DINAMIKA SOSIAL-EKONOMI DALAM PENDEMBANGAN STRATEGI PENANGGULANGAN PENGGANGGUR DI KABUPATEN PATI PROPINSI JAWA TENGAH

MAROM, AUFARUL and ROSTYANIGSIH, DEWI (2003) DINAMIKA SOSIAL-EKONOMI DALAM PENDEMBANGAN STRATEGI PENANGGULANGAN PENGGANGGUR DI KABUPATEN PATI PROPINSI JAWA TENGAH. Documentation. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK.

[img]
Preview
PDF - Published Version
230Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1107Kb

Abstract

Masalah yang dikaji dalam penelitian penganggur M Kabupaten Pati adalah: Bagaimana profil penganggur, jenis kebutuhan peluang dan kesempatan apakah yang dibutuhkan oleh pars penganggur dan bagaimanakah strategi (kiat pars penganggur ) dalam mangatasi pengangguran di Kabupaten Pati. Tujuan yang hendak dicEpai dad penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan lapangan dan jenis pekerjaan yang diperlukan penggur. Program, kebijakan yang diperlukan untuk mengatasai pengangguran di Kabupaten Pati. Peluang dan hambatan penganggur di Kabupaten Pali dalam menciptakan/ memperoleh lapangan dan jenis pekerjaan yang diperlukan Penelitian ini hertipe deskriptif eksploratif dengan analisa yang lebih mendalam, yaitu menggali sebanyak mungkin data dan informasi dari pengganggur, masyarakat pencari kerja serta instansi pemerintah yang selanjutnya dikaji masalabnya dengan analisis diskriptif agar lebih akurat dan obyektif Juintah responden 50 orang diambil seen random. Teknik pengumpuian data menggunakan kuesener dan wawancara. Sebagian besar korban PHK menunggu pekerjaan pengganti (menganggur sementara selama 4 hingga 6 bulan), kenyataan ini didasarkan pengakuan mayoritas responden (27%) yang mengaku menganggur sementara untuk mempeoleh pekerjaan Baru, hanya sekitar (10%) responden yang menyatakan menganggur selama lebih dari 12 bulan untuk memperoleh pekerjaan pengganti. Adanya peluang usaha/kerja bagi para .kprOan Pemutusan Hubungan Kerja juga dapat dilihat dad wilayah administrant' (lokasi) dimana korban PHK memperoleh pekerjaan pengganti. Hasil penelitian herkenaan dengan wilayah administratif diketahui hahwa Sebagian besar (42.5%) korban PHK pada tahun 1998/2001 di Kabupaten Pati memperoleh pekerjaan pengganti/baru di wilayah/lingkungan Kecamatan, (17.5%) responden di desa/kelurahan dalam Kabupaten Pati, (25%) responden menyatakan tempat kerja mereka yang baru masih di lingkungan/wilayah Kabupaten Pati, dan hanya (15%) korban PHK yang metimeroleh pekerjaan pengganti di War Kabupaten Pati. Sebagian besar (52.5%) korban PHK antara tahun 1998/2001 di Kabupaten Pati yang diteliti, memperoleh pekerjaan di sektor infonnal. (40%) pekerjaan yang baruipengganti di sektor formal, dan (7.5%) memilih berwiraswasta (pedagang). Adanya perubahan jenis pekerjaan dari para korban PEEK yang diteliti temyata hampir tidak membawa perubahan pada tingkat penghasilan responden, tercatat (17.5%) responden yang mengalami peningkatan penghasilan, adapun (27.5%) responden lainnya justru pendapatan. mereka menurun jika dibandingkan dengan sebelum terkena PHK. Manakala dianalisis lebih lajut pada program-program unggulan/prioritas yang akan dijalankan oleh Pemda Kabupaten Pati pada tahun 2001-2006, nampaknya kcgiatan/upaya yang lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat juga masih terbatas. Strategi kebijakan untuk penanggulangan penganggur, nampaknya belum mengakar path permasalahan yang dhadapi oleh masyarakat, sehingga untuk masa mendatang kebijakan penanggulangan pengangguran perlu disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat melalui studi kebutuhan (needs assesment). Persoalan yang nampak.bahwa dari hasil penelitian justru sektor informal Iebih berkembang dari sektor formal, karena sebagian besar mantan korban PHK meinililr sektor informal sebagai pengganti pekerjaan yang lama. Mestinya secara teoritis sektor formal dipacu sehingga menunbuhkan sektor informal. Gana metnacu sektor formal Perncla Kabupaten Pati seyogyanya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor, melalui studi potensi clan produk unggulan Kabupaten Pati, pembangunan infrastruktur dan supra struktur (Samna dan perda) yang nienarik minat investor. Menyetnpumakan program untuk pembangunan industri menengah dan besar. The problems that examined in the research of unemployment in Kabupaten Pati were: What about unemployed profiles, what kinds of opportunity needed by unemployed and what strategy to cope unemployment in Kahupaten Pati. The aims of the study were to identifies workfield and job needed by unemployed. The programs and policy to cope unemployment in Kahupaten Pati. The opportunity and obstacle for unemployed in Kabupaten Pati to create/get needed job. This study was explorative descriptive in nature with deeper analysis, get data and information from unemployed and government agency as much as possible, that later examined by descriptive analysis that more accurate and objective. The sampel of 50 respondents was collected randomly. Data technique collection was using questionnaire and interview. From the description of community social-economic dinamics, generally, workfields in Kabupaten Pali is still high, this can be shown from the waiting time experienced by person who fired from their job (PHK). As the results shows, most fired people waiting for replacement job (unemployed for 4 to 6 months), this fact was based on the response of majority trespondent (27%) that they had to be enemployed for a while to get new job, only 10% of respondents said that they unemployed more than 12 months to get another job. 'I'he opportunity to get job for fired people can also be seen from administrative area (location) in where fired person get another job. The results for administrative area shows that for the most fire person (42,5%) in 1998/2001 periods in Kabupaten Pati get new job in Kecarnatan area, 17,5% respondents get job in village in Kabupaten Pati, 25% respondents states that their new workplace still in Kabupaten Pati, and only 15% get another job outside of Kabupaten Pati. Most of fired people (52,5%) between 1998-2001 in Kabupaten Pati studied, get job in informal sector. 40% in formal sector and 7.5% decided to be an entrepreneur (trader). The switch of job kinds from fired person studied almost make no difference in respondent income rate, only 17.5% repondents states that their income increase, and 27.5% had experinced lower income. When examined in advance on priorities programs that will held by Kabupaten Pati government in 2001-2006, apparently that activity directed toward improvement of community economic was still limited. Policy strategy to cope unemployment, was not yet rooted in the problems faced by community, so in the future the unemployment coping policy should be arranged based on community needs by needs assessment. The results shows that informal sectors is more develop than informal sector, because most former fired people choose informal sector as substitution of former job. Theoretically, formal sector must be push to develop informal sector. To push formal sector, Kabupaten Pan • government should create conducive investment climate for investors, through the study of potential and superior products of Kabupaten Pati, the development of infra- and super-structure that attract investors, and completing programs for middle and high industrial development.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:J Political Science > JF Political institutions (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Public Administration
ID Code:21560
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:01 Sep 2010 09:05
Last Modified:01 Sep 2010 09:05

Repository Staff Only: item control page