PERBANDINGAN KUALITAS BAK TERIOLOGIS, POLA MIKROORGANISME, DAN KELAYAKAN PENGGUNAAN BASKOM CUCI TANGAN ANTISEPTIK PADA TIGA KONSENTRASI DAN CARA PENYEAPAN DI BANGSAL ANAK RSUP DR. KARIADI

FARIDA, HELMIA and LESTARI, ENDANG SRI (2004) PERBANDINGAN KUALITAS BAK TERIOLOGIS, POLA MIKROORGANISME, DAN KELAYAKAN PENGGUNAAN BASKOM CUCI TANGAN ANTISEPTIK PADA TIGA KONSENTRASI DAN CARA PENYEAPAN DI BANGSAL ANAK RSUP DR. KARIADI. Documentation. FAKULTAS KEDOKTERAN.

[img]
Preview
PDF - Published Version
258Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

801Kb

Abstract

Latar belakang : Cuci tangan merupakan cam terpenting dalam pencegahan infeksi nosokomial. Namun tidak semua fasilitas kesehatan di Indonesian memiliki sarana cuci tangan standar, yaitu sarana air mengalir. Sebagai altematif digunakan unit baskom cuci tangan yang terdiri dari baskom larutan antiseptik dan baskom air pembilas. Sayangnya belum ada studi/kepustakaan yang mengevaluasi baskom sebagai sarana cud tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas bakteriologis baskom cuci tangan khususnya setelah pemakaian berulang untuk cuci tangan, serta untuk menguji apakah dengan peningkatan konsentrasi dan penyiapan yang lebih baik akan dicapai kondisi baskom yang lebih ideal. Sexing : Bangsal Anak RSUP Dr Kariadi Semarang. Metoda : Jenis penelitian ini adalah randomized-controlled trial. Sebagai antiseptiknya digunakan larutan kombinasi 1,5% w/v Klorheksidin glukonat dan I5%w/v Setrimid. Unit baskom cuci tangan A, terdiri dad baskom antiseptik konsentrasi antiseptik yang biasa digunakan di bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi (konsentrasi AIM 0,67%) dengan air pelarut dan pembilas berasal dari air kran. Unit baskom B sebagai baskom pembanding, terdiri dari baskom antiseptik dengan konsentrasi 1% dengan pelarut dan pembilas akuades, dengan penyiapan dengan lebih baik, yaitu dengan pencucian, pengeringan dan desinfeksi baskom. Unit baskom C, terdiri dari baskom antiseptik dengan konsentrasi 1,5% dengan air pelarut dan air pembilas digunakan akuades, dengan penyiapan seperti baskom B. Data primer berupa basil hitung kuman dari masing-masing larutan antiseptik dan air pembilasnya sebelum digunakan cuci tangan, setelah digunakan untuk cuci tangan 5 orang, 10, dan 15 orang. Data dianalisa dengan analisis univariat 2 tahap (two way Anova). Tingkat kekotoran tangan petugas kesehatan yang cuci tangan di dalam baskom diperkirakan dengan mendata aktivitas selama 1 jam terakhir sebelum cuci tangan, dan dianalisa dengan two way Anova. Hasil : Jumlah kuman pada ketiga cara penyiapan baskom meningkat dengan peningkatan jumlah orang yang cuci tangan dalam baskom tersebut. Peningkatan menjadi bermakna setelah terdapat 10 orang cuci tangan dalam baskom yang sama. Peningkatan konsentrasi dari 0,67% ke 1% memberikan perbedaan bermakna dalam jumlah hitung kuman, sedangkan dari 1% ke 1,5% tidal( memberikan perbedaan bemutkna. Larutan antiseptik pada baskom 0,67% masih layak digunakan sampai dengan cuci tangan ke 5, sedangkan larutan antiseptik pada baskom 1% dan 1,5% layak digunakan sampai cuci tangan ke 15. Kesimpulan : penggunaan larutan antiseptik pada konsentrasi yang direkomendasikan (1%) dengan penyiapan yang lebih balk dapat memberikan kondisi baskom cuci tangan yang lebih baik. Namun peningkatan konsentrasi di atas konsentrasi tersebut temyata tidak memberikan kondisi yang lebih bait Background: Hand washing is the single-most important method for preventing nosocomial infection. Unfortunately, not all of the healthcare provider in Indonesia could provide such of standard hand washing facilities, particularly running water. In such condition, units of wash bowl, which contain of antiseptic and rinsing water, are used The problem is, there A. still neither study nor literature, which evaluated the use of wash bowls for hand washing. The purposes of this study were to evaluate the bacteriological quality of the wash bowls, especially after repeated use, and to study whether the higher concentration ofamiseptic and the better preparation could provide better bacteriological quality of the wash bowl unit. Setting : Pediatric Ward of Dr Kariadi General Hospital Semarang. Methods: The study was a randomized-controlled trial. A combination of 1,5% w/v Chlorhexidine gluconate and 15% Cetranide was used. Wash bowl unit A, consisted of diluted antiseptic (final concentration 0.67%) and tap water as rinsing, water. Wash bowl unit B as control, consisted of diluted antiseptic (final concentration 1%) and distilled water as rinsing water, both were prepared with drying and disinfection with 70% alcohol. Wash bowl unit C, consisted of diluted antiseptic final concentration 1.5%) and distilled water as rinsing water, with the same method of preparation as wash bowl. Specimens from each wash bowl were taken at the beginning of the study and after 5,10,15 healthcare workers performed hand washing. Number of bacteria was determined by plating 5 micro liter of specimen on Blood Agar plate and the developing colonies counted after 18-24 hours of incubation in 37°C incubator. Numbers of colonies in each specimen were then analyzed by two ways ANOVA. Diversity of degree of healthcare workers' hands dirtiness was assessed by documenting their activity during last an hour before performing hand wash, and was compared with two ways ANOVA. Result: Wash bowls of 0.67% concentration Cower than recommended concentration), yielded significantly higher number of bacteria per milliliter than wash bowl 1 % and 1.5%. Wash bowl 1.5% didn't yield significantly different number of bacteria per milliliter from wash bowl 1%. Mean of bacteria per milliliter in wash bowl A increased more than 250 so that they considered as no longer satisfy the qualification, after 5 hand washing performed Wash bowl B and C was considered satisfy until 15 hand washings were performed No significant different of healthcare workers' hands dirtiness among groups except those between 1.5% and 0.67% groups, of which wash bowl 1.5% were used by significantly dirtier hands, still the colony counting of wash bowl 1.5% was smaller than of that wash bowl a 67%. Conclusion : Using antiseptic wash howl in the recommended concentration (/ %) with the better preparation could provide the better condition of wash bowl. But when the concentration was increased, it didn't bring such that condition.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:Faculty of Medicine > Department of Medicine
Faculty of Medicine > Department of Medicine
ID Code:21463
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:31 Aug 2010 08:20
Last Modified:31 Aug 2010 08:20

Repository Staff Only: item control page