, the oppressiowas caused by capitalism and patriarchism. Another perspective, such as Marxism, radical, liberal, psychoanalysis, existentialism, postmodemism and ecofeminism were also applied to explain the oppression.. Quantitatively, the result of this research showed that traditional gender role was a dominant role in the most of children's story. It meant women run reproductive function in domestic domain and men run productive function in public domain. Elaboration with period of publication and position of the character in the story proved that women's gender role had more variation in their role compared with men's role. Qualitatively, by discourse analysing, the result of this research found that patriarchism (law of the father) was a dominant ideology on the children's stories. The indications of ideology explained why traditional gender role was a dominant role in the stories. Based on the result of this research, it suggested that there was a need to make conscious to society or parents on the ideology matter in the oppression of women. The society could change the ideology. It would happen if the ideology injured women or men interests. It meant the society could change patriarchism with another ideology, such as matriarchism or genderism that would create an egalitarian society. Operatively, the fighting of the ideology involved policy makers, policy controllers, and policy doers. Pragmatically, media Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan berbagai peran gender yang dilakukan oleh tokoh wanita dan pria dalam cerita fiksi di majalah Bobo selama periode tahun 1970-an, 1980-an dan 1990-an. Selain itu, juga bertujuan untuk menjelaskan indikasi¬indikasi ideologi gender tertentu yang mendasari munculnya kecenderungan banyaknya peran gender dominan tertentu yang dilakukan oleh tokoh wanita dan pria. Metoda yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa isi secara kuantitatif dan kualitatif (analisis discourse). Dalam penelitian ini ideologi gender dimaksudkan sebagai suatu tatanan nHai-nilai dan norma-norma dominan (worldview) yang mengatur hubungan wanita dan pria berdasarkan peran-peran feminitas dan maskulinitas tertentu. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis (critical paradigm) dalam mengarafikan kerangka konseptual teoritis, analisis, dan interpretasi terhadap berbagai temuan-temuan penelitian. Asumsi yang mendasari digunakannya paradigma kritis ini adalah bahwa persoalan gender atau feminisme menekankan kajiannya pada adanya penindasan dan distribusi kekuasaan yang tidak seimbang di masyarakat terhadap kaum wanita oleh kaum pria. Feminisme sosialis digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisa terhadap fenomeria yang diteliti. Perspektif ini memberikan kerangka yang komprehensif mengenai adanya penindasan terhadap wanita di media massa. Menurut perspektif ini, kapitalisme dan patriarkisme dianggap sebagai ideologi yang mendasari semua bentuk penindasan terhadap kaum wanita tersebut. Tentu saja pemikiran feminisme yang lain, misalnya saja aliran marxisme, liberal, radikal, psikoanalisis, eksistensialis, posmodemis, dan ecofeminis, digunakan juga sebagai alat analisa sejauh relevan dengan pandangan feminisme sosialis. Secara kuantitatif, hasil penelitian menunjukkan, bahwa dad keseluruhan cerita yang diteliti di majalah Bobo temyata peran gender tradisional masih dominan dalam keseluruhan cerita yang ada. Artinya, tokoh pria masih digambarkan menjalankan peran gender produktif dan tokoh wanita menjalankan peran gender reproduktif. Elaborasi terhadap periodesasi penerbitan ataupun posisi tokoh dalam cerita memberikan variasi peran gender yang cukup menarik. Hasil elaborasi itu menunjukkan, peran gender yang dijalankan deb tokoh utama wanita lebih bervariasi dibanding peran gender yang dijalankan oleh tokoh utama pria.Secara kualitatif, melalui penggunaan analisis discourse ditunjukkan, meskipun secara keseluruhan cerita yang ada pada masing-masing periode menampilkan beragam makna, akan tetapi dominasi ideologi patriarkisme (law of the father) ternyata relatif cukup menonjol dibanding ideologi yang lain. Berbagai indikasi ideologis patriarkisme yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjelaskan temuan secara kuantitatif sebelumnya: mengapa peran gender tradisional masih dominan dalam berbagai cerita yang ada. Berbagai temuan dalam penelitian ini menyarankan, perlunya dilakukan penyadaran pada anggota masyarakat pada umumnya ataupun orangtua pada khususnya, bahwa pemilahan peran sosial bagi kaum pria di sektor publik dan kaum wanita di sektor domestik sebenamya adalah persoalan ideologis semata, utamanya ideologi patriarkisme. Ideologi ini bisa saja diubah apabila dirasakan merugikan salah satu jenis kelamin untuk •digantikan dengan ideologi lain yang lebih memanusiawikan eksistensi semua jenis kelamin, apakah itu dalam formula ideologi matriarkisme (law of the father) ataupun aideologi gender" (law of the father and mother atau "law of the mofather"). Di tingkat operasional, perjuangan ideologis untuk mewujudkan kesetaraan gender ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, apakah itu pembuat dan pelaksana kebijakan, pengawas kebijakan ataupun sasaran kebijakan. Di tingkat pragmatis, semua bentuk media penyampai pesan (media massa) yang mempunyai khalayak sasaran anak-anak, hendaknya menyadari betul bahwa semua informasi bias gender mempunyai konsekuensi ideologis yang cukup berbahaya di kemudian had untuk menghalangi upaya pembentukan suatu tatanan masyarakat yang lebih egaliter. Tentu saja jangan diabaikan semua sumber-sumber ideologis potensial penyebab muncuinya bias gender tersebut, misalnya saja melalui lembaga keluarga, pendidikan, agama, dan lain sebagainya.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > J General legislative and executive papers |
ID Code: | 21564 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 01 Sep 2010 09:12 |
Last Modified: | 01 Sep 2010 09:12 |
Repository Staff Only: item control page