PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGGEMUKAN SAPI BERBASIS PAKAN LOKAL DI KELURAHAN PODOREJO KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Purbowati, Endang and Mulatsih, Rahayuning Tri and Surahmanto, Surahmanto (2003) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGGEMUKAN SAPI BERBASIS PAKAN LOKAL DI KELURAHAN PODOREJO KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG. Documentation. FAKULTAS PETERNAKAN.

[img]
Preview
PDF - Published Version
498Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
1496Kb

Abstract

Kelurahan Podorejo, kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang mempunyai tanah sawah seluas 86,9 Ha dan tanah kering 947,4 Ha. Tanaman padi di daerah ini dapat diusahakan sepanjang tahun karena tersedianya air irigasi, sehingga merupakan sumber mata pencaharian utama (90%). Dari usaha tanaman padi ini, tersedia limbah berupa jerami padi yang cukup melimpah dan belum dimanfaatkan, karena jumlah ternak sapi relatif sedikit (+ 25 ekor) dan budaya beternak belum memasyarakat (hanya sebagai usaha sambilan dan teknologi pemeliharaan masih sederhana) sehingga produktivitasnya rendah. Melihat data potensi sawah yang ada di desa Podorejo, maka jerami padi yang tersedia setiap musim panen dapat dipergunakan untuk menghidupi 98,718 ST (± 98 — 99 ekor ternak sapi dewasa). Selain itu, dalam proses padi menjadi betas juga menghasilkan limbah berupa bekatul dan dedak padi yang dapat digunakan sebagai pakan sapi untuk memperkaya zat gizi yang tidak ada dalam jerami padi. Dengan penerapan teknologi pakan dan teknologi penggemukan secara intensif, jerami padi, bekatul, dan dedak padi yang dihasilkan di kelurahan Podorejo merupakan sumber daya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ternak sapi dalam rangka meningkatkan pendapatan ash daerah (PAD). Beberapa hasil penelitian membuktikan, bahwa dengan teknologi sederhana jerami padi dapat ditingkatkan kualitasnya untuk pakan dasar sapi potong yang digemukkan. Dilain pihak, bekatul dan dedak padi merupakan bahan pakan sumber energi yang dapat digunakan sebagai pakan penguat bagi ternak sapi. Sapi potong yang diberi pakan yang memenuhi syarat secara kualitas dan kuantitas akan menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi dan konversi pakan yang lebih baik. Selain itu juga ada hasil sampingan berupa kotoran ternak yang berharga. Pemasyarakatan teknologi penggemukan sapi di Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngalian, Kabupaten Semarang dilakukan dengan pelatihan pemeliharaan sapi yang diberi pakan jerami padi berkualitas dan bahan pakan lokal dari limbah iridustri pertanian. Dengan pelatihan ipteks yang diusulkan ini, diharapkan masyarakat dapat menguasai teknologi penggemukan sapi, sehingga diharapkan petani/petemak dapat meningkatkan pendapatannya. Permasalahan yang dapat diidentifikasi dan akan dicoba atasi di kelurahan Podorejo adalah: 1. Menumpuknya jerami padi di kelurahan Podorejo yang mengganggu lingkungan. 2. Kurangnya pengetahuan petani di kelurahan Podorejo dalam mengelola sumber daya alam yang ada, khususnya teknologi penggemukan sapi potong, padahal teknologi ini layak dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan/pendapatan petani. Usaha penggemukan sapi dengan pakan lokal dan jerami teramoniasi di kelurahan Podorejo sangat prospektif dikembangkan, mengingat tanaman path dapat diusahakan sepanjang tahun dan 90% sumber mata pencaharian penduduk dari pertanian. Jadi usaha meningkatkan kesejahteraan petani di kelurahan Podorejo dapat dilakukan dengan memanfaatkan jerami padi yang banyak tersedia di kelurahan tersebut sebagai pakan sapi potong. Agar mampu mendorong peningkatan ash daerah (PAD), maka kegiatan IPl'EKS ini dilakukan dengan ruang lingkup kegiatan yang bertahap. Kegiatan tahap I adalah pelatihan pembuatan pakan berkualitas dari jerami padi, dan pelatihan teknologi penggemukan sapi potong. Kegiatan tahap II merupakan praktek lapangan penggemukan sapi potong. Kegiatan tahap akhir adalah evaluasi dan pembekalan akhir. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah : 1. Memanfaatkan sumber daya lokal yang berlimpah seperti jerami padi dan limbah industri pertanian (bekatul atau dedak padi) sebagai pakan sapi sehingga dapat dihitung potensi daerah tersebut untuk penggembangan ternak. 2. Melatih petani membuat pakan berkualitas dari jerami path untuk penggemukan sapi. 3. Memasyarakatkan usaha penggemukan sapi secara internsif sebagai alternatif usaha pertanian terpadu (perpaduan usaha pertanian dan peternakan), sehingga terjadi dinamika kelompok. 4. Terbentuknya kelompok tani dan ternak serta pelaku agribisnis peternakan. Manfaat yang diharapkan dari hasil kegiatan ini adalah : 1. Memberikan alternatif lapangan pekerjaan baru dalam bidang usaha ternak 2. Memberdayakan petani agar menggunakan jerami padi dan bahan pakan lokal lainnya sebagai pakan sapi. 3. Mendorong terbentuknya wirausaha baru dalam bidang usaha ternak sapi potong dan pengolahan jerami padi. 4. Membantu program pemerintah dalam menyelesaikan krisis ekonomi Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, secara garis besar kerangka pemecahan masalah pada penerapan program IPTEKS ini adalah UNDIP dan Dinas Pertanian serta Lembaga Terkait akan berupaya memberdayakan petani dalam mengelola sumber daya lokal yang ada di daerahnya (limbah pertanian dan industrinya) untuk usaha peternakan sapi potong/kerbau melalui pelatihan pembuatan pakan berkualitas dan teknologi penggemukan ternak tersebut, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani petemak. Realisasi pemecahan masalah adalah dilakukan penyuluhan mengenai teknologi penggemukan sapi/kerbau dan pengolahan pakan yang dilaksanakan pada tanggal 22 September 2003 yang dihadiri oleh para petani peternak. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan diskusi dengan petani peternak. Pertemuan ini diakhiri dengan demonstrasi pembuatan jerami padi amoniasi. Setelah pemeraman jerami amoniasi sekitar 2 minggu dilakukan pembongkaran dan uji cobs pemberiannya pada ternak setelah diangin¬anginkan tetlebih dahulu selama kurang lebih 2 jam. Selain itu juga pemberian pakan tambahan berupa bekatul padi dan garam. Khalayak sasaran dalam usaha penggemukan sapi potong adalah petani yang tinggal di kelurahan Podorejo, kecamatan Ngaliyan, kota Semarang. Hal ini karena petani tesebut akan dengan mudah memanfaatkan jerami padi dan limbah industri pertanian sebagai pakan sapi potong. Selanjutnya diharapkan secara langsung menerapkan dan menjadikan usaha penggemukan sapi potong menarik bagi petani lain, sehingga akan terbentuk kelompok tani ternak. Petugas Punyuluh Lapangan (PPL) dan Petugas Dims Peternakan (PDP) kecamatan Ngaliyan merupakan khalayak sasaran antara yang strategis sehingga kegiatan ini dapat berkelanjutan. Dalam kegiatan ini petani memberikan kontribusi dengan cara menyediakan ternak sapi/kerbau, bahan pakan ternak berupa jerami padi, dan bekatul atau dedak padi. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kota Semarang dan Petugas Dinas Petemakan Kota Semarang akan dilibatkan secara langsung sebagai mediator mulai dad pelatihan, praktek lapangan, maupun pembekalan akhir. Bila PPL dan PDP menguasai teknologi ini, maka dapat diharapkan akan menerapkan bersama petani. Kelompok dosen dad Fakultas Peternakan UNDIP dalam hal ini sebagai narasumber dalam memberikan pelatihan teknik pembuatan pakan sapi yang berkualitas, dan teknik penggemukan ternak sapi/kerbau secara intensif. Untuk mencapai tujuan dari kegiatan yang akan diterapkan, maka kegiatan penerapan IPTEKS ini dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan dengan metode pendidikan penyuluhan dan demonstrasi. Tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahap I: Pelatihan Pelatihan diikuti 20 peserta yaitu petani yang ada di desa Podorejo. Pembinaan berasal dad Fakultas Petemakan UNDIP dan PPL Dinas Pertanian Kota Semarang. Metode pelatihan meliputi: teknik penggemukan sapi potong, dan pembuatan pakan berkualitas dengan ceramah. b. Tahap II: Praktek Lapangan Setelah peserta mendapat pelatihan I, selanjutnya tahap uji coba dengan menerapkan di lapangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat pakan sapi berkualitas dari bahan pakan lokal, dan menggemukkan sapi, dilanjutkan perbaikan tempat pakan dan minum ternak mil ik petani peternak terpilih. Metode yang digunakan pada pembuatan pakan berkualitas adalah demonstrasi. c. Tahap III: Pembongkaran Jerami Padi teramoniasi Setelah 3 minggu pemeraman jerami padi teramoniasi, dilakukan pembongkaran, diangin anginkan 2 jam dan diuji cobakan kepada ternak, juga pemberian pakan penguat (dedak padi) d. Tahap III: Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah praktek lapangan selesai. Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan pembekalan akhir. Hasil kegiatan penerapan ipteks yang dapat dilaporkan adalah pada awal kegiatan penerapan iptek ini dilaksanakan, di Kelurahan Podorejo pada kondisi akhir musim kemarau dan awal muslin penghujan. Pada saat muslin kemarau, ternak sapi sudah banyak yang dijual karena sulitnya memperoleh pakan berupa hijauan, sehingga populasinya sangat sedikit. Kebiasaan petani ternak di desa Podorejo adalah memberikan pakan pada ternaknya dengan cara digembalakan di daerah sekitar hutan. Temak ruminansia besar diperlukan petani untuk membantu mengolah sawahnya, sehingga petani banyak memelihara ternak kerbau. Pemilihan ternak kerbau sebagai pembajak sawah, karena pakannya lebih mudah daripada ternak sapi terutama di musim kemarau. Tegasnya, kerbau lebih dapat mernanfaatkan pakan berkualitas rendah daripada sapi. Ternak kerbau ini kadang-kadang diberi jerami padi kering apabila rumput sangat sulit didapat. Apabila tidak digunakan sebagai pembajak sawah, pemeliharaan kerbau dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1 Pada pagi bad, ternak kerbau dibawa pergi (digembalakan) di daerah sekitar hutan untuk memperoleh pakan berupa hijauan hingga siang hari saat peternak akan istirahat untuk makan siang dan sholat. 2. Pada siang menjelang sore hari, ternak kerbau digembalakan lagi. 3 Pada sat tidak digembalakan, ternak kerbau ditempatkan di kandang sementara. Kandang yang sangat sederhana tanpa dinding ini sewaktu-waktu dapat dipindah dengan mudah sesuai situasi dan kondisi. Pembuatan kandang demikian ini karena penduduk keberatan apabila ada kandang di sekitar pemukiman penduduk, tetapi pemilik ternak juga keberatan membuatkan kandang ternaknya di tempat yang agak jauh dari tempat tinggalnya. Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pertanian dan peternakan di kelurahan Podorejo umumnya adalah orang-orang yang telah tua. Pemuda di daerah ini tidak tcrtarik untuk berusaha/bekerja di bidang peternakan dan pertanian, karena meskipun suasana desa masih ada di daerah ini, tetapi karena letak daerah ini dekat dengan kota Semarang, maka para pemuda lebih tertarik untuk bekerja di kota dengan penghasilan yang lebih pasti. Hal inilah yang mengakibatkan usaha peternakan di kelurahan Podorejo tidak berkembang, meskipun potensi daerahnya mendukung, sehingga realisasi pembentukan kelompok tani ternak juga sulit untuk diwujudkan. Hasil evaluasi pelatihan adalah sebagai berikut: Sebelum pelatihan, masyarakat di Kelurahan Podorejo pada umumnya : a. Bclum mcngctahui tcknologi pcnggcmukan sapi dan kcrbau untuk mcmproduksi daging. b. Belum mengetahui pemanfaatan jerami padi sebagai pakan berkualitas, sehingga biasanya hanya dilakukan pembakaran jerami atau dibiarkan di sawah dan diambil oleh masyarakat dari daerah c. Tidak mengetahui kalau jerami padi dapat diolah menjadi pakan sapi dan kerbau. Setelah dilakukan pelatihan, maka peternak di Podorejo : a. Mengetahui teknologi penggemukan sapi dan kerbau untuk produksi daging. b. Terampil dalam usaha penggemukan sapi dan kerbau secara kereman. c. Menjadi tahu, bahwa jerami padi yang melimpah di Podorejo dapat digunakan sebagai pakan sapi dan kerbau yang baik. d. Mengetahui cara pengolahan jerami padi menjadi pakan sapi dan kerbau yang berkualitas. e. Terampil di dalam pembuatan pakan sapi dan kerbau berkualitas dari jerami padi serta pemanfaatannya. f Ada keinginan mengubah sikap dalam memanfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak, terutama pada saat rumput sulit didapat. Hasil evaluasi produk jerami amoniasi adalah sebagai berikut: a. Jerami padi yang telah diamoniasi meningkatkan kadar protein kasarnya dan2% menjadi 8,5%. b. Pengolahan jerami padi sebanyak 1 kw (satu silo dengan diameter 80 cm dan tinggi 100 cm) dapat digunakan untuk pakan sapi atau kerbau selama 20 hari dengan pakan tambahan bekatul padi sebanyak 1 kg/ekor/hari. Hasil evaluasi uji coba jerami amoniasi pada ternak kerbau adalah sebagai berikut: Pada saat jerami amoniasi diujicobakan, ternak kerbau belum mau memakannya, karena ternak kerbau baru selesai digembalakan (telah makan rumput) di daerah sekitar hutan. Selain itu kondisi daerah yang telah memasuki muslin penghujan, sehingga rumput lebih mudah didapat turut mendukung ternak sulit untuk menerima jerami amoniasi. Meskipun demikian, peternak masih berusaha memberikan jerami amoniasi pada ternaknya selama seminggu. Selain jerami amoniasi, ternak kerbau juga diberi bekatul padi dan garam dengan cara dikombor (dicampur dengan air). Dalam manajemen pemberian pakan, penggantian pakan harus dilakukan secara bertahap. Apabila ternak sudah terbiasa makan rumput, kemudian akan diganti dengan pakan berupa jerami padi, maka pemberian jerami padi harus sedikit demi sedikit. Pertama-tama, jerami padi harus dicampur dengan rumput dan secara bertahap jumlah jerami padi ditingkatkan hingga pakan ternak berganti menjadi jerami padi. Manajemen penggantian pakan ini sulit dilaksanakan di daerah pengabdian, karena peternak tidak terbiasa menyabitkan (menyediakan) rumput untuk ternaknya di kandang. Ternak digembalakan dan dibiarkan mencari rumput sendiri. Oleh karena saat uji coba jerami padi amoniasi ini rumput sudah banyak tersedia, maka peternak lebih senang menggembalakan ternaknya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak tersebut. Hal ini mengakibatkan Tim Pengabdian tidak bisa mengevaluasi pertambahan bobot badan ternak yang diberi pakan jerami padi amoniasi. Namun hal yang menggembirakan adalah peternak akan mencoba penggunaan jerami padi amoniasi apabila rumput sulit didapat di muslin kemarau yang akan datang. Basil kegiatan program IPTEKS ini dapat disimpulkan, bahwa dengan cara amoniasi, jerami padi dapat menjadi pakan yang berkualitas. Ada keinginan dari peternak untuk membuat dan memanfaatkannya jerami padi amoniasi sebagai pakan, terutama pada musim kemarau.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:21480
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:31 Aug 2010 09:20
Last Modified:31 Aug 2010 09:20

Repository Staff Only: item control page