Utama, Mahendra Pudji and Dwihendrosono, , Dwihendrosono, and Puguh, Dhanang Rrespati (2004) DARI KUMPULAN YANG TERBUANG: PERISTIWA G 30 S 1965 DAN DAMPAKNYA MENURUT PERSPEKTIF EKS TAHANAN POLITIK PKI DI YOGYAKARTA. Documentation. FAKULTAS SASTRA .
| PDF - Published Version 348Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 3137Kb |
Abstract
A. Title of Research Title : FROM THE THROWN AWAY COMPILATION: G 30 S PKI EVENTS AND ITS EFFECT ACCORDING TO EX POLITI¬CAL PRISONERS PERSPECTIVE IN YOGYAKARTA Researchers : Mahendra Pudji Utama, Dwihendrosono, Dhanan.g Rrespati Puguh Year : 2004; 70 pages B. Content This research was held to answer a question about the effect of G 30 S 1965 on life of PKI participants who have status as ex political prisoner. 'Ibis event was viewed by the ex political prisoners of G 30 S PKI perspective. This purposes are to express the way of those people to give meanings on their experience related to their involvement in PKI or communism and to relate it to their present life. This research was held in Kotagede, Yogyakarta, where PKI had a lot of participants. The data for this research was collected through literary study and oral history interview which underwent in two sessions, they are interview focus on topic and interview emphasize on life history approach that place one's life experience in sosiohistorical context. The informers of this research are ex political prisoners of category A and C. Result of the research suggests that far away before the G 30 S knock down the Kotagede, the confrontation prospective that involves the PKI have been emerged in a shape of confrontation between PKI and Muhammadiyah. Although Muhammadiyah have a strong support from wholesaler and skippers, whereas the PKI's adherent generally were coming from circle of craftsman labor, but the confrontation wasn't triggered by the social class interest. The conflict between PKI and Muhammadiyah in Kotagede basically came from the difference of organization platform, which boost Muhammadiyah attempt to avoid itself involved in political activities. This implied the difference altitude toward the colonial government who considered as suppress, where PKI have chosen to defend in a way of struggle. The G 30 S event have been made a severe psychological distress and continuously to peoples who recognized involved on PKI. The status of ex political prisoner which adhered on their self have thrown them away from the social structures. They always lay on ambiguity position, neither here nor there. The status of ex political prisoner set them free from communism but all at once arrested them to gain a confession as a society member after they have been released from the jail. The furthermore results of this thing was the emerge of ex political prisoner community as a group of weakness and hopeless of access opportunity peoples in various aspect of life. Politically, they lost a right of electing and been elected in the event of election, although in develop, they finally have their electing right. They also missed of opportunity to take any part in decisions concerning to their life environment. Economically, they only have an opportunity to enter job area which gave them an income that just adequate for subsistent needs. Socially, the tend to conceal themselves to avoid an intensive involvement in social intercourse. The ex political prisoner of PKI viewing and responding the stresses that they have experienced in a various way. The group prisoner they increasingly have a relatively better understanding about communism, considered all of the thing they have experienced after the explode of G 30 S is part of defense risks. Whereas the other group, the blamed PKI as the cause of all the bad thing they have experienced. However, generally the ex political prisoner by now viewing that they are innocent, because they become a political prisoner without any judicature process. C. Institution Identity Department of History, Faculty of Letter, Diponegoro University, No.: 1269a/ J07.11 /PG/2004, Tanggal 5 Mei 2004. Peneliti : Mahendra Pudji Utama, Dwihendrosono, Dhanang Rrespati Puguh Tahun : 2004; 70 halaman B. Isi Ringkasan Penelitian ini dilakukan untuk menjawab sebuah persoalan mengenai dampak peristiwa G 30 S tahun 1965 terhadap kehidupan orang-orang PKI yang saat ini berstatus sebagai eks tahanan politik G 30 S. Peristiwa G 30 S dilihat dari perspektif eks tahanan politik G 30 S. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha untuk mengungkapkan cara mereka menafsirkan atau memaknai pengalaman¬pengalaman yang mereka miliki sekaitan dengan keterlibatan mereka di dalam PKI atau komunisme dan merelasikannya dengan kehidupan yang mereka jalani pada masa kini. Penelitian dilakukan di Kotagede, Yogyakarta, di mana PKI mempunyai pengikut yang besar. Data untuk penelitian ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan terutama wawancara sejarah lisan (oral history) yang dilakukan dalam dua bagian, yaitu wawancara yang difokuskan pada topik dan wawancara yang ditekankan pada pendekatan pengalaman hidup (life history) yang menempatkan pengalaman hidup seseorang dalam konteks sosio-historis. Informan penelitian ini adalah eks tahanan politik kategori B dan C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa G 30 S telah menimbulkan tekanan psikologis yang sangat berat dan berkepanjangan dalam diri orang-orang yang dinyatakan terlibat PKI. Status eks tahanan politik yang melekat dalam diri mereka telah meiemparkan mereka dari struktur sosial. Mereka selalu berada dalam posisi yang ambigu, tidak di sini tetapi juga tidak di sana. Status sebagai eks tahanan politik "membebaskan" orang-orang PKI dari komunisme, tetapisekaligus juga "menahan" mereka untuk mendapat pengakuan sebagai warga masyarakat setelah mereka dibebaskan dari tahanan. Akibat lebih lanjut dad hal ini adalah munculnya komunitas eks tapol, sebagai kelompok yang tidak berdaya dan kehilangan kesempatan untuk memperoleh akses ke berbagai bidang kehidupan. Secara politis, mereka kehilangan hak untuk mernilih dan dipilih dalam pemiluhan umum, meskipun dalam perkembangan kemudian hak memilih telah mereka dapatkan. Mereka juga kehilangan kesempatan untuk mengambil bagian dalam keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan bersama di lingkungan tempat tinggal mereka. Secara ekonomi, mereka hanya mempunyai peluang untuk memasuki bidang-bidang pekerjaan yang memberikan penghasilan yang hanya eukup untuk memenuhi kebutuhan subsiten. Secara sosial, mereka cenderung untuk menyembunyikan did dan membatasi din untuk tidak terlibat secara intens dalam pergaulan sosial. Eks tahanan politik PKI melihat dan merespons tekanan-tekanan yang mereka alami dengan cara yang berbeda-beda. Bagi eks tahanan politik yang mempunyai pemahaman tentang komunisme relatif lebih baik, menganggap apa yang mereka alami setelah meletusnya G 30 S sebagai bagian dari risiko perjuangan. Sementara eks tahanan politik yang lain menganggap bahwa nasib yang mereka alami sebagai kesalahan PKI. Akan tetapi, umumnya eks tahanan politik sampai saat ini berpandangan bahwa mereka tidak bersalah, sebab menjadi tahanan politik tanpa pernah melalui proses peradilan. C. Identitas Kelembagaan Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Nomor 1269a/ J07.11/PG/2004, Tanggal 5 Mei 2004.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
ID Code: | 21551 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 01 Sep 2010 08:40 |
Last Modified: | 01 Sep 2010 08:40 |
Repository Staff Only: item control page