RANCANG; BANGUN KOTAK PENYIMPAN IKAN BERINSULASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS IKAN DENGAN PROSES PENDINGINAN SERTA APLIKASINYA PADA IKAN TONGKOL (AVX1S THAZARD)

Purba, Parhimpunan and Yulianto, Moh Endy (2003) RANCANG; BANGUN KOTAK PENYIMPAN IKAN BERINSULASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS IKAN DENGAN PROSES PENDINGINAN SERTA APLIKASINYA PADA IKAN TONGKOL (AVX1S THAZARD). Documentation. FAKULTAS TEKNIK.

[img]
Preview
PDF - Published Version
262Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

807Kb

Abstract

Fish and other fishing production are highly perishable food, so market value of fish production are determined by fresh degrees and power of fish durable (Buckle, et al, 1983, on Hadiwiyoto, 1993). One of method to solve this problem is preservation. Damage of Marine Produce One of determine factor in fish quality is freshen. On marine production, change of quality in taste, texture, and colour can be occurred because bacteri growing. Rate of quality change is depending ou beginning bacteri grade, storage condition, temperature, damp, and atmosphere pressure. Marine product is easier to decomposition if compared other high protein products because : I. Some of marine product include high osmoregulator grade on non protein form like trimetil amin, urea, amino citrate and they are as a good media to bacteria growing 2. Marine products are produced from cool water, so flora bacteria is not easy if chased by cool temperature treatment if compared animals flora or plant. Safety of marine product is depend on dirty pathogen microbial, or caused by histamine as a result incorrect process. Problem of high quality fish that good to consume, or for industries material at the present always needed. (Anggarwati, 1988), Fish chilling with simple method can be done by using ice, sometimes the process can't efficient, and it's caused by hot temperature in trouts area like Indonesia, that caused liquid the ice (Moeljanto, 1982). To defend fish that have coiled in order that at low temperature, we need container that can defend warm from outside (Margaretha, 2000), because place of sellers not fixed. From that explanations, need to researched and made insulation fish box for fish preservation on low temperature. Box can made from wood that insulated by stereofoam and fiberglass. PROBLEMS Fish preservation process by using low temperature is an effort to increase food safety, so need to plan equipment of fish preservation on low temperature and materials are : wood box with stereofoam insulation and fiberglass and will aplicate to tongkol fish (auxis [hazard). This equipment has advantages on short time : Long storage on fish, to improve fish quality, on long time is increase hygiene and fish safety to consume. From this explanation so need to researched design of insulation box storage for fish coiling and we get good quality, hygiene and food safety. RESEARCH PURPOSES Research purposes are : 1. To design and to make insulation fish cool box 2. To increase fish quality by using low temperature. 3. To aplicate insulation cool box on tongkol fish (auxis (hazard) RESEARCH RESULT Have planned fish cool box with measurement 70 an x 50 cm x 40 cm , with capacity 15 kg. Wall of cool box have 4 layers, in order from outside fiberglass, wood, stereofoam, transparency glass and the pictures in enclosure. This box is used to preserve tongkol fish (Auxis thazard). Preservation that done by using ice comparation variation and fish, with storage 48 hours. Fish ratio and ice in order are : 1:1 1:2 and 2:1. Fish quality from this preservation is tested on fat damage with TBA ( Thiobarbituricacid) method, protein damage with Total Volatile Basis (TVB) method, Index of fish freshen with TMAO (Trimetilamine oksida) method, microorganism ingredients with Colonaoi Forming Unit method and organoleptik test like smell, appearance, and texture. Best quality is on preservation with ratio fish i ice I : 2, with number of TBA 0,032 ingr/100gr, and standard of TBA in fish that still good to consume is 3 - 4 mgril0Ogr, number of TVB 4,12 rogr/100tn, and standard of TVB in fish that still good to consume is 30 mgt./100%qt Index of fish freshen is 7,01% ingr N, and limit of freshen index is 17,48 — 19,57 % mg- N. On organoletik test, smell, appearance and texture give result, ratio fish ice 1 /1 and 2/1 give good characters organbleptik. Identity and Institution Department : Chemical engineering in Diploma•III Program Faculty : Engineering University : Diponegoro, Semarang Number of contract : 02/107 11 /PJJ/PL/2003 Ikan dan basil-basil perikanan lainnya merupakan highly pensable food, maka final pasar basil awetan dan olahannya ditentukan oleh derajad kesegaran dan daya awemya (Buckle, el al, 1983, dalam Hadiwiyoto,1993). Salah sate hal untuk mengatasi hal tersebut adalah metode pengawetan.(Hudaya dan Darajad, 1982). Kerusakan Produk Laid Sakti sate faktor penentu kualitas ikan ialah kesegarannya. Pada produksi basil laut pertibahan kualitas dari segi rasa, bark tekstur, dan warna dapat terjadi akibat perminbuhan bakteri. Perubahan kualitas tersebut kecepatannya tergantung dari kadar bakteri awal, kondisi penyimpanan, sulfa, kelembaban dan tekarian atmostir. Produk basil laut bersifat lebih inudah terdekomposisi dibandingkan produk berprotein tinggi lainnya. Hal disebabkan karena I. Beberapa produk basil lam mengandung kadar osmoregulator tinggi dalam bentuk non protein nitrogen seperti trimetil amin, urea, 8SaIll amino dan lain sebagainya yang merupakan media yang baik wank pernimbuhan bakteri 2 Produksi hash! laut dipanen dari air yang dingin sehingga flora bakteri tidak muclah dihambat oleh perlakuan stibu dingin dibanding flora bewail atau tanaman. Keamanan produksi basil laut terutama lergantung dari kemungkinan tercemar mikrobia patogen, atau disebabkan oleh histamin akibat proses penanganan yang kurang tepat. Masalah penyediaan ikan yang berkualitas tinggi balk untuk konsumsi langsung maupun wank bahan baku industri seinakin mendesak dewasa ini (Anggarwati, 1988). Pendinginan atau chilling ikan secara sederhana inurah sects praktis dapat dilakukan dertgan menggunakan es saja. Hanya penerapannya sering tidak efisien. Faktor penyebabnya antara lain &dm udara yang perms di daerah tropis seperti Indonesia dapat mengakibatkan es cepat mencair (Moeljanto, 1982). Untuk mempertaliankan ikan yang telah didinginkan agar suhunya temp rendah,per)u suatu wallah yang dapat menahan terobosan panas dart luar (Marmot:Ma, 2000). Hal ini mengingat temps' berjualan para pedagang yang ticlak tetap dan tanpa terlindungi dart sengatan terik matahati. Mengingat diatas perlu diteliti dan dibuat kotak ikan berinsulasi untuk pengawetan ikan pada suhu rend& Kotak dapat dibuat dart kart yang diinsulasi dengau stercorbam den fiberglass PERUMUSAN MASALAtl Proses pengawetan ikon dengan mengganukan suhu rendah merupakan suatu usaba untuk ineningkatkan keamanan pangan, oleh karena itu perlu dirancang alat pengawet ikan pada Wm rendah yang terdiri dart, kotak kayu berinsulasi stereofoam dan fiberglass serta menpplikaslannya pada ikan tongkol (auxis (hazard) Alat ini mempunyai keuntungan jangka pendek : menmerputnang unit silvan ikon, dan memperhaild Madam ikon, jangka parijang yakni, meningkaikan hygiene dun keamanan than untuk dikonsumsi Mengingat dimas maka perlu diteliti musing bangun kotak penyintpun berinsulasi untuk pendinginan ikan agar kualitits, hygiene dun keamanan pangun dart terpenuhi TUJUAN PENELITIAN Tujuan daripcnelitian ini adalah 1. Merancang dan membangun kotak pendingin ikan berinsulasi 2. Mcningkatkan inutulualitas ikan dengan menggunakan suhu rendah 3. Mengaplikasikan kotak pendingin berinsulasi pada ikan tongkol (auxis thazard) BASIL PENELITIAN Telab dirancang kotak pendingin ikan dengan ukuran 70 cm x 50 cm x 40 cm dengan kapasitas 15 kilogramAdapun dinding kolak pendingin terdiri dart 4 lapis, berturut-smut dart luar : serat gelas, kart, sterofoam, serat gelas transparan. Adapun gambar selengkapnya pada lampiran Kotak ini dipergunakan untuk mengawetkan ikan tongkol (Auxin "!'hazard) . Pengawetan yang dilakukan dengan menggunakan variasi perbandingan es dan ikan dengan masa simpan 48 jam Adapun ratio ikan dan es berturut-turut adalah sebagai berikut 1:1; 1:2 dart 2:1 Kualitas ikan basil pengawetan diuji terhadap kerusakan lemak dengan metoda TBA( Thiobarbitunicacid), kerusakan protein dengan Total volatile basis (TVB), Indeks kesegaran ikan dengan TMAO (Trimetilamine oksida), kandungan mikroorganisme dengan metode Colonoi forming Unit serta uji organoleptik meliputi ban, kenampakan dan tekstur. Kualitas paling balk tercapai pada pengawetan dengan ratio ikan/es 1:2, dengan angka TBA 0,032 mgr/100gr, sedang standar angka TBA than yang masih dapat dikonsumsi 3-4 mgr/100gr, angka TVB 4,12 ingr/100gr, sedang standar TVB ikan yang mast!' dapat dikonsumsi sebesar 30 Inge] 00gr, Indeks kesegaran ikan sebesar 7,01% mgr N, sedang batas indeks kesegaran adalab 17,48-19.57 % mgr N Pada uji organoleptik bau,kenampakan dan tekstur inemberikan basil bahwa ratio ikan es 1/1 dan 2/I memberikan sifat-si fat organoleptik yang baik. Identitas kelembagaan Juntsan program studi Diploma Tiga Teknik Sipil dan Klinia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro No Kontrak : 02/107 11/P.1.1/PL/2003

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
ID Code:21521
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:01 Sep 2010 07:42
Last Modified:01 Sep 2010 07:42

Repository Staff Only: item control page