HUBUNGAN GANGGUAN FUNGSI ENTERAL TERHADAP KEJADIAN DIARE BERULANG PADA ANAK UMUR 1-24 BULAN

Abstract

Latar belakang: Diare masih merupakan rnasalah kesehatan masyarakat dan secara bermakna menyebabkan morbiditas dan mortalitas anak di seluruh dunia. Di negara yang sedang berkembang diperkirakan lebih dari 5 juta anak meninggal setiap tahun akibat diare. Di negara maju pun, diare tetap merupakan masalah kesehatan yang bermakna. Sebagian besar penderita ini (60-80%) aclalah anak ciibawah usia 5 tahun, dengan perkiraan setiap anak pada kelompok usia ini rata-rata mengalami lebih dari satu kali kejadian diare setiap tahunnya. Metode penelitian ini merupakan penelitian kohort. Subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua, kelompok dengan faktor gangguan fungsi enteral berat dan kelompok faktor gangguan fungsi enteral ringan, diikuti selaina 3 bulan, kemudian dibandingkan insiden terjadinya diare berulang pada kelompok dengan faktor risiko dengan kelompok tanpa faktor risiko. Hasil Umur kejadian diare terbanyak pada anak 6-12 bulan, yang mengalarni diare berulang sebagian besar anak dengan gangguan fungsi enteral berat, dan kebanyakan diantaranya Nilai lgA sebagian besar dalam batas normal. Pada tabel 3 tampakbahwa bahwa status gizi KEP sedang pada saat follow-up rnempunyai risiko menderita diare berulang 4,1 kali lebih besar dibanding yang gizi baik, akan tetapi mengingat nilai interval kepercayaan yang melingkupi angka nol maka variabel ini belum dapat disimpulkan sebagai faktor risiko. Kesimpulan : Gangguan fungsi enthral berat merupakan faktor risiko terjadinya diare berulang. Derajat gangguan fungsi enteral berhubungan kadar IgA serum, dimana semakin rendah IgA maka diikuti penambahan derajat bent gangguan fungsi enteral.